tirto.id - Jenis-jenis inflasi bisa dikelompokkan berdasarkan berbagai aspek, salah satunya dari sumber atau asalnya. Jenis-jenis inflasi berdasarkan asalnya ada dua, yaitu dari dalam negeri dan dari luar negeri.
Untuk jelaskan jenis inflasi berdasarkan asalnya, diperlukan pemahaman soal definisi inflasi terlebih dahulu.
Menurut Ismawanto dalam Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas X (2009), inflasi adalah suatu keadaan di mana tingkat harga secara umum (price level) cenderung naik.
Inflasi dapat menyebabkan berbagai perubahan dalam ekonomi. Salah satu dampak inflasi adalah menurunnya nilai mata uang dan kenaikan harga-harga.
Selain itu, inflasi menyebabkan kepercayaan terhadap mata uang menurun dan minat menabung rendah. Akibatnya, uang yang beredar di masyarakat meningkat sehingga terus memperburuk situasi inflasi.
Kondisi semacam ini tentu tidak boleh dibiarkan terus berlarut-larut. Oleh karena itu, pemerintah selaku pemangku kebijakan perlu mengendalikan inflasi sesegera mungkin.
Jenis-jenis Inflasi Berdasarkan Asalnya
Setidaknya ada tiga penggolongan untuk jelaskan jenis-jenis inflasi, mulai dari laju atau kecepatannya, tingkat keparahannya, dan asalnya. Dibandingkan golongan jenis-jenis inflasi lainnya, inflasi berdasarkan asalnya memang lebih jarang dibahas.
Kendati demikian, sumber atau asal inflasi tetap penting untuk dianalisa. Analisa jenis inflasi berdasarkan asalnya membantu pemangku kebijakan mendeteksi penyebab inflasi sehingga bisa segera diatasi dengan menetapkan kebijakan moneter.
Menurut Febby Mutiara Rahayu dalam Mengenal Uang (2023) ada dua jenis inflasi berdasarkan asalnya. Jenis pertama adalah inflasi yang berasal dari dalam negeri, sedangkan jenis kedua adalah inflasi dari luar negeri.
Berikut penjelasan jenis-jenis inflasi berdasarkan asalnya:
1. Inflasi dari dalam negeri
Sesuai dengan sebutannya, inflasi dari dalam negeri terjadi karena faktor-faktor yang berasal dari dalam suatu negara. Inflasi dari dalam negeri juga disebut dengan domestic inflation.Contoh inflasi dari dalam negeri misalnya defisit dalam pembiayaan anggaran belanja negara sehingga pemerintah mencetak uang baru sebagai solusinya. Kondisi ini menyebabkan uang yang beredar di masyarakat meningkat, sehingga terjadi inflasi.
2. Inflasi dari luar negeri
Inflasi dari luar negeri disebut juga dengan imported inflation. Jenis inflasi ini terjadi karena adanya faktor-faktor eksternal, seperti kenaikan harga di luar negeri dan melemahnya nilai tukar.
Contoh inflasi dari luar negeri adalah terjadinya inflasi pada mitra dagang suatu negara. Inflasi menyebabkan biaya produksi barang di negara mitra menjadi naik, sehingga harga jual barang tersebut ke negara-negara lainnya ikut naik.
Jika barang dagang harganya naik adalah barang pokok atau energi seperti minyak mentah, maka akan memengaruhi sektor perekonomian negara lain. Hal inilah yang kemudian memicu inflasi eksternal.
Contoh Inflasi Berdasarkan Asalnya
Inflasi berdasarkan asalnya, baik dari dalam maupun luar negeri sama-sama sudah terjadi di Indonesia dan negara lain. Berikut beberapa contoh inflasi berdasarkan asalnya:
1. Contoh inflasi dari dalam negeri
- Pada 1966 Indonesia mencetak uang baru secara besar-besaran untuk menutup defisit anggaran. Kondisi ini menyebabkan Indonesia mengalami inflasi sebesar 600 persen.
- Pada Maret 2014 cuaca ekstrem di Indonesia menyebabkan sektor pertanian dan perkebunan mengalami gagal panen. Kondisi ini menyebabkan kelangkaan bahan pangan sehingga terjadi inflasi.
- Pada 2014 rentetan bencana alam, mulai dari erupsi Gunung Sinabung, banjir Jakarta, longsor Jawa Tengah, banjir bandang Sulawesi Utara, erupsi Gunung Kelud, menyebabkan Indonesia mengalami inflasi 1,07 persen.
- Pada Oktober 2018 palu mengalami inflasi tinggi sebesar 2,27 persen usai mengalami bencana alam gempa bumi dan tsunami.
2. Contoh inflasi dari luar negeri
- Pada 1997 terjadi investasi berlebihan pada sektor industri tertentu di Korea Selatan yang berasal dari pinjaman luar negeri. Akibatnya terjadi peristiwa Krisis IMF yang memicu inflasi mencapai 40.
- Pada 2015 harga minyak dunia naik menjadi 92,41 dolar AS per barel, menyebabkan harga minyak di Indonesia ikut naik. Kenaikan harga minyak memengaruhi kenaikan harga-harga dari sektor industri lainnya di dalam negeri sehingga memicu inflasi.
- Pada 2021 keterbatasan pasokan energi dan pangan dari negara mitra akibat Pandemi COVID-19 menyebabkan terjadi inflasi di banyak negara Eropa.
- Pada 2022 perang antara Rusia-Ukraina menyebabkan harga minyak dan gas mentah di negara-negara Eropa melambung. Tingginya harga minyak dan gas memicu inflasi 8,6 persen.
Dampak Inflasi terhadap Perekonomian
Inflasi tentunya dapat memengaruhi kondisi perekonomian suatu negara. Salah satu dampak paling umum dari terjadinya inflasi adalah naiknya harga-harga.
Tentu selain peningkatan harga barang ada dampak lainnya yang bisa disebabkan oleh inflasi. Menurut Sandra Dayana dalam Cara Cepat Menguasai Ekonomi SMA (2019), dampak inflasi dapat memengaruhi kondisi ekonomi dan sosial di masyarakat, sebagai berikut:
- Menurunnya nilai uang dan nilai riil piutang.
- Meningkatnya harga produksi yang mengakibatkan tingginya harga jual barang.
- Meningkatnya permintaan terhadap barang tertentu sehinga memicu terjadinya pemborosan produksi.
- Memicu nilai ekspor lebh kecil dari pada nilai impor, sehingga anggaran negara menjadi defisit.
- Menyulitkan produsen dalam menentukan harga jual produk.
- Meningkatkan kerugian di berbagai sektor karena kesalahan menentukan harga pokok penjualan.
- Membebani masyarakat yang memiliki pendapatan rendah.
- Meningkatnya pengangguran karena pertumbuhan ekonomi yang menurun.
Editor: Dhita Koesno