tirto.id - Episode terakhir Game of Thrones telah tayang pada Minggu (19/5/2019) waktu Amerika Serikat (AS) atau Senin (20/5/2019) waktu Indonesia.
Pada episode terakhir, Jon Snow (Kit Harington) membunuh Daenerys Targaryen (Emilia Clarke). Akibatnya, Jon ditahan karena Unsullied yang murka melihat ratunya dibunuh.
Brandon Stark (Isaac Hempstead Wright) dipilih menjadi raja dari Six Kingdom. Sansa Stark (Sophie Turner) menjadi ratu atau Queen in the North di Winterfell.
Bran menghukum Jon Snow seumur hidup dengan mengutusnya ke Castle Black untuk menjadi Night's Watch. Sesampainya di Castle Black, dia bersama para Wilding menuju ke utara.
Sementara Arya (Maisie Williams) mengatakan ia akan menuju "west of Westeros", daerah yang belum terpetakan dan diketahui orang.
Apabila merujuk pada episode terakhir, banyak tanda-tanda atau setidaknya bahan cerita yang bisa dijadikan spin-off. Mulai dari cerita petualangan Arya sampai kisah Sansa di Winterfell.
Melansir IGN, dua tahun lalu, tepatnya pada Mei 2017, HBO dan penulis naskah telah menyepakati pengerjaan empat seri prekuel Game of Thrones (pada prosesnya, jumlahnya bertambah menjadi lima).
Pada saat itu, masing-masing penulis sedang mengeksplorasi periode waktu yang ditetapkan oleh George R. R. Martin dalam bukunya, A Song of Ice and Fire.
"Kami telah memiliki lima pertunjukan pengganti Game of Thrones yang berbeda dalam pengembangannya di HBO. Dan tiga di antaranya masih dalam proses yang baik," kata Martin di situs webnya awal bulan ini.
"Yang saya tidak seharusnya sebut, 'The Long Night', akan syuting akhir tahun ini, dan dua pertunjukan lainnya masih dalam tahap naskah, tetapi semakin dekat. Tentang apa mereka? Saya tidak bisa mengatakan. Tapi mungkin beberapa dari Anda harus mendapatkan salinan Fire and Blood dan buat teori Anda sendiri.”
Dilansir The Wrap, salah satu spin-off mungkin akan menceritakan tentang sejarah kuno Westeros. Hal itu bisa jadi terkait ayah Daenerys saat merebut takhta atau Robert Baratheon dalam melakukan pemberontakan. Produksi spin-off tersebut akan dipimpin oleh Jane Goldman.
Editor: Dipna Videlia Putsanra