Menuju konten utama

Fakta-Fakta Kerusuhan Bangladesh yang Menelan Banyak Korban

Fakta-fakta demo dan kerusuhan Bangladesh, yang berlangsung pada Minggu (4/8/2024), penyebab, dan jumlah korban terkini.

Fakta-Fakta Kerusuhan Bangladesh yang Menelan Banyak Korban
Seorang pengunjuk rasa yang terluka dibawa untuk perawatan di Rumah Sakit Dhaka Medical College selama bentrokan dengan polisi dan pengunjuk rasa di Dhaka, Bangladesh, pada 4 Agustus 2024, untuk menuntut keadilan bagi para korban yang ditangkap dan dibunuh dalam kekerasan nasional baru-baru ini selama protes anti-kuota . Jumlah korban tewas akibat bentrokan pada tanggal 4 Agustus antara pengunjuk rasa Bangladesh yang menuntut Perdana Menteri Sheikh Hasina mengundurkan diri dan pendukung pro-pemerintah meningkat menjadi sedikitnya 97 orang, kata polisi dan dokter. Zabed Hasnain Chowdhury/NurPhoto)TIDAK GUNAKAN PRANCIS/reuters

tirto.id - Gelombang protes anti-pemerintah dan kerusuhan kembali terjadi di Bangladesh, pada Minggu (4/8/2024). Kerusuhan tersebut menelan banyak korban dari kalangan demonstran hingga petugas kepolisian.

Situasi di Bangladesh memanas sejak awal Juli 2024. Awalnya, protes hanya dilakukan oleh para mahasiswa yang memprotes soal aturan kuota penerimaan pegawai negeri sipil (PNS) untuk pejuang kemerdekaan.

Belakangan, aksi protes semakin meluas menyusul krisis ekonomi yang terjadi di Bangladesh. Mengutip Aljazeera, Bangladesh terus mengalami inflasi serta peningkatan biaya hidup dan pengangguran sepanjang tahun ini.

Kondisi ini membuat massa marah dan menuntut pergantian pemerintah. Sementara itu, Pemerintah Bangladesh mengklaim bahwa kerusuhan disebabkan oleh partai oposisi, Partai Nasionalis Bangladesh (BNP).

Pemerintah Bangladesh mengklaim bahwa BNP mencoba menentang hasil Pemilu 2024, yang dimenangkan oleh Perdana Menteri (PM) Sheikh Hasina. Berkat kemenangan itu, ia berhasil mengamankan posisinya selama empat periode berturut-turut.

5 Fakta Kerusuhan Bangladesh yang Menelan Korban

Terdapat sejumlah fakta kerusuhan Bangladesh yang menelan banyak korban selama satu bulan terakhir. Berikut ini fakta-fakta kerusuhan Bangladesh, terkait tuntutan massa hingga jumlah korban:

1. Demo dan kerusuhan Bangladesh terjadi di beberapa kota

Demo dan kerusuhan Bangladesh dilaporkan terjadi di beberapa kota. Mengutip Reuters, demo massa melakukan demo di Barsial, Sirajganj, Magura, Comilla, Feni, dan Dhaka.

Terlepas demo menyebar di berbagai wilayah Bangladesh, demo dan kerusuhan terbesar terjadi di ibu kota, yaitu Dhaka. Demo terakhir yang terjadi pada Minggu, 4 Agustus 2024, berlangsung di wilayah Dhaka massa memenuhi jalanan dan merusak fasilitas publik.

Massa juga membakar pusat perbelanjaan yang dibangun di jalan protokol. Polisi juga bersikap represif. Petugas kepolisian dilaporkan menembakkan gas air mata dan melemparkan granat kejut untuk membubarkan massa.

2. Massa menuntut PM Bangladesh mundur

Massa yang turun ke jalanan Bangladesh menuntut agar PM Sheikh Hasina mundur dari jabatannya. Tuntutan ini disampaikan massa menyusul kenaikan harga bahan kebutuhan pokok, lonjakan pengangguran, dan kebijakan yang dinilai menguntungkan pendukung pemerintah.

Tuntutan serupa juga disampaikan oleh partai oposisi BNP. Pihak BNP mendesak Hasina mengundurkan diri dan diganti dengan pemerintahan sementara yang netral. Mereka juga mengklaim bahwa Hasina melakukan kecurangan Pemilu pada 2014 dan 2018.

3. Kerusuhan menyebabkan 95 orang tewas

Melansir NPR, setidaknya ada 95 orang tewas akibat kerusuhan di Bangladesh, Minggu (4/8/2024). Jumlah korban yang tewas didominasi oleh demonstran dan 14 di antaranya petugas polisi.

Selain korban tewas, pemerintah setempat mengumumkan ratusan orang luka-luka. Sejak kerusuhan yang terjadi pada Juli 2024, sudah ada lebih dari 200 orang mengalami luka-luka.

4. Pemerintah meliburkan kampus dan sekolah

Rangkaian protes dan kerusuhan yang terjadi selama sebulan terakhir membuat pemerintah meliburkan kampus dan sekolah. Kebijakan ini dikeluarkan untuk membatasi massa berkumpul dan mencegah aksi kekerasan.

Protes tak hanya menyebabkan sektor pendidikan lumpuh. Para pekerja kantoran juga dibatasi karena para pengunjuk rasa menyerukan upaya untuk mogok kerja, tidak membayar pajak, dan tidak membayar tagihan listrik.

Hal ini menyebabkan para pekerja di sejumlah kota, terutama Dhaka, menghadapi tantangan dalam berangkat kerja.

5. Pemerintah memblokir media sosial dan internet

Pemerintah juga telah memblokir media sosial dan internet sejak kerusuhan terjadi. Per 4 Agustus 2024, layanan internet seluler di Bangladesh sudah diputus.

Pemerintah juga memblokir WhatsApp dan Facebook yang menjadi platform utama penyebaran dan pengorganisasian aksi demo. Menteri Telekomunikasi Bangladesh Zunaid Ahmed Palak, menyebut bahwa internet “digunakan sebagai alat untuk menyebarkan rumor, kebohongan, dan disinformasi”.

Baca juga artikel terkait INTERNASIONAL atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Aktual dan Tren
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Iswara N Raditya