tirto.id - Presiden Joko Widodo meminta kepada seluruh Kementerian dan Lembaga untuk membuat strategi khusus yaitu dengan menyusun target pertumbuhan ekonomi yang mencerminkan kehati-hatian terhadap risiko ekonomi global, seperti resesi. Hal itu disampaikan Jokowi saat Sidang Kabinet Paripurna Persiapan Ramadan dan Idulfitri 1445 Hijriah di Istana Negara, Senin (26/2/2024).
"Kita tahu beberapa negara seperti Jepang, Inggris yang baru saja masuk resesi itu. Sehingga antisipasi dalam menyusun target pertumbuhan juga harus mencerminkan kehati-hatian tapi optimisme dan kredibilitas harus tetap kita jaga," kata Jokowi.
Jokowi pun menyoroti tentang situasi dan risiko ketidakpastian ekonomi global yang berpengaruh pada kerangka ekonomi makro tahun 2025. Dia menuturkan, beberapa negara seperti Inggris dan Jepang sudah masuk ke dalam resesi.
Tidak hanya itu, Jokowi juga meminta agar pemerintah pusat dan daerah melakukan penajaman anggaran dan menyiapkan rencana alternatif (contingency plan) jika terjadi gejolak maupun krisis ekonomi.
"Lakukan penajaman fokus pemerintah pusat dan daerah dengan menyiapkan rencana alternatif jika ada gejolak dan krisis," kata Jokowi.
Dikutip dari Antara, ekonomi Jepang dilaporkan tergelincir ke dalam resesi setelah dua kuartal mengalami kontraksi pada kuartal ketiga dan keempat tahun lalu.
Menurut data pemerintah Jepang pada Kamis (15/2/2024), ekonomi negara itu menyusut pada tingkat tahunan sebesar 0,4 persen pada periode Oktober-Desember karena daya belanja yang lemah.
Produk domestik bruto (PDB) riil, nilai total barang dan jasa yang diproduksi di Jepang, menyusut 0,1 persen dari kuartal sebelumnya, menurut angka awal pemerintah. Menurut Kantor Kabinet Jepang, hal ini menandai kontraksi untuk kuartal kedua setelah penurunan 0,8 persen yang tercatat pada kuartal ketiga 2023.
Sementara itu, menurut data dari Office for National Statistics, perekonomian Inggris dilaporkan terkontraksi sebesar 0,1 persen pada kuartal III 2023. Kinerja perekonomian yang negatif itu berlanjut pada kuartal IV 2023 dengan penurunan sebesar 0,3 persen.
Penulis: Irfan Amin
Editor: Intan Umbari Prihatin