Menuju konten utama

Enam Tahun Tsunami Jepang Diperingati di Aceh

Bencana tsunami yang melanda Jepang pada 11 Maret 2011 menelan korban lebih dari 18 ribu orang.

Enam Tahun Tsunami Jepang Diperingati di Aceh
Kapal PLTD Apung yang dihembas gelombang tsunami sejauh lima kilometer pada 26 Desember 2004 dari pelabuhan Ulee Lheu kini menjadi salah satu ikon wisata Banda Aceh selain Museum Tsunami dan Kapal di atas rumah. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/foc/16.

tirto.id - Enam tahun terjadinya bencana tsunami di Jepang yang terjadi pada 11 Maret 2011 silam diperingati di Aceh pada Sabtu (11/03/2017). Peringatan enam tahun tsunami Jepang ini dipusatkan di lantai 2 Museum Tsunami Aceh, Banda Aceh, sekaligus penutupan Field Trip Project Asia oleh seniman Jepang, Daisuke Takeya.

Agenda acara diawali dengan mengheningkan cipta yang dipimpin oleh Daisuke Takeya untuk mengenang para korban tsunami Jepang enam tahun silam yang menelan korban lebih dari 18 ribu orang.

Dalam acara ini, Daisuke Takeya memberikan cendera mata berupa lima poster Light from 311 Kesennuma, yakni kota di Jepang yang mengalami dampak besar ketika tsunami pada 11 Maret 2011. Poster menggambarkan tiga cahaya yang dilepaskan ke langit setiap tanggal 11 Maret.

Peringatan kali ini dihadiri puluhan tamu undangan dan menampilkan Tari Rapai oleh Rampoe Art. Ini adalah tarian khas Aceh sebagai lambang kepasrahan, kesabaran, dan ketabahan dalam menghadapi musibah.

"Ini juga pembelajaran bagi masyarakat Aceh dan Jepang dalam menghadapi bencana tsunami. Apalagi masyarakat Aceh dan Jepang sama-sama pernah mengalami tsunami. Dan bencana ini menjadi pengalaman berharga," ucap Almuniza Kamal, Koordinator Museum Tsunami Aceh, dalam sambutannya.

Almuniza Kamal mengajak semua pihak untuk saling berbagi ilmu dan wawasan mengenai pengetahuan tentang gempa bumi dan tsunami. "Keilmuan mengenai tsunami tersebut akan disampaikan masyarakat dengan harapan masyarakat lebih siap dan sigap menghadapi gempa dan tsunami yang bisa saja terjadi kapan dan di mana saja," tuturnya.

Kepala Bidang Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Amiruddin, yang hadir mewakili Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh turut menyampaikan belasungkawa atas musibah tsunami yang menimpa masyarakat Jepang enam tahun silam.

"Aceh dan Jepang bagaikan dua saudara kembar yang sama-sama merasakan kesedihan, kesulitan, kehilangan, dan kenestapaan akibat musibah besar gempa bumi dan tsunami. Korban meninggal dunia tsunami Aceh pada 26 Desember 2004 mencapai 240 ribu jiwa," papar Amiruddin.

Baca juga artikel terkait TSUNAMI

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: antara
Penulis: Iswara N Raditya
Editor: Iswara N Raditya