Menuju konten utama

IHSG Menguat 2,34 Poin pada Pembukaan Perdagangan Hari Ini

“Kami perkirakan IHSG akan melanjutkan pelemahan seiring peningkatan wabah COVID-19 di luar Cina yang menimbulkan kekhawatiran terhadap perekonomian global”

IHSG Menguat 2,34 Poin pada Pembukaan Perdagangan Hari Ini
Ilustrasi ihsg. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/aww.

tirto.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) menguat 2,34 poin atau 0,04 persen menjadi diperdagangkan pada 5.455,05 poin pada pembukaan perdagangan Senin (2/3/2020) pagi.

Sementara, kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 0,69 poin atau 0,08 persen menjadi 880,22 poin. Meski mengalami kenaikan, tim Riset Samuel Sekuritas memperkirakan indeks tidak akan bertahan lama di zona hijau.

“Kami perkirakan IHSG akan melanjutkan pelemahan seiring peningkatan wabah COVID-19 di luar Cina yang menimbulkan kekhawatiran terhadap perekonomian global,” tulis tim riset Samuel Sekuritas sebagaimana dikutip dari Antara.

Tidak hanya bursa global dan regional, dampak wabah tersebut juga membuat aktivitas pabrik di Cina turun cukup dalam pada Februari sesuai dengan rilis Purchasing Manager Index oleh Biro Statistik Nasional pada Sabtu (29/2/2020) lalu, yang turun menjadi 35,7. Angka tersebut merupakan titik terendah.

Sementara dari domestik, pada pagi hari ini terdapat rilis data ekonomi domestic yait data inflasi Februari 2019. Konsensus memperkirakan inflasi Februari sebesar 0,18 persen (mom) dan 2,86 persen (yoy).

Bursa saham regional Asia Senin (2/3/2020) pagi ini antara lain indeks Nikkei di Jepang menguat 108 poin atau 0,51 persen ke 21.251 poin, indeks Hang Seng menguat 67,2 poin atau 0,26 persen ke 26.197,1, dan indeks Straits Times melemah 5,78 poin atau 0,19 persen ke 3.005,3 poin.

Penutupan Perdagangan Jumat (28/2/2020)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah kembali pada posisi 5.452,7 poin setelah mengalami penurunan 82,99 poin atau 1,5 persen. Sedangkan, Indeks LQ45 atau kelompok 45 saham unggulan bergerak turun 13,23 poin atau 1,48 persen menjadi 879,53 poin.

Maraknya penyebaran virus Corona di luar Cina masih membayangi pergerakan indeks pada perdagangan hari Jumat (28/2/2020) pekan lalu. Namun kendati demikian, analis Indopremier Sekuritas mengatakan bahwa pelemahan pada indeks wajar terjadi melihat bursa global maupun regional Asia juga mengalami hal yang sama dilansir dari Antara.

Dari awal perdagangan, IHSG terus berada di zoona merah. Bahkan, IHSG sempat terkoreksi lebih dari 4 persen pada penutupan sesi pertama perdagangan.

Seluruh sektor terkoreksi di mana sektor aneka industri mengalami penurunan paaling dalam yaitu sebesar minus 5,85 persen. Sektor pertanian dan sektor konsumen mengikuti dengan masing-masing minus 4,21 persen dan minus 3,17 persen.

Penutupan perdagangan tersebut diiringi dengan aksi jual saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing atau “net foreign sell” sebesar Rp17,17 miliar.

Anjloknya IHSG yang lebih dari 7 persen sepanjang pekan lalu diakibatkan kekhawatiran pelaku pasar terhadap penyebaran virus COVID-19 di luar Cina. Namun, disampaikan oleh Perusahaan Manajer Investasi Eastspring Investments Indonesia bahwa para pelaku pasar bereaksi berlebihan terhadap penyebaran virus Corona tersebut sehingga indeks mengalami penurunan yang tajam dilansir dari Antara.

Menurut Eastspring, rasio Price to Earning (PE) untuk mengukur seberapa besar investor menilai saham, saat ini berada di level 12,4 kali lebih rendah dibandingkan rata-rata 15 kali. Selain itu, perusahaan tersebut juga menilai bahwa volalitas masih tetap tinggi.

Dalam jangka pendek, pasar masih bereaksi negatif terhadap penyebaran COVID-19 dan investor cenderung menempatkan aset mereka pada obligasi dan emas yang lebih aman.

“Ekspektasi penurunan suku bunga, ketidakpastian yang tinggi dan inflasi yang stabil, akan mendukung obligasi untuk tetap menarik,” tulis Eastspring. Lebih lanjut, Eastspring menghimbau para investor untuk tidak panik, tetap tenang, dan berinvestasi.

Baca juga artikel terkait IHSG atau tulisan lainnya dari Dinda Silviana Dewi

tirto.id - Ekonomi
Kontributor: Dinda Purnamasari
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Yantina Debora