tirto.id - Bakal calon presiden Ganjar Pranowo menilai pendidikan menjadi kunci dalam pemberantasan kemiskinan di Indonesia. Hal itu ia sampaikan dalam kuliah umum di Universitas Kristen Maranatha Bandung, Jawa Barat, Rabu (11/10/2023).
"Penting untuk mencanangkan program satu keluarga miskin satu sarjana," kata Ganjar dikutip dari Antara, Kamis (12/10/2023).
Ganjar menceritakan dirinya yang berasal dari keluarga sederhana bisa berhasil seperti saat ini karena pendidikan.
"Saya orang yang meyakini bahwa untuk menyelesaikan problem kemiskinan, yang terbaik adalah dengan pendidikan. Karena saya sendiri contohnya," kata dia.
Menurut Ganjar, nasibnya tidak akan seperti saat ini bila tidak sekolah.
"Di situ peran negara hadir. Bagaimana agar seluruh masyarakat Indonesia bisa mengakses pendidikan dengan baik," ujarnya.
Selain itu, Ganjar menyampaikan pengalamannya dalam memutus kemiskinan dengan pendidikan. Saat menjadi Gubernur Jawa Tengah, ia membuat sekolah gratis untuk warga miskin bernama SMK Negeri Jateng.
"Semuanya gratis, tidur gratis, makan, sepatu, seragam, tas semuanya kami biayai. Dan yang bisa masuk ke sekolah itu syaratnya dari keluarga miskin," katanya.
Ganjar menyatakan program itu terbukti ampuh. Anak-anak miskin yang terancam tidak bisa sekolah akhirnya bisa mengenyam pendidikan. Ia mengklaim 100 persen lulusannya tidak ada yang menganggur.
"Mereka bekerja di perusahaan besar, ada yang di Jepang, Jerman, Korea Selatan, dan lainnya. Mereka menjadi tulang punggung keluarga. Saya terharu ketika mereka mengatakan bisa melunasi utang keluarga, membeli rumah, tanah, dan lainnya. Mereka bisa mengangkat keluarga dari jurang kemiskinan," katanya.
Ganjar berharap program seperti itu bisa diperluas di Indonesia. Ia akan mendorong pendidikan gratis mulai PAUD hingga SMA.
"Kami ingin mendorong satu keluarga miskin satu sarjana. Kalau itu bisa terwujud, maka saya percaya kemiskinan bisa diselesaikan," katanya.
Ganjar optimistis untuk mewujudkan hal tersebut. Ia bilang yang terpenting adalah kemauan dan "strong leadership" dalam pengambilan keputusan.
"Anggaran negara harus dinaikkan dua kali lipat, sistem pemerintahan harus digital, dan korupsi harus diberantas. Kalau itu bisa, maka anggaran negara bisa dioptimalkan untuk pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan lainnya," harapnya.
Editor: Gilang Ramadhan