Menuju konten utama

Harley-Davidson Tinggalkan Ciri Khas Demi Pasar Potensial

Harley-Davidson mulai tertarik menggarap segmen yang belum pernah terpikirkan sebelumnya.

Harley-Davidson Tinggalkan Ciri Khas Demi Pasar Potensial
Sepeda motor Harley Davidson. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Berbicara mengenai industri nama sepeda motor, nama Harley-Davidson (HD) tidak boleh dilewatkan. Perusahaan itu merupakan salah satu produsen otomotif tersukses di dunia dan merupakan salah satu pelopor sepeda motor, sekaligus yang pertama membawanya masuk ke jalur produksi massal.

Orang barangkali menduga merek motor itu ditemukan oleh dua orang, Harley dan Davidson. Namun, Harley-Davidson sesungguhnya didirikan oleh William Harley dan ketiga bersaudara Davidson: Arthur, William dan Walter.

Dilansir Ride Apart, motor Harley-Davidson awalnya diciptakan di dua rumah di Milwaukee, Wisconsin, AS, pada awal 1900-an. Satu rumah milik keluarga Harley dan rumah kedua milik keluarga Davidson.

Anak-anak ini tinggal berdekatan dan seperti kebanyakan laki-laki di zaman itu, mereka terpesona oleh bentuk transportasi baru: Sepeda. William Harley sangat tertarik dengan kendaraan roda dua. Pada 1895, tepatnya pada usia 15 tahun, Harley mengambil pekerjaan di sebuah pabrik sepeda yang terletak di Milwaukee.

Tanpa ia sadari, jalur karir ini memuluskan impiannya untuk membuat sepeda motor pertama. Sementara itu, Arthur Davidson berprofesi sebagai juru gambar. Mereka berdua lantas mengembangkan mesin prototipe pertama dibantu kawan-kawannya.

Sayangnya, mesin pertama itu tak pernah terwujud. William dan Arthur sadar mereka butuh seorang ahli mesin yang kompeten membuat sepeda motor. Mereka lalu meminta bantuan Walter Davidson, sang kakak yang pernah bekerja di Milwaukee Railroad sebagai masinis.

Sementara itu, William Davidson yang menempuh pendidikan di School of Engineering University of Wisconsin di Madison, akhirnya juga mengetahui apa yang dilakukan saudara-saudaranya. Ia sendiri bekerja sebagai mekanik dan kepala toko perlengkapan teknik di Milwaukee. Keahlian William sudah pasti menjadi aset penting dalam membangun sepeda motor pertama.

Prototipe sepeda motor pertama mereka tidak seperti kebanyakan yang beredar pada awal 1900-an, yakni sepeda yang dipasangi mesin bermotor. Prototipe pertama ini dibangun dengan menggunakan loop frame dan motor silinder tunggal 400cc. Proyek prototipe kedua menyusul kemudian dan dirampungkan pada 1904. Wujudnya saat ini masih bisa dilihat di Museum Harley-Davidson di Milwaukee.

Namun, yang menjadi ciri khas Harley kemudian adalah mesin V-Twin 811 cc bertenaga 7 dk. Mesin yang ditemukan pada 1909 ini punya suara khas yang hanya bisa ditemukan pada motor-motor Harley-Davidson generasi selanjutnya.

Perusahaan Harley-Davidson sendiri terbentuk pada 1907. Walter terpilih sebagai presiden pertama perusahaan, sementara Arthur mengambil posisi manajer penjualan dan sekretaris. William menjabat sebagai manajer teknis, dan William Harley mengambil peran sebagai chief engineer dan bendahara.

Merek dari Negeri Paman Sam itu lantas mengalami pasang surut penjualan. Namun, secara umum, perfomanya sangat menjanjikan. Harley-Davidson bisa dibilang menjadi pemimpin pasar di segmen motor mewah dan berkapasitas besar di dunia.

Lebih Serius dengan Pasar Asia

Permintaan sepeda motor di Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir terus melemah. Penjualannya secara konsisten terus menurun. Harley Davidson pun terdampak. Tren ini diperkirakan bakal berlanjut terus hingga perusahaan bisa meraih pangsa pasar lebih besar di level global.

Laporan Forbes mengatakan divisi Harley-Davidson di AS menyumbang 61 persen dari total volume penjualan pada 2017. Dengan demikian, perusahaan sangat bergantung pada pasar domestik. Ini berarti melemahnya permintaan di AS akan berdampak negatif pada performa perusahaan secara keseluruhan.

Penurunan penjualan Harley-Davidson saat ini merupakan dampak resesi global pada 2008. Harley-Davidson masih bisa bertahan karena konsumen loyalnya di kalangan generasi baby boomers yang menjadi basis pelanggan terbesar. Di luar itu, pabrikan ini sulit mencari konsumen baru, terutama karena kaum milenial lebih sadar harga.

Data yang dirilis Harley-Davidson memperlihatkan dalam tiga tahun terakhir penurunan penjualan di AS begitu nyata. Dari 161.658 unit pada 2016, jumlahnya kemudian merosot ke 147.972 unit di 2017, dan berakhir di 132.868 unit tahun 2018.

Hal yang berbeda justru tampak di wilayah lainnya. Di Eropa, misalnya, raihan HD pada 2016 berada di angka 39.942. Setahun berikutnya sempat menurun ke 39.773 unit, tapi naik lagi ke level 41.179 unit pada 2018.

Sama halnya dengan kejadian di Asia Pasifik, pasar Harley-Davidson justru mengalami tren peningkatan. Dari 10.276 unit, turun sedikit pada 2017 dengan perolehan 9.506 unit, dan menjadi 18.429 pada tahun lalu.

Dengan situasi tersebut, Harley-Davidson harus meningkatkan kehadirannya di pasar internasional untuk membayar penurunan penjualan di pasar dalam negeri. Masih dari Forbes, Asia Pasifik memang disebut punya potensi baik, meski Harley-Davidson belum maksimal menggarapnya karena merek domestik jauh lebih kuat di pasar regional.

Selain itu, produk Harley-Davidson umumnya dikenakan harga lebih tinggi karena biaya impor dan pajak barang mewah. Hal ini membuat motor Harley-Davidson sebetulnya tidak kompetitif di kawasan Asia. "Keberhasilan di pasar internasional akan membantu mengatasi masalah jangka panjang utama: Basis pelanggan yang menua di AS," kata Robin Diedrich, analis industri dari Edward Jones Co kepada USA Today.

Infografik Harley Davidson

Infografik Harley Davidson. tirto.id/Quita

Tanpa Mesin V-Twin

Untuk mengatasi masalah ini, alih-alih mengekspor dari AS, Harley-Davidson telah merencanakan memulai produksi di pasar lokal sebagai upaya untuk lebih kompetitif. Langkah terbaru mereka adalah menggandeng Qianjiang, produsen sepeda motor Cina, untuk membangun sepeda motor dengan kapasitas lebih kecil serta harga lebih terjangkau.

Laman Motorcycle News menyebut rencana Harley-Davidson itu sebagai perombakan terbesar dalam sejarah perusahaan tersebut. Sebab, rencana itu berujung pada diproduksinya sepeda motor tanpa konfigurasi V-Twin yang sudah menjadi ciri khas HD sejak lama.

Harley-Davidson sesungguhnya telah sangat berhati-hati mengambil setiap keputusan, termasuk soal peluncuran motor baru yang akan mengubah arah merek mereka ke depan ini. Rencana ini memang sengaja ditujukan untuk menarik konsumen yang lebih muda, terutama kelas menengah.

"Kesempatan ini dapat meningkatkan pengguna Harley di Cina, salah satu pasar sepeda motor terbesar di dunia, dengan menciptakan segmen baru dalam merek kami," ujar Matt Levatich, President & CEO Harley-Davidson, seperti masih dari Motorcycle News.

Diberitakan Motoroids, Harley-Davidson akan mencomot mesin 338cc 2-silinder segaris yang berbasis dari Benelli TNT 300. Hal ini bisa terjadi lantaran Benelli adalah pabrikan yang berada di bawah naungan Zhejiang Qianjiang.

Lewat desain bocoran yang sudah beredar, Harley-Davidson 338cc juga disebut punya bentuk rupa yang tak jauh beda dengan sepeda motor lansiran Benelli itu. Artinya, motor ini bakal menjadi motor dengan bodi yang terkecil, sekaligus Harley-Davidson dengan suara paling kalem. Sepeda motor hasil kerja sama ini juga disebut akan tersedia di pasaran paling cepat tahun 2020.

Patut ditunggu seperti apa respons pasar melihat Harley-Davidson tanpa ciri khasnya. Masihkah HD dianggap sebagai produsen motor mewah dengan kapasitas mesin besar?

Baca juga artikel terkait INDUSTRI OTOMOTIF atau tulisan lainnya dari Dio Dananjaya

tirto.id - Otomotif
Penulis: Dio Dananjaya
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara & Windu Jusuf