tirto.id - Hari Ulang Tahun (HUT) DKI Jakarta dirayakan setiap tanggal 22 Juni. Tahun ini DKI Jakarta genap berusia 494 tahun.
Kota ini menjadi saksi sejarah terusirnya penjajah Portugis dari Sunda Kelapa di tahun 1527. Kala itu Fatahillah yang memimpin pasukan Demak-Cirebon membebaskan Sunda Kelapa, lalu mengubah namanya menjadi Jayakarta.
Kota metropolitan ini telah lama menjadi tumpuan hidup banyak orang. Sebagian film Indonesia bahkan turut membidik cerita mengenai kehidupan Jakarta ini.
Film Jakarta Jakarta misalnya, mengupas berbagai masalah sosial yang dihadapi mahasiswa, pengusaha serakah, dan sebagainya saat hidup di Jakarta.
Di satu sisi, ada pula film yang secara konsisten memasukkan unsur budaya Betawi seperti trilogi Si Doel the Movie. Meski cerita banyak diselimuti asmara si Doel, namun nuansa Betawi cukup terasa.
Berikut ini beberapa film rekomendasi yang mengangkat berbagai hal terkait Jakarta:
1. Jakarta Jakarta
FilmJakarta Jakartakarya sutradara Ami Prijono adalah film yang rilis tahun 1977 dengan segudang prestasi di ajang Fetival Film Indonesia 1978. Film ini memenangkan Piala Citra untuk kategori Film Cerita Terbaik, Penyutradaraan Terbaik, Pemeran Pembantu Pria Terbaik, Skenario Terbaik, dan Tata Artistik Terbaik.
Sinema ini menceritakan kehidupan masyarakat Jakarta yang keras. Kehidupan tersebut terpancar dari sosok mahasiswa, pengusaha serakah, pelacur, hingga masalah sosial seperti penggusuran dan pengangguran.
Dikisahkan Tumbur Silitonga mengadu nasib ke Jakarta. Bukan harapan yang didapat, namun tiga berandal mengambil semua hartanya. Ijazah yang dibawanya juga diinjak-injak.
Film ini merupakan kumpulan dari berbagai sketsa. Pemeran yang terlibat di antaranya El Manik, Ricca Rahim, Masito Sitorus, dan Rae Sita.
2. Jakarta Undercover (2007)
Jakarta Undercover merupakan film berdurasi 96 menit yang menceritakan kehidupan malam di Jakarta. Cerita ditulis Joko Anwar dan Erwin Arnada yang mengisahkan sosok Vikitra yang tak sengaja membunuh ayahnya karena kerap menyiksa ibunya. Viki dan adiknya, Ara, lalu lari dri kotanya di Medan menuju Jakarta.
Hidup di Jakarta membuat kehidupan Viki tambah rumit. Demi menyukupi kebutuhan harian, dia menjalani pekerjaan sebagai penari eroris (striptis). Ara pun kadang di ajak ke tempat kerjanya.
Suatu hari, Ara menjadi saksi pembunuhan yang dilakukan Haryo dan teman-temannya. Haryo merupakan anak pejabat dan saat itu mengetahui jika Ara adalah saksi kunci. Akhirnya, Haryo berusaha menghabisi Ara dan Viki sekaligus sekalipun keduanya terus lari menyembunyikan diri.
Jakarta Undercover didukung oleh pemain Luna Maya, Kenshiro Arashi, Lukman Sardi, Fachri Albar, Christian Sugiono, dan Verdi Solaiman. Film ini mendapatkan debutnya 22 Maret 2007.
3. Jakarta Maghrib (2010)
Jakarta Maghrib pernah memenangkan penghargaan dalam Indonesia Movie Award 2012 dalam kategori Pasangan Terbaik. Film ini mengisahkan enam cerita dengan berbagai kompleksitas permasalahan yang dialami tokohnya di kota Jakarta. Misalnya pada fragmen Iman Cuma Ingin Nur, di dalamnya menceritakan seorang suami yang ingin sekali bercinta dengan istrinya.
Pada sketsa Adzan, menceritakan tentang hubungan sosial antara preman dan penjaga mushola. Sketsa Menunggu Aki, mengisahkan beragam masalah yang dialami penghuni kompleks perumahan. Sementara itu, pada sektsa Ba'da, semua tokoh utama dalam sketsa salin dipertemukan.
Film garapan sutradara Salman Aristo tersebut dibintangi oleh Indra Birowo, Widi Mulia, Asrul Dahlan, Sjafrial Arifin, Lukman Sardi, Ringgo Agus Rahman, dan Deddy Mahendra Desta. Film berdurasi 75 menit ini ceritanya juga ditulis oleh Salman Aristo.
4. Sanubari Jakarta
Seperti Jakarta Maghrib, film Sanubari Jakarta juga berisi berbagai sketsa tentang kehidupan orang berperilaku seksual tidak lumrah di kota Jakarta. Film berdurasi 106 menit ini setidaknya memiliki 10 fragmen. Beberapa pemerannya adalah Permatasari Harahap, Gesata Stella, Agastya Kandou, Reva Marchellin, dan Timothy Hendry Munthe, Pevita Pearce.
Dalam film terdapat judul sketsa Pembalut, Kentang, 1/2, Lumba-lumba, Topeng Srikandi, Terhubung, Menunggu Warna, Malam Ini Aku Cantik, Untuk A, dan Kotak Coklat. Sketsa Pembalut, misalnya, menceritakan kehidupan wanita lebian, Theresia dan Bianca, yang tinggal di sebuah motel. Suatu hari Theresia memutuskan menikahi pria dan Bianca kedatangan tamu dari desa yang mengaku sebagai pacarnya.
Pada sketsa Lumba-lumba, diceritakan guru TK bernama Adinda yang sering mengajarkan mengenai lumba-lumba. Suatu hari Adinda bertemu dengan ibu salah seorang muridnya dan kemudian menjalin cinta. Di sisi lain, suami dari ibu muridnya tersebut juga memiliki pacar laki-laki dan terjadilah hubungan sesama jenis.
5. Trilogi Si Doel the Movie
Trilogi Si Doel the Movie terdiri dari Si Doel the Movie (2018), Si Doel the Movie 2 (2018), dan Akhir Kisah Cinta Si Doel (2020). Film ini diilhami dari sinetron Si Doel Anak Sekolahan yang tayang di televisi dan dibintangi Rano Karno.
Si Doel adalah anak betawi asli. Dia sangat diharapkan oleh orang tuanya untuk menjadi insinyur. Doa orang tuanya terkabul dan akhirnya Si Doel lulus dan bekerja di sebuah perusahaan besar.
Namun kisah si Doel juga diikuti peliknya kehidupan asmara. Dia terjebak dua cinta antara memilih Sarah atau Zaenab. Di film terakhir pada trilogi ini, Doel memutuskan untuk menjatuhkan cinta pada salah satunya.
Banyak pemain dari sinteron Si Doel Anak Sekolahan turut dilibatkan seperti Rano Karno, Mandra, Suti Karno, Maudy Koesnaedi, dan Cornelia Agatha. Rumah khas Betawi yang menjadi kediaman Doel tetap dipertahankan dalam setiap film sekali pun sebagian lokasi syuting berada di luar negeri.
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Yulaika Ramadhani