tirto.id - Panitia Olimpiade Tokyo meniadakan acara hitung mundur satu tahun menjelang penyelenggaraan ajang olahraga terbesar level dunia tersebut.
Berdasarkan keterangan dari panitia, acara hitung mundur Olimpiade Tokyo 2021 ditiadakan untuk menghindari risiko penularan virus corona (Covid-19) di Jepang.
Jepang telah melaporkan sekira 17.000 kasus positif COVID-19, dengan korban meninggal dunia sebanyak 900 orang. Sementara secara global, sudah ada 6,6 juta lebih kasus positif Covid-19.
"Kami tidak dapat mengadakan acara tersebut, karena pada saat yang sama risiko infeksi [Covid-19] masih berlanjut," kata salah seorang panitia penyelenggara yang enggan disebutkan namanya, dikutip dari Reuters, Jumat (5/6/2020).
Olimpiade Tokyo sudah diputuskan akan digelar pada tahun 2021 atau mundur dari jadwal semula yang seharusnya Juli 2020. Pengunduran jadwal Olimpiade Tokyo dilakukan karena pandemi virus corona tidak kunjung mereda hingga pertengahan tahun ini.
Pada Juli 2019 lalu, panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo sudah sempat menggelar acara hitung mundur yang dihadiri oleh Thomas Bach selaku Presiden Komite Olimpiade Internsional (IOC) dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe. Saat itu, Bach memuji kesiapan Tokyo menjadi tuan rumah.
Acara tersebut ditandai dengan penyalaan jam hitung mundur di depan Stasiun Tokyo. Namun, kini jam tersebut telah diatur ulang untuk jadwal Olimpiade Tokyo yang baru, yakni pada 23 Juli 2021.
Peniadaan acara hitung Olimpiade Tokyo 2021 pada tahun ini juga dianggap sebagai upaya panitia untuk untuk menghemat anggaran. Apalagi, perekonomian Jepang terdampak berat oleh pandemi.
Pada pertengahan April lalu, saat menggelar rapat virtual bersama panitia Olimpiade Tokyo, John Coates selaku Ketua Komisi Koordinasi Komite Olimpiade Internasional (IOC) memang menyatakan ada rencana memangkas biaya tambahan yang dinilai tidak perlu.
"Kami akan menimbang semua peluang untuk mengoptimalkan, dan menyederhanakan lingkup serta tingkatan layanan selama penyelenggaraan [Olimpiade Tokyo], serta mengurangi anggaran tambahan yang mungkin muncul karena penundaan,” terang Coates.
Pada pekan ini, Gubernur Tokyo, Yuriko Koike, juga mengutarakan usulan agar Olimpiade Tokyo dapat disederhanakan. Usulan itu muncul saat format kegiatan olimpiade masih dibahas.
"Menyelenggarakan Olimpiade dan Paralimpiade ini akan menghadirkan simpati dan pemahaman tentang Tokyo dan orang-orang Jepang," kata Koike kepada wartawan, sebagaimana dikabarkan Reuters, Kamis (4/6/2020).
"Oleh karena itu, kita harus merasionalisasi apa yang dapat dirasionalisasi dan menyederhanakan apa yang perlu disederhanakan," tambah Koike.
Penulis: Oryza Aditama
Editor: Addi M Idhom