tirto.id - Sebuah video mengenai ikan yang berhamburan di sisi pantai menjadi perbincangan di media sosial. Dalam video tersebut, terlihat banyak ikan yang bergerak ke arah daratan dan orang-orang yang berusaha mengumpulkan ikan tersebut.
Di Threads, akun "indahwatinersia" (arsip) menyebut kejadian dalam video terjadi di Indonesia dan mempertanyakan kaitan kemungkinan fenomena tersebut dengan fenomena alam.
"Pertanda apa nih bbrp pantai selatan indo, ikan pada berloncatan kedarat? Apakah akan gempa atau tsunami?" begitu bunyi keterangan dalam unggahan bertanggal 9 Mei 2024 lalu itu.
Video berdurasi sekitar satu menit tersebut berhasil menarik cukup banyak perhatian. Hingga dengan Selasa (17/9/2024), unggahan tersebut sudah mengumpulkan 72 tanda suka, 25 komentar, dan telah 32 kali dibagikan ulang.
Unggahan serupa juga muncul dari unggahan akun "Len S" (arsip) di Facebook, pada 14 September 2024. Lebih spesifik, ia menyebut kejadian tersebut terjadi di pesisir pantai di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat
"Fenomena itu sudah terjadi sejak beberapa hari lalu. Ribuan ikan laut jenis Sardinia atau sarden itu berloncatan ke daratan pada malam hari," begitu potongan informasi dari unggahan Facebook tersebut.
Di platform media sosial lain, unggahan tersebut juga ditemukan. Di X (dulu Twitter), akun @MahesaMuna196 (arsip) menyebut kejadian ini bertempat di Pantai Leato, Provinsi Gorontalo. Akun itu juga mengaitkan kejadian dalam video dengan kemungkinan terjadinya gempa.
“Semoga saja bukan indikasi MEGATRUSH akan segra tiba.... Lindungi kami ya Allah 🤲🤲,” begitu bunyi cuitan akun tersebut.
Lalu, bagaimana faktanya? Apakah benar adanya kejadian ikan meloncat ke darat ada kaitannya dengan bencana alam seperti gempa?
Pemeriksaan Fakta
Mula-mula, Tirto mencoba menonton keseluruhan video tersebut. Terlihat tidak ada hal mencurigakan, dalam konteks kemungkinan video tersebut diolah dengan kecerdasan buatan (AI).
Kami kemudian mencoba melakukan reverse image search, menggunakan salah satu cuplikan gambar dari video tersebut. Pencarian menggunakan Google Lens, mengarahkan ke beberapa gambar serupa, juga potongan video.
Dua di antara hasil pencarian gambar tersebut mengarahkan ke artikel dari video dari situs "The Weather Channel" berikut yang berbahasa Jerman. Kami mencoba mentranskrip isi teks dalam video tersebut. Hasil dari penerjemahan memberi kami konteks yang lebih lengkap terkait kejadian dalam video.
Menurut Weather Channel, kejadian dalam video adalah kejadian di Provinsi Sarangani, Filipina, pada 7 Januari 2024.
"Jutaan ikan sarden muda tersapu ke pantai. Penduduk setempat berkumpul untuk menangkap ikan hidup tersebut," begitu bunyi informasi di kanal informasi cuaca tersebut.
Artikel lain dari PEP Filipina juga menggunakan potongan gambar yang sama. Artikel tersebut menjabarkan kejadian tersebut terjadi di pesisir Barangay Tinoto, Maasim, Provinsi Sarangani.
Pada artikel tersebut, disertakan juga penjelasan dari Cirilo Lagnason Jr., peneliti dari Departemen Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam-Kawasan Soccsksargen (DENR-12), yang dilansir dari artikel Agensi Berita Filipina.
Lagnason menganggapnya lebih sebagai sebuah berkah.
“Apa yang lebih baik dari pagi hari dengan banyaknya ikan yang membanjiri bibir pantai? Sungguh, Teluk Sarangani yang melimpah,” kata Lagnason, Senin (8/1/2024).
Kata dia, kejadian itu kemungkinan disebabkan oleh apa yang disebut dengan upwelling. Dia menjelaskan, “Proses lautan di mana air yang lebih dingin didorong ke permukaan laut, membawa nutrisi, termasuk plankton, ke dalam makanan ikan-ikan muda ini. Akibatnya, ikan-ikan tersebut terjebak di perairan yang lebih dangkal sehingga lebih mudah ditangkap."
Berdasarkan informasi lokasi dan tanggal yang ada, kami mencoba mencari informasi lebih jauh, tentang fenomena ikan berenang menuju daratan ini ke mesin pencarian Google.
Hasil pencarian mengarahkan ke artikel berikut dari dari Rappler. Foto yang digunakan dalam artikel serupa latar kejadian dari video yang tersebar di media sosial.
Artikel tersebut menceritakan bagaimana masyarakat desa Barangay Tinoto menganggap ribuan ikan sarden yang merapat ke darat itu sebagai berkat di awal tahun.
Artikel Rappler juga sempat mewawancarai petugas perikanan Provinsi Sarangani lokal terkait fenomena ini. Menurut petugas Biro Perikanan dan Sumber Daya Perairan (BFAR) di Wilayah XII, Zenaida A. Dangkalan hal ini bukanlah hal aneh dan sangat normal terjadi.
Menurut Dangkalan, ada tiga kemungkinan mengapa hal ini terjadi. Pertama terkait dengan musim ikan sarden muda. Kemungkinan kedua, ikan-ikan kecil ini dikejar ikan dalam ukuran yang lebih besar yang membuat sarden kecil ini berenang ke arah pesisir sehingga tidak bisa dikejar ikan besar. Kemungkinan ketiga adalah cahaya lampu dari pantai yang menarik perhatian ikan-ikan kecil ini.
Ada juga pemberitaan dari media Sun Star. Terlihat mereka menggunakan video serupa dari kejadian ikan sarden muda (yang juga disebut sebagai lupoy) yang terdampar di darat. Artikel ini menjelaskan, beberapa hari setelah banyaknya ikan yang merapat ke daratan, sekitar 9 Januari 2024, sebuah gempa dengan kekuatan 6,7 magnitudo menerpa Pulau Saranggani.
Namun, peneliti dari Phivolcs-Davao, Eduardo Lauron, menekankan pentingnya berkaca pada fakta sains dibanding praduga. Dia membantah klaim yang beredar dan beranggapan fenomena ikan merapat ke darat sebagai perilaku yang normal. Dia juga menyebut gempa sebagai sesuatu yang sulit untuk diprediksi.
Lebih lanjut, kami juga melakukan pencarian informasi soal fenomena ikan naik ke darat yang terjadi di Indonesia. Hasil pencarian mengarahkan ke informasi dari Detik berikut. Kejadian ikan naik ke darat terjadi juga di Garut, pada 1 September 2024.
Menurut Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut, Aah Anwar Saefuloh, kejadian tersebut tidak ada kaitannya dengan ancaman bencana alam seperti megathrust. Fenomena itu biasa terjadi. Air laut pun dalam kondisi pasang dan tidak surut.
"Rutin itu, siklus yang biasa tiap tahun, itu bukan (ancaman bencana), itu malah jadi pesta, jadi keramaian sendiri," tutur Aah.
Selain di Garut, fenomena yang sama juga disebut terjadi di Tasikmalaya dan Cianjur.
Kesimpulan
Hasil pemeriksaan fakta menunjukkan, video ikan melompat ke darat dalam jumlah besar yang tersebar di media sosial bukan terjadi di Indonesia, tapi di Filipina.
Sementara itu, klaim yang mengaitkan fenomena ikan melompat ke darat dengan bencana alam, seperti gempa, juga tidak bisa dibuktikan kebenarannya. Sejumlah ahli beranggapan fenomena ikan ke darat adalah kejadian normal yang umum terjadi setiap tahunnya.
Sehingga klaim ikan melompat ke darat tanda akan munculnya bencana alam, serta klaim video yang menggambarkan kejadian tersebut terjadi di Indonesia, bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.
Editor: Farida Susanty