Menuju konten utama

IMF Desak Intervensi Fiskal Turunkan Utang Global

Laporan Monitor Fiskal yang dikeluarkan IMF menyebutkan bahwa utang global mencapai rekor tertinggi yang mencapai 152 triliun dolar AS. IMF pun mendesak adanya intervensi fiskal untuk menurunkan risiko utang global.

IMF Desak Intervensi Fiskal Turunkan Utang Global
International Monetary Fund. [foto/shutterstock]

tirto.id - Berdasarkan laporan Monitor Fiskal terbarunya tahun ini, Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) menyebutkan utang global telah mencapai 225 persen output ekonomi global tahun 2015 atau naik dari sekitar 200 persen pada 2002. Hal ini mendorong IMF merancang kebijakan fiskal yang dapat membantu menurunkan risiko-risiko dari rekor tingginya utang global, menuju pemulihan dan stabilitas keuangan global.

"Utang global sektor non keuangan ada pada 225 persen dari PDB dunia, yang terdiri dari pemerintah, rumah tangga, dan perusahaan non keuangan. Saat ini berada pada tertinggi selama ini," kata IMF yang berbasis di Washington dalam laporan Monitor Fiskalnya, seperti dilansir Antara, Kamis (6/10/2016).

Untuk mengurangi risiko yang disebabkan oleh utang yang tinggi terhadap pertumbuhan global dan stabilitas, Gaspar percaya kebijakan fiskal dapat memainkan peran penting.

"Intervensi fiskal yang ditargetkan dalam bentuk program yang disponsori pemerintah untuk membantu merestrukturisasi utang swasta dan dukungan publik untuk restrukturisasi sektor keuangan dapat sangat efektif mengurangi kerugian output yang terkait dengan deleveraging sektor swasta," kata Vitor Gaspar, Direktur Departemen Urusan Fiskal IMF.

Namun, Gaspar melajutkan, agar dapat berjalan efektif, kebijakan fiskal tersebut harus dirancang secara memadai dan tunduk pada prinsip-prinsip tata kelola yang kuat. Menindaklanjuti hal itu, IMF mendesak dukungan fiskal itu juga disertai dengan seruan untuk melanjutkan kebijakan moneter akomodatif dan percepatan reformasi struktural yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi ekonomi negara.

"Jenis-jenis kebijakan ini bisa sangat berguna di Tiongkok," kata Gaspar. "Tetapi untuk bisa berjalan, mereka harus dirancang secara memadai dan tunduk pada prinsip-prinsip tata kelola yang kuat."

Sebelumnya, laporan Monior Fiskal yang dikeluarkan IMF menyebutkan utang global sektor non-keuangan telah mencapai 152 triliun dolar AS pada 2015. Sekitar dua-pertiga, atau 100 triliun dolar AS, berasal dari sektor swasta dan sisanya dari utang publik.

“Hal ini [utang swasta] terutama terjadi di negara-negara emerging markets yang cenderung memotong pengeluaran pemerintah pada saat krisis, yang mencerminkan kondisi keuangan ketat," kata Gaspar.

Gaspar menjelaskan, utang swasta yang berlebihan adalah headwind besar terhadap pemulihan global dan risiko terhadap stabilitas keuangan. Peningkatan pesat dalam utang swasta, menurut laporan Monitor Fiskal, sering berakhir dalam krisis keuangan. “Resesi keuangan yang lebih lama dan lebih dalam dari resesi normal," jelas Gaspar.

Untuk mengurangi risiko yang disebabkan oleh utang yang tinggi terhadap pertumbuhan global dan stabilitas, Gaspar percaya kebijakan fiskal dapat memainkan peran penting.

"Intervensi fiskal yang ditargetkan dalam bentuk program yang disponsori pemerintah untuk membantu merestrukturisasi utang swasta dan dukungan publik untuk restrukturisasi sektor keuangan dapat sangat efektif mengurangi kerugian output yang terkait dengan deleveraging sektor swasta," kata Gaspar.

Baca juga artikel terkait IMF atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari