tirto.id - Pada Reli Abidjan-Nice tahun 1977, pebalap Perancis, Thierry Sabine, tersesat di Gurun Tenere di selatan Sahara. Sejauh mata memandang, hanya ada bukit pasir dan sesekali lumpur serta bebatuan. Benar-benar bukan jalanan alias off-road. Pada momen tersebut, Sabine berpikir: kondisi berbahaya ini sepertinya cocok jadi tantangan off-road yang keren, maka lahirlah Reli Dakar, balapan terberat di dunia.
Dari 41 tahun penyelenggaraan Reli Dakar, ada satu mobil yang paling menunjukkan dominasinya: Mitsubishi Pajero. Mobil SUV asal Jepang ini memenangi 12 gelar yang tujuh di antaranya didapatkan secara beruntun dari 2001 hingga 2007.
“Ketika kita berbicara tentang Mitsubishi Pajero Sport, kesan Dakar sangat kuat. Karena Mitsubishi Pajero Sport lahir dari DNA Mitsubishi Pajero yang sukses meraih kemenangan terbanyak di ajang Reli Dakar,” kata Naoya Nakamura, Presiden Direktur PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI).
Meski berbagi DNA tangguh dengan daya tahan dan performa tinggi, Mitsubishi Pajero dan Mitsubishi Pajero Sport adalah dua model atau produk dengan spesifikasi dan segmen yang berbeda.
Mitsubishi Pajero tergolong big SUV diluncurkan pada 1982 dan saat ini sudah sampai pada generasi keempat. Sementara Pajero Sport adalah medium SUV yang diluncurkan pada 1996 dan sudah sampai pada generasi ketiga. Perbedaan lainnya, Pajero hanya memiliki penggerak roda 4WD, sedangkan Pajero Sport punya 4WD maupun 2WD. Pajero Sport juga punya transmisi yang lebih beragam.
“Meski merupakan jenis yang berbeda, Mitsubishi Pajero dan Pajero Sport memiliki kemiripan dari sisi ketangguhan serta daya tahan yang teruji di ajang balap reli internasional,” lanjut Naoya Nakamura, kian menegaskan kesuksesan Mitsubishi Pajero di Reli Dakar.
Pada generasi pertama, Mitsubishi Pajero Sport dikenal dengan nama Mitsubishi Challenger. Desainnya saat itu cenderung kotak dengan postur gagah. Awalnya, mobil ini dipasarkan hanya untuk pasar domestik Jepang. Namun penerimaan yang positif membuatnya diekspor ke beberapa negara setahun kemudian. Kegiatan ekspor ini membuat Mitsubishi Challenger dikenal dengan nama berbeda di tiap negara: Mitsubishi Pajero Sport (Eropa), Montero Sport (Amerika dan sekitarnya), Shogun Sport (Inggris), dan Strada G-Wagon (Thailand).
Pajero Sport baru memiliki generasi kedua pada 2008 dengan konsep kendaraan all round family SUV. Pada generasi kedua ini Pajero Sport pertama kali masuk ke Indonesia, yaitu pada 2009. Mitsubishi senantiasa memberikan peningkatan pada Pajero Sport, antara lain, di bagian mesin agar lebih bertenaga tapi tetap efisien bahan bakar, penyegaran pada eksterior dan interior, serta penambahan varian dengan suara halus beremisi gas buang rendah.
Di awal 2016, Mitsubishi Motors memperkenalkan Mitsubishi Pajero Sport generasi ketiga dengan tampilan baru yang lebih modern. Desain eksteriornya didominasi oleh garis-garis tajam ala dynamic shield khas logo tiga berlian Mitsubishi di bagian depan.
Pada generasi ketiga ini, dapur pacunya juga dilengkapi dengan mesin baru, transmisi baru (otomatis 8 percepatan yang menawarkan perpindahan gigi lebih halus dan efisiensi bahan bakar yang lebih baik), dan penyempurnaan sektor kaki-kaki untuk kenyamanan dan kemudahan berkendara di berbagai medan. Sekali lagi, semua pengembangan ini berangkat dari kesuksesan Pajero Sport di Reli Dakar.
Dari Reli Dakar ke Jalanan Indonesia
Bukan bermaksud Jaka Sembung ikut reli, gak nyambung kali, tentu kondisi menantang di Reli Dakar sedikit cocok dengan kondisi jalanan di Indonesia. Berdasarkan Buku Statistik Transportasi Darat yang dikeluarkan oleh BPS pada 2019, mayoritas kondisi jalanan Indonesia bisa dibilang bukan jalanan; alias off-road. Hanya 44 persen jalan yang berada dalam kondisi baik, sedangkan sisanya dalam kondisi sedang (19%), rusak ringan (15%), dan rusak berat (22%).
Kondisi jalanan Indonesia ini tentu cocok dijajaki mobil dengan DNA Reli Dakar seperti Mitsubishi Pajero Sport. Jika Gurun Sahara saja bisa dilalui, maka jalanan berlubang pun tak akan jadi masalah.
Mitsubishi Pajero sendiri memang dikembangkan untuk menghadirkan nilai premium “all-around SUV dengan standar global” yang menggabungkan tampilan tangguh, kemampuan SUV di segala medan, teknologi canggih, fitur hiburan, dan balutan gaya mewah perkotaan.
Sejak diluncurkan dari 2009 hingga hari ini, populasi Mitsubishi Pajero Sport sudah mencapai 160.000 unit dengan rata-rata pangsa pasar lebih dari 40 persen. “Sejak kehadirannya di Indonesia, Mitsubishi Pajero Sport telah cukup diminati masyarakat, dan berada pada posisi yang cukup stabil di segmennya,” ungkap Intan Vidiasari, Deputy Marketing Communication & PR Division PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI).
Salah satu produk Mitsubishi Pajero Sport yang dinilai paling tangguh, sportif, dinamis, dan agresif adalah Pajero Sport Rockford Fosgate dengan edisi spesial berwarna hitam menawan. Kesan tangguh, sportif, dinamis, dan agresif inilah yang membuat Mitsubishi Pajero Sport menerima total 40 penghargaan dari media serta publik di Indonesia selama 11 tahun terakhir.
Kesan-kesan positif tersebut juga bisa terus dipertahankan oleh Mitsubishi Pajero Sport bukan tanpa tantangan. “Kami selalu memberikan upaya terbaik untuk mempertahankan penerimaan yang baik terhadap Pajero Sport. Salah satu upaya kami adalah memberikan penawaran biaya jasa gratis kepada pelanggan (All New) Pajero Sport sejak diluncurkan pertama kali pada tahun 2016 untuk konsumen,” lanjut Intan
Tak hanya itu, mulai April 2019 hingga sekarang, pemilik Pajero Sport juga mendapatkan gratis spareparts (berdasarkan service booklet) hingga 50.000 km atau 4 tahun (mana yang tercapai lebih dulu). Lalu, untuk menarik pasar milenial, Mitsubishi juga memberikan dukungan pembiayaan yang fleksibel, mulai dari uang muka rendah, cicilan rendah, dan bunga 0%.
Sementara bagi yang tidak menyukai kendaraan off-road, lagi-lagi, mudah untuk membayangkan kendaraan SUV ini menjadi salah satu kendaraan yang tetap tidak terpengaruh di berbagai kondisi jalanan Indonesia, terutama jalanan yang jelek ketika musim hujan.
Lahir dari kendaraan tangguh pemenang ajang Reli Dakar membuat mobil berlogo tiga berlian ini unggul dibandingkan para pesaingnya, karena berlian di mana pun akan tetap menjadi berlian, sekalipun berada di gurun pasir, kubangan lumpur, dan bebatuan.
(JEDA)
Penulis: Tim Media Servis