tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ekonomi Indonesia pada 2022 tumbuh 5,31%, lebih tinggi dibandingkan capaian 2021 sebesar 3,70%. Bila menilik secara spasial, perekonomian Indonesia masih disumbang oleh kinerja perekonomian kelompok provinsi di Pulau Jawa dan Sumatera.
Kepala BPS, Margo Yuwono mengatakan pulau Jawa masih dominan sebagai penyumbang distribusi Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku (PDB ADHB) tahun 2022 di Indonesia sebesar 56,48%, diikuti oleh Sumatera sebanyak 22,04%
“Secara spasial, pertumbuhan ekonomi terus menguat, khususnya di Jawa, Sulawesi, dan Maluku & Papua. Namun demikian, struktur ekonomi Indonesia secara spasial masih terkonsentrasi di Jawa dan Sumatera,” terang Kepala BPS, Margo Yuwono pada konferensi pers, Jakarta, Senin (6/2/2023).
Dengan kontribusi lebih dari separuh kinerja perekonomian pada 2022, angka kelompok provinsi di Pulau Jawa mencatat pertumbuhan sebesar 5,31% secara tahunan. Angka tersebut lebih tinggi dari tahun 2021 yang hanya mencapai 3.66%.
Kemudian, sumber pertumbuhan ekonomi kedua adalah kelompok provinsi di Sumatera. Pulau Sumatera berhasil tumbuh 4,69% secara tahunan. Angka tersebut mengalami peningkatan dibandingkan pada 2021 yang mencapai 3.18%.
Sumbangan selanjutnya datang dari kelompok provinsi di Kalimantan. Dengan andil sebesar 9,23% terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, kelompok provinsi di Pulau Kalimantan berhasil tumbuh 4.94% secara tahunan. Angka tersebut lebih tinggi dari tahun 2021 yang mencapai 3.23%
Beralih ke Sulawesi, pertumbuhan ekonomi pada 2022 mencapai 7.03%. Lebih tinggi dibandingkan tahun 2021 yang mencapai 5.67%. Pada pulau Bali dan Nusra (Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur), pertumbuhan ekonomi tahunan Nusra pada 2022 mencapai 5.08% dan untuk Bali mencapai 4.84%. Angka tersebut lebih tinggi dari tahun 2021, yang dimana Bali hanya mencapai 2.46% dan Nusra mencapai 0.08%.
Lalu, untuk daerah Papua dan Maluku pertumbuhan ekonomi tahunan pada 2022 mencapai 8.65%. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan pada 2021 yang mencapai 10.15%. Sedangkan, untuk angka yang paling rendah ada pada 2019 yang mencapai 7.42%.
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Reja Hidayat