Menuju konten utama

HUT DKI Jakarta ke-492: Kemacetan Dinilai Masih Jadi Persoalan

Pengamat transportasi menilai, di HUT ke-492, Jakarta masih menjadi kota yang macet dan semrawut meski peringkatnya sudah turun dari 4 ke 7.

HUT DKI Jakarta ke-492: Kemacetan Dinilai Masih Jadi Persoalan
Sejumlah kendaraan melintas di jalan Jendral Sudirman, Jakarta, Selasa (18/6/2019). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/pd.

tirto.id - Analis Kebijakan Transportasi dan Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA) Azas Tigor Nainggolan menilai, DKI Jakarta belum juga lulus mengatasi kemacetan di usianya yang ke-492 tahun pada 22 Juni mendatang.

Tigor mengatakan, salah satu lembaga survei menyebut telah terjadi penurunan tingkat kemacetan di Ibu Kota yang dipimpin Gubernur Anies Baswedan tersebut.

"Menurut pemprov masuk ke peringkat 7 itu adalah sebuah pencapaian prestasi, karena turun dari ke 4 menjadi ke 7. Padahal menurut saya, walau sekarang peringkat ke-7, ya Jakarta masih macet dan semrawut," ujarnya di Jakarta, Kamis (20/6/2019).

Padahal, ujar Tigor, di satu sisi DKI Jakarta terus berupaya berbenah diri dengan mengadakan moda transportasi yang canggih macam Busway TransJakarta, KRL, MRT, hingga yang terbaru LRT. Tetapi tetap saja kemacetan masih tak lepas dari realitas arus lalu lintas kota tersebut.

Ia menjelaskan, salah satu penyebabnya karena kesadaran masyarakat yang belum mau berpindah menggunakan transportasi umum dan lebih kerasan dengan mobil serta motor pribadi. Kesadaran tersebut, menurutnya pula, terjadi lantaran belum maksimalnya moda transportasi umum itu sendiri.

"Jalan keluarnya, perbaiki sistem layanan angkutan umum di Jakarta dan kendalikan penggunaan kendaraan bermotor pribadi. Itu saja sebenarnya dasar kebijakan yang seharusnya dilakukan Pemrov," ujarnya.

Ditambah lagi, menurutnya, kebijakan Electronic Road Pricing (ERP) atau Restribusi Jalan Berbayar secara elektronik yang belum terwujud, serta pengendalian melalui parkir sulit serta mahal.

"Kebijakan pengendalian ini perlu dilakukan agar masyarakat tidak mudah menggunakan kendaraan bermotor pribadi sehingga mereka mau berpindah menjadi pengguna angkutan umum dalam bertransportasi sehari-harinya," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait HUT JAKARTA atau tulisan lainnya dari Alfian Putra Abdi

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Alfian Putra Abdi
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Dhita Koesno