tirto.id - Kanye West barangkali bermulut besar, menyebalkan, dan kerap membuat para pembencinya menemukan alasan baru untuk merisak. Ia menciptakan musik yang tidak hip-hop tapi juga bukan pop. Ia sombong, tapi nyaris selalu bisa membuktikan tiap kata-katanya. John Mayer menyebut arogansi Kanye West adalah bagian dari identitasnya, tapi ia memiliki kemampuan untuk membuat karya yang baik. “Ia bahkan tidak bertanya kepada dirinya sendiri bisa atau tidak. Dia melakukannya dengan cepat dan baik, dan dia tidak berhenti di sisi jalan untuk mengkhayal ia bisa atau tidak,” kata John Mayer pada MTV.
Ia penuh kontroversi dan kerap bertikai dengan sesama musisi. Ia pernah bertengkar dengan Jay-Z perihal siapa yang layak disebut raja hip-hop. Suami Kim Kardashian ini juga bermusuhan dengan Taylor Swift.
Tapi di luar segala kontroversi yang ia buat, Kanye adalah sosok jenius yang menghasilkan berbagai karya serius seperti Graduation (2007). Prestasi lainnya adalah, Kanye sukses menjadi ikon baru industri fashion dunia melalui Yeezy, sub brand yang tak hanya membuat desain sepatu tapi juga pakaian yang sukses terjual.
Saat pertunjukan Grammy tahun 2008, penggemar Kanye pertama kali melihat apa yang kelak akan menjadi Nike Air Yeezy. Sepatu itu kelak masuk ke pasar dengan versi warna yang lebih semarak, berbeda dengan yang dipakai Kanye saat itu yakni hanya hitam dan putih. Beberapa tahun kemudian, sepatu Nike Air Yeezy memiliki desain dengan warna unggu dan oranye. Ini merupakan pertama kalinya Nike mensponsori sepatu kepada non atlit, menandakan Kanye sebagai salah satu pioner desainer sneaker dunia.
Kanye membuka jalan apa yang disebut sebagai musisi terkenal sebagai seorang “celebrity designer”. Saat ini, ada beberapa desain sepatu yang dikerjakan bersama musisi, seperti Adidas NMD yang didesain untuk Pharrell Williams, PUMA bersama Rihana dan The WKND atau Vans x Golf Wang bersama Tyler, the Creator. Highsnobeity kemudian menganggap apa yang dimulai Kanye ini serupa saat Michael Jordan pertama kali bekerja sama dengan Nike dan menghasilkan Air Jordan, salah satu merk sneaker paling terkenal di dunia. Ini jadi penting karena jika dulu perusahaan sepatu mencari wajah atlit sebagai duta produk mereka, kini musisi juga menjadi pilihan.
Pada 2004, Kanye membuat video klip untuk lagunya “The New Workout Plan” yang menampilkan dirinya menggunakan kaus polo dengan bordir beruang yang dibuat untuk albumnya The College Dropout. Kepada Complex, Ia mengutarakan keinginannya untuk membuat pakaian bukan hobi kala senggang. “Ada fase di mana aku bisa membuat logo beruang di polo dan akan menghasilkan 100 juta dolar, tapi aku selalu bilang, aku seorang desainer sebelum rapper,” katanya.
Desas-desus bahwa Kanye akan membuat sepatu untuk Nike muncul pada 2006. Ia membuat sepasang sepatu Nike Air Max 180 yang dinamai “The College Dropout’. Tanpa alasan yang jelas, sepatu ini tidak dijual secara komersil dan hanya dibuat beberapa saja. Tahun berikutnya Kanye bersama label pakaian A Bathing Ape, meluncurkan sepatu yang dinamakan "Dropout Bear" dan menjadi awal mula perjalanan panjang Kanye sebagai sosok legendaris dalam komunitas sneaker dunia.
2008 menjadi tahun penting bagi Kanye, saat ia dipercaya menggunakan Nike Air Yeezy dan pada saat Fashion Week, Kanye menggunakan jaket yang terinspirasi dari hoodie Bape. Jaket ini memiliki warna yang ceria, seperti biru, oranye dan huruf berwarna kuning. Jaket ini awalnya dikenal sebagai Pastelle lants berganti menjadi Past.Tell.Museum. Meski kemudian Pastelle gagal diteruskan sebagai brand, tapi desain yang dibuat Kanye dianggap segar. Terlepas darikritik bahwa bajunya laku karena Kanye terkenal, ia membuktikan bahwa nama besar dan estetika bisa sejalan.
Januari 2009, Kanye bersama Louis Vuitton menyapa para penggemar adibusana di Paris. Mulanya kedatangan Kanye beserta krunya menarik perhatian dari street style photographer Tommy Ton. Pada saat yang sama West memperkenalkan sepatu yang ia buat bersama Louis Vuitton untuk koleksi musim gugur dan musim dingin 2009. Sepatu warna merah yang dikenal dengan nama Don ini diduga terinspirasi dari road manager Kanye, Don C. Di Paris, sekali lagi Kanye membuat kontroversi saat ia mengunggah video dirinya yang mengumumkan “Aku mengganti namaku menjadi Martin Louis The King, Jr.”
Tidak berhenti pada Louis Vuitton, Kanye kemudian membuka kerja sama kreatif bersama Nike. Pada April 2009, ia merilis Nike Air Yeezy 1. Keputusan Nike membuat kerja sama ini jadi penting dan benar karena Nike Air Yeezy 1 terjual habis beberapa jam setelah dirilis. Sepatu yang dijual dengan harga $215 itu kini dijual dengan harga $2.393 termurah. Sepatu yang dirilis dalam tiga warna, abu-abu, Hitam, dan coklat saat ini memiliki harga berbeda karena kelangkaan dan keunikan desainnya.
Puncak kerja sama Nike dan Kanye terjadi saat mereka merilis Nike Air Yeezy 2 “Red October” pada 2014. Delapan belas bulan setelah rilisnya Air Yeezy 2, karya penutup kerja sama Kanye dan Nike dirilis pada Februari 2014 setelah berbulan bulan spekulasi dan pembatalan tanggal rilis sepatu. Red October masih menjadi "holy grail" bagi banyak sneaker head, desain yang menarik, kualitas bahan yang baik, dan juga warna merah menyala membuat banyak orang kepincut. Sepatu yang dirilis dengan harga $250 kini dihargai $5.450 dan terus naik seiring langkanya stok.
Meski dianggap sukses, tapi ada momen ketika Kanye gagal sebagai desainer. Pada Oktober 2011 ia meluncurkan pakaian untuk perempuan yang banyak dibicarakan di Paris. Koleksi ini menghadirkan pakaian ketat, scarf bulu, kulit dan sepatu hak tinggi yang dibuat bersama Guissepe Zanoti. Peluncuran pakaian itu dikritik habis-habisan oleh kritikus fashion New York Times Cathy Horyn yang menganggap Kanye lebih pantas mendesain pakaian renang daripada baju gaun. Satu-satunya desain yang kemudian dijual di pasaran adalah sepatu Guissepe Zanoti yang dijual dengan harga $5.800.
Butuh beberapa waktu bagi Adidas dan Kanye memulai kerja sama. Kanye mengaku pada 2006 ia dihubungi Adidas untuk membuat beberapa desain, tapi kerja sama ini mulai benar-benar terjadi pada Februari 2015. Kerja sama ini dimulai dari kolaborasi YEEZY Season 1 yang menghadirkan beberapa pakaian yang didesain oleh Kanye, seperti jaket bomber, parka militer, kaus, dan hoodie. Beberapa fans mengeluhkan harga desain kanye seperti untuk celana sweatpants seharga $600 dan jaket seharga $3,000.
Meski dianggap terlalu mahal, beberapa toko yang menjual YEEZY mengaku produk Kanye laku terjual. Meski pakaian tidak laku, sepatu Yeezy Boost 350 dan Boost 750 laku keras. Untuk peluncuran sepatu ini Adidas bahkan sampai membuat aplikasi untuk untuk mempermudah penjualan. Sisanya adalah sejarah, setiap rilis Yeezy Boost oleh Adidas sepatu ini menjadi histeria pecinta sepatu. Antrean panjang yang dimulai sehari sebelum rilis adalah pemandangan biasa saat Yeezy terbaru dirilis, hingga di Indonesia.
Penulis: Arman Dhani
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti