Menuju konten utama

Nilai Tukar Rupiah Dibuka Menguat Terhadap Dolar AS

Kurs rupiah terhadap dolar AS menguat 0,66 persen atau 100 poin menjadi Rp14.894 per dolar AS pada Senin (5/6/2023) pagi.

Nilai Tukar Rupiah Dibuka Menguat Terhadap Dolar AS
Petugas menunjukan uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (3/1/2023). Rupiah ditutup melemah 28 poin atau 0,18 persen ke posisi Rp15.601 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.573 per dolar AS akibat dipicu kekhawatiran Bank Indonesia (BI) akan kembali menaikkan suku bunga acuan. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.

tirto.id - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS menguat 0,66 persen atau 100 poin menjadi Rp14.894 per dolar AS pada Senin (5/6/2023) pagi.

Analis senior Lukman Leong menyatakan, penguatan rupiah dipengaruhi antisipasi investor terkait data inflasi Indonesia pada Mei 2023, yang diperkirakan akan kembali lebih rendah.

"Dolar AS sebenarnya masih rebound menguat secara umum setelah data tenaga kerja AS NFP (nonfarm payrolls), yang lebih kuat memicu kenaikan imbal hasil obligasi AS dan ekspektasi tingkat suku bunga The Fed yang lebih tinggi," kata dia dikutip Antara.

Selain itu, data inflasi diperkirakan akan kembali turun dan kian mendekati target Bank Indonesia, sehingga bisa mendukung pertumbuhan ekonomi.

Pada pembukaan perdagangan Senin ini, nilai tukar (kurs) rupiah, yang ditransaksikan antarbank di Jakarta menguat 0,66 persen atau 100 poin menjadi Rp14.894 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.994 per dolar AS.

"Indeks dolar AS pada umumnya naik, dolar AS menguat terhadap hampir semua mata uang, kecuali rupiah," ucap Lukman.

Sementara itu, menurut analis Bank Woori Saudara (BWS) Rully Nova, penguatan rupiah terhadap dolar AS pada pembukaan perdagangan pagi ini disebabkan faktor eksternal, yakni kesepakatan senat AS terkait debt-ceilling Pemerintah AS menjadi rancangan undang-undang (RUU) dan data pengangguran AS pada Mei 2023 yang memburuk.

​​

Faktor domestik yang mendorong penguatan rupiah adalah ekspektasi pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 yang tinggi di level 5,7 persen.

"(Faktor lainnya adalah) laju inflasi Mei (2023) diperkirakan masih pada level yang rendah," ungkapnya.

Baca juga artikel terkait NILAI TUKAR RUPIAH atau tulisan lainnya dari Antara

tirto.id - Ekonomi
Penulis: Antara
Editor: Anggun P Situmorang