Menuju konten utama

Embung Tremas Fondasi Ekowisata Baru di Pacitan

Embung Tremas diharapkan menjadi modal bagi Desa Tremas dan Kabupaten Pacitan, serta menjadi titik ekonomi baru yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

Embung Tremas Fondasi Ekowisata Baru di Pacitan
Embung Tremas di Desa Tremas, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, Rabu (3/9/2025). Embung Tremas dibangun pada 2020-2021 oleh kerja sama antara The Coca-Cola Foundation, lembaga filantropi internasional dari The Coca-Cola Company, dengan Yayasan Obor Tani. tirto.id/Zulkifli Songyanan

tirto.id - Apa yang melintas di kepalamu ketika bicara soal Kabupaten Pacitan?

Jawabannya bakal sangat beragam. Mulai dari tanah kelahiran Susilo Bambang Yudhoyono (SBY); pantai-pantai ikonik seperti Klayar, Watukarung, Buyutan, dan Teluk Pacitan; hingga Goa Gong, salah satu goa terindah di Asia Tenggara yang sarat kekayaan geologis. Sekarang, ada satu bahan pembicaraan anyar jika kamu berbincang soal Pacitan: Embung Tremas.

Embung Tremas berlokasi di lereng Gunung Manukan, Desa Tremas, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan. Embung ini dibangun pada 2020-2021 oleh kerja sama antara The Coca-Cola Foundation–lembaga filantropi internasional dari The Coca-Cola Company –dengan Yayasan Obor Tani.

Berada di ketinggian 508 mdpl, Embung Tremas dikepung gundukan bebukitan sejauh mata memandang, membuatnya serupa kolam primadona di tengah lanskap hijau permai. Bukan tanpa alasan The Coca-Cola Foundation bersama Yayasan Obor Tani membangun fasilitas konservasi air tak jauh dari pesantren legendaris Pondok Tremas ini: demi mendukung solusi kelangkaan air serta memperkuat sektor pertanian lokal.

“Komitmen kami adalah menghadirkan solusi berkelanjutan yang nyata dan berdampak positif. Kami berharap embung ini bisa menjadi modal bagi Desa Tremas dan Kabupaten Pacitan, sehingga kelak bisa menjadi titik ekonomi baru yang tentunya bermanfaat bagi masyarakat luas,” ungkap Triyono Prijosoesilo, Senior Director of Public Affairs, Communications, and Sustainability PT Coca-Cola Indonesia, di kawasan Embung Tremas, Rabu (3//9).

Triyono, yang juga Ketua Coca-Cola Foundation Indonesia (CCFI), menjelaskan bahwa keberadaan Embung Tremas turut dilengkapi dengan solusi inovatif pengelolaan sampah organik "maggotisasi". Inisiatif ini terlaksana berkat kerjasama CCFI dengan BenihBaik.com.

Solusi inovatif pengelolaan sampah organik ini akan menghasilkan protein bernilai tinggi untuk pakan ternak dan pupuk pertanian. Secara garis besar, pengelolaan sampah organik "maggotisasi" berlangsung dengan skema berikut: warga mengumpulkan sampah organik, kemudian sampah akan menjadi pakan maggot, ulat dari lalat hitam.

Berkat maggot, sampah organik terurai tanpa harus dibakar atau mencemari lingkungan. Selain menghasilkan protein bernilai tinggi, hasil pengelolaan sampah organik ini juga dapat menghasilkan pupuk pertanian atau kasgot.

Dengan konsep sirkular semacam itu, masuk akal bila Triyono Prijosoesilo menilai Embung Tremas lebih dari sekadar infrastruktur. “Embung ini merupakan investasi jangka panjang untuk ketahanan pangan, pertanian, dan adaptasi terhadap perubahan iklim,” ungkap Pak Tri, sapaan akrab Triyono Prijosoesilo.

Embung Tremas Pacitan

Proses 'Maggotisasi' di Rumah Maggot, Embung Tremas, Rabu (3/9/2025). Maggot atau larva lalat hitam dimanfaatkan untuk mengurai sampah organik. tirto.id/Zulkifli Songyanan

Pengasuh Pondok Pesantren Tremas Pacitan, K.H. Luqman Haris Dimyathi menyebut total santri Tremas sebanyak enam ribu jiwa, dua kali lebih banyak dari jumlah penduduk Desa Tremas sendiri. Dengan jumlah sebanyak itu, ungkap Gus Luqman, tanpa pengelolaan yang baik urusan sampah bisa menjadi persoalan serius yang mencemari dan mengganggu kehidupan masyarakat desa.

Solusi inovatif pengelolaan sampah organik oleh CCFI dan BenihBaik.com hadir di area Embung Tremas, dan menargetkan 7 ton sampah organik terurai per 20 hari.

“Mudah-mudahan dengan adanya program pengelolaan sampah organik ini urusan lingkungan bisa didukung menjadi lebih baik, diikuti dengan potensi pemberdayaan ekonomi. BenihBaik.com merasa terhormat menjadi bagian dari kolaborasi berdampak ini,” ungkap Founder BenihBaik.com, Andy Flores Noya.

Kelebihan Embung Geomembran

Direktur Eksekutif Yayasan Obor Tani, Pratomo, menyebut Embung Tremas sebagai embung ketujuh yang dibangun Yayasan Obor Tani bersama dengan The Coca-Cola Foundation. Kerja sama kedua lembaga ini berlangsung sejak 2010. Dengan luas permukaan embung sekitar 553.72 m2 , Embung Tremas dibangun dengan dilapisi bahan geomembran.

“Lapisan geomembran bisa ditumbuhi lumut yang kemudian menjadi pakan alami ikan. Lapisan ini daya tahannya hingga 35 tahun, dan anti cracking. Karena bisa ditumbuhi lumut, permeabilitas-nya nol. Tidak ada air yang meresap ke tanah. Embung dimanfaatkan untuk menampung air hujan dan digunakan saat musim kemarau,” papar Pratomo kepada reporter tirto.id di kawasan Embung Tremas, Rabu (3/9).

Kelebihan lainnya, sambung Pratomo, posisi Embung Tremas di puncak bukit membuat airnya bisa dialirkan tanpa perlu menggunakan listrik atau bahan bakar apa pun–cukup bermodalkan gravitasi. Dengan volume sebesar 12.000 m3, Embung Tremas mampu menampung 3 juta liter air.

Embung Tremas Pacitan

Suasana Embung Tremas yang dikepung gundukan bebukitan, Rabu (3/9/2025). tirto.id/Zulkifli Songyanan

Selain membangun embung, Yayasan Obor Tani juga menyediakan berbagai bibit tanaman di sekitar Embung Tremas untuk ditanam para petani, antara lain durian, jambu, dan jeruk. Jika kelak semua bibit itu tumbuh dan berbuah, keuntungannya tentu akan dapat dirasakan langsung oleh para petani dan warga Desa Tremas sendiri.

Peluang Ekonomi Baru

Bupati Pacitan, Indrata Nur Bayuaji mengapresiasi kolaborasi lintas sektor yang terjalin di Tremas. Senada dengan Triyono Prijosoesilo, sosok kelahiran 1976 ini juga menyebut Embung Tremas dan sistem pengelolaan sampah organik yang menyertainya lebih dari sekadar infrastruktur, tetapi katalis perubahan.

“Keduanya menawarkan solusi inovatif atas tantangan lingkungan, sekaligus membuka peluang ekonomi baru. Kami melihat inisiatif ini sebagai fondasi penting untuk mengembangkan potensi Tremas sebagai destinasi agrowisata dan ekowisata di masa depan,” kata Indrata.

Embung Tremas Pacitan

Berfoto di depan 'Prasasti Peresmian Embung Tremas & Organic Waste Solution Program', Rabu (3/9/2025). Dari kiri ke kanan: Direktur Eksekutif Yayasan Obor Tani, Pratomo; Founder BenihBaik.com, Andy F. Noya; Wakil Bupati Pacitan, Gagarin Sumrambah; Bupati Pacitan, Indrata Nur Bayuaji; Senior Director of Public Affairs, Communications, and Sustainability PT Coca-Cola Indonesia, Triyono Prijosoesilo; Pengasuh Pondok Pesantren Tremas K.H. Luqman Haris Dimyathi; dan Kepada Desa Tremas, Nurhadi. FOTO/Istimewa.

Keberadaan Embung Tremas diharapkan hadir untuk menjadi tambahan destinasi wisata yang bisa dikunjungi para wisatawan saat berkunjung ke Pacitan. Bedanya, jika pantai-pantai dan goa di Pacitan terbentuk karena faktor alam, Embung Tremas hadir sebagai wujud nyata kolaborasi multi-pihak untuk menjadi solusi berkelanjutan yang nyata dan berdampak positif.

Dalam konteks semacam inilah aktivitas pariwisata menunjukkan pesonanya: di tengah mendesaknya isu lingkungan, ekowisata Embung Tremas hadir menawarkan solusi, menebar inspirasi.

Baca juga artikel terkait TREN WISATA atau tulisan lainnya dari Zulkifli Songyanan

tirto.id - News Plus
Penulis: Zulkifli Songyanan
Editor: Zulkifli Songyanan