tirto.id - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menyatakan siap mendukung penuh Ganjar Pranowo dalam pemilihan kepala daerah Jawa Tengah (Pilkada Jateng) 2018 mendatang. Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, pada Jumat (17/3/2017).
Hasto yang ditemui oleh Tirto.id setelah rapat dengan seluruh perwakilan partai pendukung Basuki Tjahaja Purnama – Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot) mengatakan bahwa sudah tradisi PDIP untuk mendukung kepala daerah yang sedang menjabat untuk diusung lagi pada periode berikutnya.
“Tradisi PDIP, bagi kepala daerah yang berprestasi baik, itu diberikan kesempatan untuk menjabat 2 kali,” kata Hasto sesaat sebelum memasuki mobilnya.
Hasto mengungkapkan bahwa hal ini tidak berlaku khusus bagi Ganjar Pranowo ataupun karena daerah pemilihan Jawa Tengah. Ia mencontohkan Ahok yang didukung kembali sebagai calon gubernur periode 2017-2022 juga serupa dengan Ganjar.
“Tradisi PDIP, kepala daerah yang sedang menjabat tentu mendapat prioritas seperti Pak Ahok, itu kan mendapat prioritas,” kata Hasto.
Ganjar dan Masalah Pabrik Semen
Terkait masalah pro kontra pabrik Semen di Rembang, Hasto mengatakan bahwa perbedaan pendapat di masyarakat akan terus berkembang. Hal itu tidak serta merta menghilangkan tradisi PDIP. Menurutnya, apa yang dilakukan Ganjar merupakan salah satu bentuk dari tanggung jawab mendukung pertumbuhan ekonomi. Pabrik semen pun menjadi salah satu faktor penting untuk menunjang hal tersebut.
“Hanya saja harus dilakukan dialog. Ketika pabrik dibangun, itu harus mengedepankan kepentingan umum dan ketika ada persoalan harus diselesaikan dengan cara musyawarah mufakat,” ujar Hasto.
Kendati demikian, banyak dialog antara pihak pro dan kontra pabrik semen terbukti sudah dilakukan, namun masih gagal. Pendirian pabrik semen di daerah Rembang yang diberi izin oleh Ganjar menuai banyak kontroversi. Petani Pegunungan Kendeng dari Rembang sampai datang ke depan Istana Negara pada hari Senin (13/3) dan melakukan aksi pasung kaki dengan semen sebagai simbol perlawanan.
Menanggapi hal ini, Hasto mengatakan banyak isu yang disebarkan untuk kepentingan politik. “Ya ada juga yang menggunakan itu sebagai isu-isu politik. Ada yang mencoba mobilisasi, karena apapun setiap kebijakan itu pasti menimbulkan pro-kontra. Tinggal kita cari bagaimana aspek-aspek kemanfaatannya. Itu bisa jauh lebih banyak bagi negara dan masyarakat,” dalih Hasto.
Sementara itu PPP kubu Djan Faridz pada Rabu (15/3) menyatakan telah menjalin koalisi permanen dengan PDIP dalam Pilkada 2018 bahkan hingga Pilpres 2019 mendatang menyatakan akan mendukung setiap calon yang diusung oleh PDIP.
Menanggapi hal ini, Djan Faridz menyatakan bahwa pihaknya siap mendukung siapa saja yang diusung oleh PDIP selama ada perjanjian kontrak untuk membantu umat Islam jika nanti calon tersebut berhasil terpilih.
"Siapapun yang komitmen dan kontrak politik dengan PPP akan berpihak kepada umatnya. Itu syarat utamanya,” kata Djan Faridz, “Saya ikut dengan PDIP, tapi syaratnya satu, Ganjar teken kontrak politik dulu. Kalau nggak, buat apa?” kata Djan sambil tertawa.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Agung DH