Menuju konten utama

Hadiri BRF di Beijing, Jokowi Disambut Presiden Xi Jinping

Presiden Xi Jinping menjelaskan sejumlah proyek infrastruktur saat ini sedang dibangun di sejumlah negara, termasuk salah satunya Indonesia lewat kerja sama bilateral kereta cepat Jakarta-Bandung.

Hadiri BRF di Beijing, Jokowi Disambut Presiden Xi Jinping
Ilustrasi. Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Presiden Cina Xi Jinping sebelum pembukaan KTT Asia Afrika tahun 2015 di Jakarta Convention Center, Rabu (22/4). ANTARA FOTO/AAACC2015/Prasetyo Utomo.

tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri acara pembukaan KTT Jalur Sutera dan Sabuk Maritim Baru untuk Kerja Sama Internasional (Belt and Road Forum) di Beijing. Kedatangan Presiden Jokowi ini pun disambut oleh Presiden Cina Xi Jinping saat memasuki ruangan China National Convention Center (CNCC).

Seperti pantauan Antara di CNCC Beijing pada Minggu (14/5/2017) pagi, Jokowi berjalan memasuki ruangan pada barisan kedua setelah Presiden Xi Jinping.

Dalam acara itu, Jokowi dipersilakan duduk oleh Xi Jinping menempati kursi di samping kanan Presiden Rusia Vladimir Putin, pada posisi ketiga dari bangku yang diduduki Xi Jinping.

Dalam sambutan pembukaan KTT Jalur Sutera Baru dan Sabuk Maritim untuk Kerja Sama Internasional, Xi Jinping menyampaikan Cina telah mengenalkan inisiatif Jalur Sutera baru di Khazakstan.

“Sedangkan, skema Sabuk Maritim untuk kerja sama ekonomi disampaikannya saat kunjungan ke Indonesia pada Oktober 2013,” ujar Xi.

Ia juga menjelaskan sejumlah proyek infrastruktur saat ini sedang dibangun di sejumlah negara, termasuk salah satunya Indonesia yang sedang menjalankan kerja sama bilateral kereta cepat Jakarta-Bandung.

Menurut Xi, infrastruktur penting untuk kemajuan ekonomi yang terbuka dan menjadikannya kerja sama dalam meningkatkan kesejahteraan bersama.

"Kami berkeinginan juga untuk menjadikan prakarsa Belt and Road menjadi jalan untuk inovasi yang diperlukan dalam memperkuat ekonomi dan kerja sama di berbagai sektor," ujar Xi.

Prakarsa tersebut, dijelaskan Xi, tidak akan mencampuri urusan politik dalam negeri suatu negara.

"Apa yang kami ingin capai melalui prakarsa Belt and Road adalah kerja sama yang saling menguntungkan," jelasnya.

Sementara itu, sebelumnya Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada Sabtu malam (13/5) mengatakan Indonesia akan mengajukan sejumlah potensi investasi di sektor infrastruktur transportasi dan kawasan industri dengan menekankan kerja sama yang saling menguntungkan.

"Serta dapat memberikan sumbangan yang sangat penting sekali, memberikan sumbangan bagi upaya untuk menjaga stabilitas keamanan dan kesejahteraan dunia," jelas Retno.

Retno menjelaskan Indonesia juga memiliki konsep pembangunan jalur maritim yang sejalan dengan skema Konektivitas ASEAN.

Dia meminta agar skema Jalur Sutera Baru dan Sabuk Maritim dapat bersinergi dengan Konektivitas ASEAN nantinya.

Selain itu, Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan sebelumnya juga menjelaskan pemerintah akan menawarkan potensi investasi di sejumlah daerah di luar Pulau Jawa yaitu di Provinsi Sulawesi Utara yang akan membangun infrastruktur pelabuhan, bandara, akses jalan dan kereta api yang menyambungkan Bitung-Manado-Gorontalo.

"Yang penting sekarang bagaimana investasi itu kita tata, jangan sampai orang yang dikte kita. Nah itu yang kita tidak mau. Itu harus kita lihat supaya yang masuk itu harus saling menguntungkan, yang investasi untung, kita juga untung dan rakyat Indonesia menikmati," kata Luhut.

Baca juga artikel terkait KERJA SAMA BILATERAL atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Politik
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari