Menuju konten utama

Freddie Mercury di Angkasa Luar

Dulu Freddie Mercury mengapung di angkasa hanya dalam lirik lagu: "I'm a shooting star leaping through the sky." Kini ia benar-benar berada di angkasa, menjadi nama bagi asteroid 17473 yang ditemukan astronom Belgia Henri Debehogne.

Freddie Mercury di Angkasa Luar
Freddie Mercury [Foto/wikipedia.org]

tirto.id - I'm a shooting star leaping through the sky...

Itu adalah baris terkenal dari lagu “Don't Stop Me Now” milik kelompok musik rock legendaris Queen. Freddie Mercury, penyanyi utama dan pencipta lagu-lagu grup itu, tentu menuliskannya sebagai metafora—mungkin tentang seks dan penggunaan madat. Ia tidak sedang menyatakan dirinya benar-benar berkeliaran di angkasa luar.

Namun, 5 September silam, tepat 70 tahun sejak ia dilahirkan dengan nama Farrokh Bulsara di Zanzibar, lebih dari dua dekade setelah kematiannya di Inggris, potongan lirik itu menjadi kenyataan.

Lewat doktor astrofisika Brian May, yang juga gitaris Queen, The International Astronomical Union (IAU) mengumumkan bahwa sang penyanyi kini resmi berkisar di langit, di antara orbit Mars dan Jupiter, di sabuk asteroid terbesar dalam tatasurya kita.

Ia tidak “burnin' through the sky” dengan temperatur “two hundred degrees” sebagaimana dikatakan refrain lagu itu, melainkan jadi sebongkah batu berdiameter 3,4 kilometer yang mengapung-apung dalam suhu minus 100 derajat Fahrenheit. Dan setiap 3,69 tahun, ia menuntaskan satu perjalanan mengelilingi matahari. Tak begitu ngebut.

Freddie Mercury (ditulis Freddiemercury) ialah nama baru asteroid 17473 yang ditemukan astronom Belgia Henri Debehogne di La Silla Observatory, Chili, pada 21 Maret 1991. Penamaan itu, menurut IAU, adalah penghargaan untuk Freddie Mercury selaku salah seorang biduan rock terbesar sepanjang masa.

Tapi, dari sekian banyak asteroid yang belum dinamai, mengapa 17473? Berdasarkan waktu penemuannya, nama asteroid itu adalah 1991FM3. Kebetulan, Freddie Mercury wafat pada 1991 dan inisialnya tentu saja FM.

“Seperti sebutir abu di angkasa luar,” kata Brian May tentang (17473) Freddiemercury. Untuk melihatnya dari Bumi, orang membutuhkan teleskop yang serius, sebab ia 10 ribu kali lebih kabur ketimbang benda langit yang dapat dilihat manusia menggunakan mata telanjang.

“Ia hanya setitik cahaya, tetapi ia adalah titik cahaya yang istimewa," ujar May. "Suatu saat, barangkali kita bisa ke sana."

Pada mulanya, asteroid dinamai berdasarkan tokoh-tokoh dalam mitologi Yunani dan Romawi. Lima asteroid pertama yang ditemukan manusia adalah (1) Ceres, (2) Pallas, (3) Juno, (4) Vesta, dan (5) Astraea.

Ceres adalah dewi pertanian, gandum, kesuburan, dan kasih ibu dalam agama Romawi Kuno; Pallas adalah nama lain Athena, dewi kebijaksanaan, keberanian, hukum dan keadilan, matematika, dan keterampilan; Juno adalah versi Romawi dari Hera, dewi perkawinan; Vesta adalah dewi pelindung tungku, rumah, dan keluarga; dan Astraea ialah dewi kesucian.

Tetapi kebiasaan itu perlahan berubah. Kini, di bawah pengawasan IAU, nama-nama yang dipilih bisa bersumber dari banyak hal. Bahkan ada asteroid yang dinamai berdasarkan Mr. Spock dari Star Trek. Yang penting, nama-nama itu tidak menyinggung suatu golongan dan tidak berhubungan dengan aktivitas politik atau militer tertentu yang belum lama terjadi.

Asteroid 232, sebuah gumpalan arang raksasa, misalnya, dinamai Rusia. Ada pula asteroid-asteroid yang meminjam nama para penulis: (4635) Rimbaud dari penyair Prancis Arthur Rimbaud, (4112) Hrabal dari novelis Cek Bohumil Hrabal, (7015) Schopenhauer dari filsuf Jerman Arthur Schopenhauer, dan sebagainya.

Sekalipun syaratnya longgar, proses penamaan itu makan banyak waktu. Sebuah asteroid perlu diamati relatif lama, kadang hingga bertahun-tahun, agar orbitnya diketahui secara pasti. Kemudian ia mendapatkan nama berupa serangkaian angka sebagai tanda “permanent designation.” Setelah itu, barulah IAU, lewat sebuah komite khusus, menerima usulan nama penuh bagi batu langit tersebut dan mempertimbangkannya.

Di atas sana, Freddiemercury tidak bakal kesepian, sebab sudah ada (4305) Clapton, (2620) Santana, (3834) Zappafrank, dan (342843) Davidbowie yang menunggunya. Mereka bisa melakukan jamming. Bahkan, sejak delapan tahun lalu, Brian May sudah mengapung-apung di angkasa sebagai (52665) Brianmay.

Rombongan itu tak perlu takut dilanda bosan. Mereka bisa, misalnya, menyaksikan “Lucy in the Sky with Diamonds” dibawakan secara langsung oleh (4147) Lennon, (4148) McCartney, (4149) Harrison, dan (4150) Starr. Oleh (8749) Beatles.

Dan takkan ada yang berkeberatan (327695) Yokoono menonton, asalkan ia tidak memaksa duduk di atas pelantam seperti yang sudah-sudah.

Baca juga artikel terkait ASTRONOMI atau tulisan lainnya dari Dea Anugrah

tirto.id - Hobi
Reporter: Dea Anugrah
Penulis: Dea Anugrah
Editor: Maulida Sri Handayani