tirto.id - Investor dari Cina dikabarkan telah menyiapkan dana Rp9 triliun untuk melakukan penanaman investasi di Maluku Utara (Malut) yaitu melalui peningkatan kerja sama di sektor pertambangan.
"Kunjungan kerja Gubernur ke Cina bahas kerja sama di sektor pertambangan dan kelautan bersama dengan pemerintah Provinsi Guangzhou, Cina melalui pembangunan smelter," kata Vice President PT Jinchun Group Mr Yao Wei Xin di Ternate, Sabtu (26/7/2016).
Dia mengatakan Maluku Utara dipilih sebagai daerah tujuan kerja sama dikarenakan 65 persen ekspor tambang nikel Indonesia berasal dari Malut.
"Sebenarnya sudah dilakukan nota kesepahaman Memorandum of Understanding [MoU] di Jakarta, bahkan awalnya, belum ditemukan lokasi kerja sama. Namun, setelah bertemu Gubernur Abdul Gani Kasuba, lalu diputuskan Maluku Utara sebagai lokasi kerja sama dan tidak hanya smelter, karena investor akan merambah beberapa potensi perikanan dan pendidikan," katanya.
Menurutnya, dipilihnya Malut karena dukungan dari pemda yang dirasa sangat membantu investasi pemerintah Provinsi Guangzhou.
"Seperti kemudahan perizinan dalam berinvestasi serta pembangunan pabrik smelter ini menjadi titik awal berinventasi di Malut dan lokasi yang akan digarap yaitu di Pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan dengan nilai investasi sebesar Rp9 triliun," katanya.
Sementara itu, Gubernur Malut Abdul Gani Kasuba ketika dihubungi mengatakan dengan kunjungannya itu akan banyak belajar terutama mengenai kultur Cina dan toleransi antara umat beragama yang cukup tinggi.
Dia mengaku dalam kunjungannya ke Cina dilibatkannya Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Imran Yakub ke dalam rombongan agar Imran Yakub dapat belajar tentang kemajuan pendidikan di Cina.
"Saya berencana membangun sekolah berbahasa Mandarin di Halmahera Selatan supaya ke depan generasi kita tidak hanya bisa berbahasa Inggris tetapi juga Mandarin," katanya.
Abdul Gani mengatakan, dirinya tidak sekedar jalan-jalan ke Cina tetapi karena ini berhubungan dengan kepentingan investasi.
"Saya merasa senang karena Cina sangat terbuka, terutama soal kerja sama ini dengan tujuan agar semua hasil bumi Maluku Utara tidak lagi dibawa keluar," katanya.
Sebab, jika dibawa keluar, maka daerah tidak dapat apa-apa tapi mereka sudah berkomitmen apa yang ada di sini tetap dibuat di sini, begitu juga bidang kehutanan dan perikanan sekarang mereka sudah merespon secara baik. Jadi, sektor perikanan dan kehutanan juga menjadi prioritas para investor dari Cina.
Penulis: Ign. L. Adhi Bhaskara
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara