Menuju konten utama

Gempa Lombok: BNPB Sebut Tak Ada WNA Meninggal di Gunung Rinjani

Satu WNI dikabarkan meninggal di Gunung Rinjani akibat gempa Lombok.

Gempa Lombok: BNPB Sebut Tak Ada WNA Meninggal di Gunung Rinjani
Sejumlah wisatawan pendaki Gunung Rinjani berhasil turun saat terjadi gempa di pintu pendakian Bawaq Nau, Kecamatan Sembalun, Selong, Lombok Timur, NTB, Minggu (29/7/2018). ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

tirto.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan bahwa aktivitas gempa berkekuatan 6,4 skala richter yang menghantam Lombok, Sumbawa dan Bali tidak menyebabkan warga negara asing (WNA) meninggal di Gunung Rinjani.

"Tidak ada WNA meninggal dunia di Rinjani," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho di Graha BNPB, Jakarta, Senin (30/7/2018), seperti dikutip Antara.

Kendati demikian, kata Sutopo, ada satu warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban meninggal di Gunung Rinjani yakni seorang mahasiwa asal Makassar, Sulawesi Selatan bernama Muhammad Ainul Taksim (26).

Sutopo menjelaskan, Ainul diduga meninggal akibat tertimpa batu longsoran ketika berada di Rinjani. Saat ini, jenazah Ainul masih berada di atas Gunung Rinjani dan sedang dalam proses evakuasi.

Sebelumnya, Gubernur Nusa Tenggara Timur Zainul Majdi menetapkan status tanggap darurat penanganan bencana di wilayah NTB selama lima hari sejak 29 Juli hingga 2 Agustus 2018. Menurut Gubernur, penetapan masa tanggap darurat akan disesuaikan dengan kondisi di lapangan.

Gempa bumi berkekuatan 6,4 SR yang mengguncang wilayah Lombok, Sumbawa dan Bali terjadi pada Minggu (29/7) pagi.

Berdasarkan keterangan BNPB, ada sekitar 16 orang yang menjadi korban meninggal akibat gempa tersebut, dengan rincian empat orang meninggal di Lombok Utara, seorang meninggal di Gunung Rinjani dan 11 orang meninggal di Lombok Timur.

Sementara korban luka-luka sebanyak 355 orang di Lombok Utara dan Lombok Timur. Sedangkan jumlah pengungsi mencapai 5.141 orang.

Menurut Sutopo, jumlah bangunan yang rusak mencapai 1.454 unit rumah, 7 unit fasilitas pendidikan, 5 unit fasilitas kesehatan dan 22 fasilitas ibadah.

Baca juga artikel terkait GEMPA BUMI

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: antara
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto