Menuju konten utama

Fahri Hamzah Kritisi Larangan Mahasiswa UIN Bercadar

Fahri Hamzah kritisi sikap Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta yang melarang mahasiswanya memakai cadar

Fahri Hamzah Kritisi Larangan Mahasiswa UIN Bercadar
Ilustrasi perempuan bercadar. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah kritik sikap Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta (UIN Suka) yang melarang mahasiswanya memakai cadar. Menurut Fahri, cadar adalah pilihan pribadi yang damai.

"Apa masalahnya? Kalau pilihan orang begitu kenapa kita susah. Masa itu membuat orang sulit teridentifikasi, siapa bilang," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (6/3/2018).

Keputusan UIN Suka keluar untuk mencegah meluasnya aliran Islam anti-Pancasila. Berdasarkan surat keputusan rektor, mahasiswa bercadar wajib mendaftarkan diri untuk dibina sebelum tanggal 28 Februari 2018.

Hingga kini pengurus UIN Suka belum memanggil mahasiwa bercadar dan belum mendata secara serius, mana saja yang diwajibkan untuk konseling. Berdasarkan data sementara, sekitar 42 mahasiswa bercadar akan dibina oleh dosen-dosen pilihan UIN Suka.

Rektor UIN Yudian beranggapan anak-anak bercadar ini menganut Islam yang berlawanan dengan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan Islam moderat di Indonesia.

"Aturan main tidak boleh merampas hak asasi orang. Kalau anda mau mengidentifikasi orang dari awal masuk ya silakan aja. Ini maksud saya, otak-otak sempit kayak begini berbahaya karena dia datang membangun persepsi sendiri yang negatif tentang nilai-nilai agama," ujar Fahri.

Puluhan mahasiswa yang sudah didata memakai cadar di UIN Suka berasal dari berbagai fakultas, termasuk pascasarjana. Mahasiswa bercadar paling banyak ditemukan di fakultas sosial.

Yudian beranggapan bahwa anak-anak bercadar ini menganut Islam yang berlawanan dengan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan Islam moderat di Indonesia.

"Kami akan membentuk tim konseling yang terdiri dari dosen-dosen dari berbagai disiplin, ada psikologi, syariah, politik. Anak-anak bercadar akan diberi pemahaman bahwa apa yang mereka anut itu berbahaya dan membahayakan," kata Yudian kepada Tirto, Senin (5/3/2018).

Jika lebih dari sembilan kali konseling, mahasiswa tetap tidak ingin meninggalkan ideologi yang mereka anut, maka mereka akan dikeluarkan dari kampus.

Yudian membantah aturan ini terkesan merampas hak-hak mahasiswa. Alasannya, pihak kampus ingin menyelamatkan mahasiswa dari ideologi yang tak mereka pahami.

Ia khawatir anak-anak bercadar akan bernasib sama dengan perempuan-perempuan yang akhirnya dijadikan istri teroris dan ikut aliran berbahaya.

Ia pun menegaskan bahwa UIN dan mahasiswa sudah membuat perjanjian soal menaati aturan yang berlaku di kampus, termasuk soal cara berpakaian dan ditandatangani di atas materai.

Baca juga artikel terkait LARANGAN CADAR atau tulisan lainnya dari Lalu Rahadian

tirto.id - Pendidikan
Reporter: Lalu Rahadian
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Yulaika Ramadhani