tirto.id - Calon presiden (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo angkat bicara mengenai penangkapan relawannya Palti Hutabarat oleh Bareskrim Polri atas sangkaan tindak pidana ITE terkait rekaman Forkopimda di Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara untuk mendukung paslon nomor urut 2. Menurut dia, Polri perlu melakukan uji forensik untuk membuktikan kebenaran dari rekaman suara yang disebar Palti.
"Maka saya sampaikan itu mestinya ada orang yang minta digital forensik, itu benar atau tidak," ucap Ganjar di Graha Oikoumene, Jakarta Pusat, Senin (22/1/2024).
Ganjar menegaskan, apa yang dilakukan kepada relawannya yang membuka dugaan kecurangan itu tidak seharusnya dilakukan.
"Ada orang yang meng-upload itu setelah sekian kali semua orang meng-upload, ditangkap jam 3 dini hari, enggak benar," kata Ganjar.
Dijelaskan Ganjar, dugaan kecurangan sudah banyak terjadi menjelang pencoblosan. Dia membeberkan, penekanan kepada kepala daerah tak sedikit terjadi.
Dia menyebutkan, di Medan, adanya pengarahan kepada para guru untuk memilih salah satu paslon. Videonya pun tersebar ke publik dan menjadi viral.
Kemudian, kata dia, ada juga kepala daerah yang ditelepon satu-satu untuk tidak kencang memberikan dukungan kepada Ganjar. Bahkan, mereka mengaku disandera dan harus mengikuti arahan jika ke depan ingin baik-baik saja.
"Cara-cara seperti ini harus dibuktikan dengan teknologi, pengetahuan, maka itu digital forensik saja atau barang kali beberapa orang yang ditelepon agar tidak kencang-kencang untuk mendukung saya, agar mereka nantinya baik-baik," tutur Ganjar.
Lebih lanjut Ganjar berpandangan, perlu peran tokoh agama, tokoh masyarakat, dan civil socity untuk mengawal demokrasi dalam Pemilu 2024 berjalan sebagaimana mestinya. Dia pun mengaku bahwa dalam pemilu kali ini bagaikan kembali ke masa menjadi aktivis.
Pertemuan dengan sejumlah tokoh agama, seperti serikat jemaat kristiani pun dilakukan Ganjar hari ini. Baginya, pelibatan tokoh agama akan menjadikan pesta demokrasi berjalan sesuai aturan.
"Model-model seperti ini rasanya tidak pas untuk negara demokratis seperti kita. Kan demokrasinya mau kita bikin substantif, partisipasinya ada," ujar Ganjar.
Penulis: Ayu Mumpuni
Editor: Anggun P Situmorang