Menuju konten utama

Food Taster, Sang Penguji Cita Rasa dengan Gaji Selangit

Profesi food taster telah berevolusi, dari hanya sekedar pencicip makanan untuk mendeteksi racun menjadi analis sensori yang menguji kompleksitas rasa.

Food Taster, Sang Penguji Cita Rasa dengan Gaji Selangit
Header SIDE JOB penguji cita rasa. tirto.id/Tino

tirto.id - Pernah tidak membayangkan risiko apa yang terjadi terhadap makanan dan minuman kita konsumsi sehari-hari? Selama ini, mungkin pertanyaan itu bagi sebagian orang masih dianggap sepele. Karena pikirnya sederhana, asal makan dan perut kenyang, sudah cukup sebenarnya.

Namun, dari kasus kopi sianida yang dilakukan Jessica Wongso terhadap Wayar Mirna Salihin pada 2016 lalu, kita bisa belajar untuk tidak lengah. Toh bisa jadi, apa yang dikonsumsi justru membahayakan keselamatan nyawa kita.

Potensi risiko itulah yang kemudian melahirkan profesi food taster atau pencicip makanan. Profesi yang tugas awalnya untuk menguji racun tersebut sudah ada sejak zaman Mesir kuno umumnya dipekerjakan oleh bangsawan, raja atau pemegang kekuasaan.

Salah satu cerita pencicip makanan paling terkenal adalah tim food taster untuk Ketua Parta Nazi, Adolf Hitler. Hitler mempekerjakan 15 orang perempuan muda untuk mencicipi makanannya pada siang dan pagi hari. Jika tidak ada yang jatuh sakit, makanan kemudian dikemas dan dikirim ke markas Hitler.

Tidak hanya Hitler, banyak pemimpin dunia yang diketahui mempekerjakan food taster untuk meminimalisir risiko keracunan makanan. Meskipun tidak ada posisi food taster yang spesifik, namun diketahui bahwa Presiden Amerika Serikat (AS) mempunyai staf yang bertanggung jawab untuk mengevaluasi semua hidangan sebelum disajikan.

Dalam sebuah artikel di Washingtonian, mantan koki yang bekerja di Gedung Putih menjelaskan bahwa Presiden tidak memiliki juru pencicip makanan khusus. Akan tetapi selalu ada orang yang senantiasa mengawasi dan menyaring semua jenis makanan.

“Tidak ada satu pun yang sampai ke tangan Presiden (AS) tanpa sebelumnya diperiksa oleh seseorang,” ungkap Walter Scheib, mantan juru masak Gedung Putih yang bekerja 11 tahun untuk Presiden Bill Clinton dan George W. Bush.

Prosedur yang sama juga berlaku bagi Presiden Indonesia. Sekelas Presiden dan Wakil Presiden sudah barang tentu memiliki juru khusus untuk pekerjaan di bidang ini. Pihak istana tidak mau ambil risiko besar. Seluruh makanan disajikan dalam beberapa agenda khusus Jokowi dan Ma’ruf Amin, selalu ada tim khusus yang mencicipi makanan terlebih dahulu.

“Sebagai [presiden dan] wakil presiden punya dokter yang bertugas sebagai tester,” ujar Juru Bicara Wapres Ma'ruf Amin, Masduki Baidlowi, saat dikonfirmasi Tirto.

Pencicip makanan memang sebuah konsep yang lebih sering dikaitkan dengan tokoh-tokoh penting seperti pemimpin politik dan taipan bisnis. Tapi belakangan profesi ini, mengalami kebangkitan seiring dengan kebutuhan dan perkembangan zaman.

penguji makanan presiden jokowi

BPOM melakukan pengujian makanan yang disantap Presiden RI Joko Widodo dan keluarga di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT agar aman dari delapan jenis kandungan berbahaya, Sabtu (22/4/2023). ANTARA/HO-Dokumentasi Pribadi.

Prospek Pencicip Makanan

Jenis pekerjaan food taster belakangan telah berkembang secara global. Kini mereka juga dipekerjakan oleh perusahaan atau lembaga penelitian untuk mengevaluasi kualitas, rasa, dan atribut sensorik produk makanan atau minuman.

Kini food taster juga dikategorikan sebagai ‘analis rasa.’ Tugas utamanya adalah memastikan bahwa produk makanan memenuhi rasa, tekstur, aroma dan penampilan yang diinginkan sebelum dirilis ke konsumen. Alhasil, profesi ini memainkan peran penting dalam industri makanan.

Profesi ini memiliki prospek yang cukup cerah mempertimbangkan adanya kenaikan permintaan atas produk berkualitas tinggi dan aman dikonsumsi. Perusahaan makanan menginvestasikan anggaran yang lebih untuk analisa rasa dan sensorik agar mampu menciptakan produk yang unik dengan rasa memikat.

Tidak hanya itu, bertambahnya populasi, pergeseran pola makan, dan teknologi pengolahan makanan yang semakin maju juga mendorong permintaan atas profesi food taster.

Terlebih lagi, pengembangan rantai pasokan global, yang memungkinkan distribusi makanan lebih luas, juga turut mengharuskan kehadiran penguji makanan. Hal ini untuk menjaga konsistensi rasa dan kualitas di berbagai lokasi.

Di satu sisi, walau kedengarannya mudah, namun tidak sembarangan orang bisa bekerja di bidang ini. Butuh indera perasa yang kuat, dengan kemampuan untuk berfokus pada lapisan rasa yang kompleks. Maka tak heran jika kemudian food taster memiliki penghasilan yang fantastis.

Berdasakan analisa ZipRecruiter gaji untuk mempekerjakan seorang food taster di AS diperkirakan mencapai USD18,27 dan terendah USD9,13 per jam. Secara rerata dalam sebulan profesi ini dapat mengantongi pemasukan setidaknya USD2.449 atau setara Rp38 juta (asumsi kurs Rp15.500/USD).

Bahkan beberapa food taster dengan spesifikasi pekerjaan tertentu dapat memperoleh pendapatan hingga ratusan juta rupiah tiap bulannya. Ambil contohnya konsultan makanan yang dibayar USD8.206 atau setara Rp127,2 juta tiap bulan.

Konsultan makanan adalah seorang food taster yang juga merupakan ahli gastronomi, keamanan dan kualitas pangan. Mereka memberikan wejangan kepada perusahaan terkait pengembangan dan peningkatan operasi layanan produk.

Ilustrasi pengujian makanan oleh ilmuan

Ilustrasi pengujian makanan oleh ilmuan. FOTO/iStockphoto

Walaupun lowongan food taster di Indonesia tidak sebanyak di Negeri Paman Sam, tetapi gaji yang ditawarkan masih di atas rata-rata UMR.

Rata-rata gaji kotor penguji makanan di Indonesia adalah Rp181.38 juta setahun atau setara dengan gaji bulanan Rp15,1 juta. Selain itu, mereka memperoleh rata-rata bonus sebesar Rp2.83 juta.

Hasil perhitungan tersebut berdasarkan data survei yang dikumpulkan langsung dari pemberi kerja dan karyawan anonim di Indonesia.

Lebih lanjut, jika mempertimbangkan pengalaman, seorang food tester entry level (pengalaman 1-3 tahun) memperoleh gaji rata-rata Rp11,5 juta. Di sisi lain, seorang penguji makanan tingkat senior (pengalaman delapan tahun lebih) memperoleh gaji rata-rata Rp18,5 juta.

Kualifikasi Si Analis Rasa

Melihat potensi pasar dan pendapatan besar, jenis pekerjaan ini tentu sangat menggiurkan. Namun perlu diingat bahwa menjadi penguji makanan tidaklah mudah karena tidak hanya diperlukan indera perasa yang sensitif, tetapi juga hasrat untuk menyajikan makanan yang terbaik.

Untuk menjadi penguji makanan, selain memiliki indera perasa yang superior, ada persyaratan tertentu yang harus dipenuhi pelamar. setidaknya ada beberapa kualifikasi standar yang patut dipenuhi, seperti pendidikan, pelatihan dan pengalaman, serta sertifikasi.

Dari sisi pendidikan, sebagian besar perusahaan mengharuskan pencicip makanan memiliki setidaknya ijazah sekolah menengah atas atau sederajat. Beberapa perusahaan lebih memilih kandidat yang memiliki gelar sarjana di bidang ilmu pangan, nutrisi, atau bidang terkait.

Pasalnya dengan latar belakang tersebut, kandidat memiliki pengetahuan tentang berbagai elemen makanan, keamanan pangan, mikrobiologi makanan, dan kimia makanan.

Kemudian, menjadi poin tambah jika kandidat pernah mengikuti pelatihan atau kursus cita rasa. Meskipun bukan merupakan persyaratan utama, namun sertifikasi dapat menunjukkan komitmen terhadap peran tersebut dan membuat kandidat terlihat lebih menonjol.

Sejatinya ada lebih banyak keterampilan yang dibutuhkan untuk menjadi pencicip makanan, tak hanya sekedar mencicip. Perlu diingat, profesi ini memiliki peran yang sangat signifikan dalam produksi dan pemasaran produk perusahaan.

Food taster tidak hanya diharuskan mencicipi berbagai macam makanan, tetapi juga bertanggung jawab untuk membuat catatan dan analisa rinci mengenai atribut cita rasa, penampilan, dan tekstur sampel. Dalam beberapa kasus, pencicip makanan dapat diminta untuk mencoa berbagai versi yang sama dan mampu membedakan perbedaan sampel.

Selain itu, karena profesi ini mengharuskan pembuatan laporan hasil pengujian, seorang pencicip rasa juga harus memiliki keterampilan komunikasi tertulis dan verbal. Jadi, jika hanya memiliki indera yang sensitif tapi tidak mampu mendeskripsikannya, maka harap berpikir ulang untuk menjajaki profesi ini.

Baca juga artikel terkait SIDE JOB atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Bisnis
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Dwi Ayuningtyas