tirto.id - Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengungkapkan bahwa kementeriannya melakukan refocusing anggaran untuk dialihkan ke pembelian pompa. Pembelian pompa dilakukan untuk mengairi sawah yang terdampak el nino yang belum berakhir dan masuk ke peralihan musim kemarau.
"Kami sudah lakukan sejak bulan Maret. Solusi cepat untuk tangani kondisi el nino dan kekeringan ini adalah pompanisasi. Kami laporkan [kepada Presiden Joko Widodo], ‘Pak, kami sudah refocusing anggaran untuk beli pompa,’" kata Andi di Istana Kepresiden, Selasa (11/6/2024).
Andi menyampaikan bahwa anggaran yang di-refocusing semula diperuntukkan untuk perjalanan dinas hingga biaya seminar. Selain pompa, Kementan juga menggunakan anggaran tersebut untuk membeli mesin pertanian dan benih untuk petani.
"Yang dulunya diperuntukkan untuk bangunan, diperuntukkan untuk sebagian perjalanan dinas, acara seminar, kemudian biaya tak penting dulu, kami cabut kami refocusing. Kemudian, kami belikan benih, pompa, dan mesin pertanian untuk petani," kata dia.
Nilai anggaran yang di-refocusing tersebut mencapai Rp7 triliun. Andi menegaskan bahwa jumlah tersebut adalah hasil akumulasi dari anggaran yang tidak memberikan dampak signifikan kepada produksi jagung dan padi.
"Jadi, semua anggaran yang tidak memberikan dampak signifikan pada produksi padi dan jagung komoditas strategis kita itu kami pindahkan, kami alihkan ke pangan strategis, yaitu Rp7 triliun," kata dia.
Andi menambahkan bahwa realisasi pembelian pompa tersebut saat ini mencapai 70 persen. Dia berharap pompa dan alat pertanian yang dibagikan dapat digunakan untuk memitigasi risiko kekeringan yang diprediksi akan terjadi pada Agustus hingga Oktober.
"Kalau ini terpasang semua, mudah-mudahan bisa memitigasi risiko kekeringan. Jadi, beliau (Presiden Joko Widodo) perintahkan segera selesaikan yang 30 persen sebelum Agustus bisa selesai," kata dia.
Sisa proyeksi 30 persen tersebut akan difokuskan ke beberapa daerah di Pulau Jawa, Provinsi Lampung, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah. Andi menegaskan bahwa proyek pompanisasi merupakan solusi jangka pendek untuk mengejar target produksi di daerah-daerah lumbung pangan tersebut.
"Itu solusi cepat. Kalau ada pompa, kita bisa langsung tanam. Tapi, kalau cetak sawah, itu butuh waktu 1,2, atau 3 tahun. Padahal, kita butuh pangan sekarang dan juga negara lain juga shortage, mereka kekurangan pangan," kata Andi.
Penulis: Irfan Amin
Editor: Fadrik Aziz Firdausi