tirto.id - Tragedi Halloween di Itaewon, Korea Selatan tengah menjadi sorotan internasional. Tragedi yang terjadi pada Sabtu (29/10/2022) malam itu menelan korban jiwa hingga 154 orang, menurut update terakhir pada Senin (31/10/2022) pukul 10.00 WIB.
Itaewon adalah salah satu distrik kehidupan malam yang terletak di ibu kota Korea Selatan, Seoul. Daerah ini merupakan salah satu lokasi wisata yang menarik turis. Mereka datang untuk makan atau berpesata. Saat ini Itaewon menjadi salah satu lokasi bencana terburuk di negara itu.
Pada Sabtu malam, puluhan ribu orang membanjiri Itaewon untuk merayakan Halloween. Kekacuan mulai terjadi ketika kerumunan semakin rapat, dengan beberapa saksi mengatakan mereka sulit untuk bernapas dan tidak mungkin bergerak.
The Korea Herald melaporkan, sebanyak 154 orang tewas dan 103 orang terluka akibar peristiwa ini. Pihak berwenang sekarang telah melakukan penyelidikan mendesak untuk mencari tahu mengapa malam yang seharusnya menjadi perayaan biasa itu berubah menjadi tragedi mencekam.
Kronologi Tragedi Halloween Itaewon
Itaewon telah lama menjadi tempat populer untuk merayakan Halloween, terutama karena perayaan Halloween menjadi makin populer di Asia dalam beberapa tahun terakhir. Namun, selama dua tahun terakhir, perayaan terpaksa batal karena Korsel menerapkan pembatasan akibat pandemi.
Sabtu malam menandai Halloween pertama sejak negara itu mencabut pembatasan ini. Ini diduga menjadi salah satu faktor kenapa orang sangat bersemangat ke Itaewon. Tak hanya wisatawan domestik, banyak turis asing yang ikut berpartisipasi dalam perayaan ini.
Video dan foto yang beredar di media sosial menunjukkan orang-orang berdesakan, saat mereka berdiri, bahu sudah saling bersentuhan di jalan sempit. Bagi penduduk Seoul yang sudah terbiasa berdesakan di kereta bawah tanah atau di Itaewon sekalipun, kerumunan malam itu sangat tidak biasa.
Seorang saksi mata mengatakan kepada CNN.com, butuh beberapa waktu bagi orang untuk menyadari ada sesuatu yang salah di tengah kerumunan. Teriakan panik orang-orang bersaing dengan musik yang menggelegar dari klub dan bar di sekitarnya.
Setelah panggilan darurat pertama datang sekitar pukul 22.24 KST, pihak berwenang bergegas ke tempat kejadian - tetapi banyaknya orang membuat sulit untuk menjangkau mereka yang membutuhkan bantuan. Video menunjukkan orang-orang melakukan CPR pada pengunjung pesta lainnya yang tergeletak di tanah.
Kesaksian Tragedi Halloween di Itaewon
Ribuan orang dalam kostum Halloween (ada yang memakai kostum polisi, petugas medis, pemadam kebakaran, dan lain-lain) berkontribusi menambah rasa kebingungan dan kekacauan Seorang saksi melihat seorang polisi berteriak meminta bantuan, tetapi beberapa orang mengira dia merupakan turis yang memakai kostum.
Seorang saksi memposting di Twitter: “Orang-orang terus mendorong ke gang dengan jalan menurun, mengakibatkan orang lain berteriak dan jatuh seperti kartu domino. Saya pikir saya akan terlindas sampai mati juga, karena orang-orang terus mendorong tanpa menyadari ada orang yang jatuh di bawahnya.”
Lee Beom-suk, seorang dokter yang memberikan pertolongan pertama kepada para korban, mengatakan kepada TV lokal bahwa dia telah menyaksikan adegan tragedi dan kekacauan.
"Begitu banyak wajah korban memutih. Saya tidak bisa menangkap denyut nadi atau napas mereka. Ada darah yang keluar dari hidung mereka. Ketika saya mencoba CPR, saya juga memompa darah keluar dari mulut mereka,” ujarnya, dikutip The Guardian.
Sebagian besar korban berusia remaja dan 20-an. Sedikitnya 26 warga negara asing (WNA) menjadi korban, kata kementerian luar negeri, termasuk warga AS, Uzbekistan, Austria, Norwegia, Vietnam, Kazakhstan, Iran dan Sri Lanka. Seorang warga negara Prancis, tiga orang Rusia dan empat orang China juga tewas.
Saksi mata menggambarkan kekacauan tersebut dan polisi kesulitan mengendalikan massa. Moon Ju-young (21) mengatakan ada tanda-tanda masalah yang jelas di gang-gang sebelum insiden itu. "Gang itu setidaknya 10 kali lebih ramai dari biasanya," katanya.
Saksi lain mengatakan kamar mayat darurat telah didirikan di sebuah gedung yang berdekatan dengan tempat kejadian. Sekitar empat lusin mayat dibawa dengan tandu beroda dan dipindahkan ke fasilitas pemerintah untuk mengidentifikasi para korban, menurut saksi.
Distrik Itaewon populer di kalangan anak muda Korea Selatan dan ekspatriat. Puluhan bar dan restorannya penuh sesak pada hari Sabtu untuk Halloween setelah bisnis mengalami penurunan tajam selama tiga tahun pandemi. Dengan meredanya pandemi Covid-19, jam malam di bar dan restoran telah dikembalikan normal.
Bencana tersebut merupakan yang paling mematikan di Korea Selatan sejak kapal feri Sewol tenggelam pada tahun 2014, menewaskan 304 orang, kebanyakan dari mereka adalah siswa sekolah menengah. Selain itu, pada tahun 2005, 11 orang tewas dan sekitar 60 lainnya terluka dalam sebuah konser pop di selatan kota Sangju.
Editor: Addi M Idhom