Menuju konten utama

Indonesia & Libya Jajaki Peluang Kerja Sama Bidang Tenaga Kerja

Kementerian Ketenagakerjaan RI menjajaki peluang kerja sama Indonesia dengan Libya di bidang ketenagakerjaan.

Indonesia & Libya Jajaki Peluang Kerja Sama Bidang Tenaga Kerja
Menaker Ida Fauziyah ketika melakukan pertemuan dengan Duta Besar Libya untuk Indonesia Zakarya Muhammad Mustafa El-Moghrabi, di kantor Kemnaker Jakarta, Selasa (21/5/2024). (FOTO/Biro Humas Kemnaker)

tirto.id - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) RI menjajaki peluang kerja sama dalam bidang ketenagakerjaan dengan Pemerintah Libya. Kerja sama Indonesia-Libya ini akan mencakup sejumlah program terkait ketenagakerjaan.

Menteri Ketenagakerjaan RI Ida Fauziyah menyatakan kerja sama Indonesia dengan Libya tersebut akan meliputi pengembangan K3, penempatan ‎tenaga kerja profesional, dan program pelatihan yang direalisasikan dalam bentuk ‎pertukaran informasi dan kunjungan.

Selain itu, kerja sama kedua negara juga akan mencakup program comparative study atau benchmarking, ‎penyelenggaraan seminar dan konferensi, proyek bersama, bantuan teknis, hingga pertukaran tenaga ahli.‎

"Saya ingin inisiasi dan penjajakan kerja sama antara ‎Pemerintah Libya dan Pemerintah Indonesia di bidang ketenagakerjaan dapat ‎segera terwujud,” ucap Menaker Ida Fauziyah ketika melakukan pertemuan dengan Duta Besar Libya untuk Indonesia Zakarya Muhammad Mustafa El-Moghrabi, di kantor Kemnaker Jakarta, Selasa (21/5/2024).

Lebih lanjut Menaker Ida Fauziyah menjelaskan, berkaitan dengan penempatan pekerja migran, pemerintah Indonesia telah memberlakukan kebijakan moratorium untuk penempatan pekerja migran Indonesia ke negara-negara di Timur Tengah sesuai dengan UU Nomor 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia.

Menurut Ida, Pemerintah Indonesia mensyaratkan beberapa hal bagi negara penempatan, yaitu memiliki peraturan yang melindungi tenaga kerja asing di semua sektor; mempunyai perjanjian dengan Pemerintah Indonesia; memiliki sistem jaminan sosial atau asuransi yang melindungi tenaga kerja asing; dan memiliki integrasi sistem antara Pemerintah Indonesia dengan negara penempatan.

“Pemerintah Indonesia memiliki kebijakan yang menekankan penempatan pekerja migran Indonesia yang mempunyai keterampilan sesuai dengan bidangnya dan tersertifikasi untuk pekerjaan di sektor formal,” kata Ida Fauziyah.

Sedangkan kerja sama yang akan dikembangkan dengan Libya dalam bentuk pelatihan, tutur Ida Fauziyah, adalah pelatihan dari bidang kejuruan yang banyak diminati dan sangat potensial seperti kejuruan otomotif, informatika, dan telekomunikasi, garmen, las, dan Listrik.

“Kerja sama kedua negara di bidang pelatihan nantinya akan dikembangkan melalui skema exchange training program,” ungkap Ida.

Menaker Ida berharap, melalui pertemuan dengan Dubes Zakarya Muhammad Mustafa El-Moghrabi, dapat menjadi momentum baru untuk mengembangkan kerja sama bidang ketenagakerjaan yang saling menguntungkan antara Indonesia dan Libya.

“Semoga kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Libya dapat semakin erat dan memberikan keuntungan ‎bagi kedua negara,” ujarnya.

(INFO KINI)

Penulis: Tim Media Servis