tirto.id - Satgas Tinombala menangkap Aditya alias Idad alias Kuasa usai baku tembak dengan lima anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT). Berdasarkan keterangan pelaku, kelompok tersebut berpindah-pindah tempat untuk menghindari kejaran satgas.
“Sampai saat ini sudah dilakukan pemeriksaan terhadap mereka yang selalu berpindah. Mereka ada di Poso Pesisir Utara dan Poso Pesisir Selatan, juga daerah Saosi, daerah pegunungan inilah posisi mereka,” ujar Asisten Operasi Kapolri, Irjen Pol Rudy Sufahriadi di Mabes Polri, Senin (4/3/2019).
Ia menambahkan MIT terbagi atas dua kelompok dan mencoba menghindari satgas. Selain itu, lanjut Rudy, operasi pengejaran terhadap kelompok tersebut saat ini untuk meminimalkan ancaman terorisme dalam rangkaian Pemilu 2019.
“Kami bekerja sama dengan Densus 88 Antiteror dan siap meminimalkan ancaman tersebut,” kata Rudy.
Satgas Tinombala baku tembak dengan kelompok MIT, kemarin, Minggu (3/3/2019) sekitar pukul 17.15 WITA. Satu orang atas nama Basir alias Ramzi tewas dalam peristiwa tersebut.
Baku tembak terjadi di Desa Padopi, Poso Pesisir Selatan, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Awalnya, tambah Rudy, satgas menerima menerima laporan dari masyarakat bahwa ada lima anggota MIT beristirahat di sebuah pondok.
“Satgas melakukan pengejaran, lalu kembali mendapat info lagi bahwa para DPO lari ke Desa Padopi,” ucap dia.
Rudy menyatakan kontak tembak kemarin merupakan tindak lanjut dari ultimatum satgas yang tidak diindahkan para DPO. Sejak Desember 2018 hingga Januari 2019, satgas secara persuasif meminta para anggota MIT menyerahkan diri, namun ajakan itu tidak berbuah hasil.
“Setelah ultimatum tidak diindahkan, satgas melakukan pengejaran secara sistematis dan masif dengan berfokus pada empat titik. Kini satgas juga masih mengejar DPO lainnya,” ujar Rudy.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Maya Saputri