tirto.id - Gempa bumi 7 Skala Richter yang mengguncang Lombok Utara Nusa Tenggara Barat pada Minggu (5/8/2018) pukul 18.46 WITA berpotensi tsunami. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pusat meminta warga Nusa Tenggara Barat tetap tenang dan menjauhi bibir pantai.
Kepala BMKG Pusat Dwikorita Karnawati dalam keterangannya pasca gempa menyampaikan, masyarakat harus waspada meski gelombang laut diperkirakan hanya akan mencapai 50 cm.
"Meski prediksi gelombang paling tinggi hanya setengah meter, tapi kami minta masyarakat segera jauhi bibir pantai dan mencari tempat yang jauh lebih tinggi. Upayakan untuk tetap tenang dan tidak panik," kata Dwikora
Dia mengatakan gelombang tsunami yang tiba bisa saja berbeda-beda. Gelombang yang pertama bisa saja bukan yang terbesar.
Hingga pukul 19.51 WIB, telah terjadi 16 kali gempa susulan namun dengan magnitudo yang jauh lebih kecil.
Namun demikian, ia meminta masyarakat untuk terus waspada dan tidak mendiami bangunan atau rumah yang rawan runtuh.
Hingga saat ini, BMKG terus memantau kondisi terkini pascagempa dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Gempa bumi berkekuatan 7,0 SR yang berlokasi di 8,37 LS dan 116,48 BT dengan kedalaman 15 kilometer tersebut berpotensi terjadinya tsunami.
Menurut BMKG, gempa terdeteksi di wilayah Carik, Lombok Utara:
#Pemutakhiran,Tsunami akibat Gmp Mag:7.0SR, telah terdeteksi di Carik(18:48WIB)0.135m, Badas(18:54WIB)0.100m#BMKG pic.twitter.com/NaGLPhOEno
— BMKG (@infoBMKG) August 5, 2018