tirto.id - Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 2, Dharma Pongrekun, mengungkapkan bakal ada pandemi baru di masa depan yang serupa dengan Covid-19.
Dia mengaku sudah melihat tanda-tanda akan adanya pandemi di Indonesia, bahkan dia menyebut demi menyiapkan situasi penuh penyakit itu, sejumlah pihak terutama industri farmasi dan kesehatan menghimpun dana hingga 24,9 juta USD.
"Tanda-tandanya sudah terlihat, dananya sudah turun, 24,9 juta USD, khusus untuk Indonesia," kata Dharma saat kampanye akbar di Lapangan Tabaci, Kalideres, Jakarta Barat, pada Sabtu (23/11/2024).
Dharma menegaskan bahwa pandemi adalah bentuk kehancuran Indonesia. Menurutnya, kedaulatan Indonesia menjadi hilang imbas pandemi Covid-19.
"Bayangkan efek kehancuran ekonomi dan akhirnya ancaman terhadap hilangnya kedaulatan bangsa bila hal itu kita biarkan terjadi," katanya.
Dia menuding industri farmasi dan produsen vaksin saat ini tengah mendesain obat-obatan baru untuk menyambut pandemi baru tersebut.
Menurut Dharma, imbas vaksin yang diciptakan dan tes PCR serta alat deteksi lainnya, membuat klinik dan industri farmasi meraup untung hingga triliunan.
Dalam agenda kampanye terakhirnya, Dharma mengingatkan kepada masyarakat bahwa hanya dirinya yang berbicara mengenai teori konspirasi di balik Covis-19 dan tak ada pemimpin daerah maupun negara yang memperbincangkannya di hadapan publik.
"Pertanyaan saya, apakah ada calon gubernur lain yang bertugas saat pandemi Covid-19 dulu? Saya berbicara untuk kepentingan Anda. Apakah ada di antara mereka yang membela hak-hak Anda? Ingat siapa saja gubernurnya," kata dia.
Ia menuding pemimpin dan kepala daerah di Jakarta sebelumnya hanya membuat kebijakan merugikan masyarakat dengan alasan pandemi Covis-19, seperti menyuruh untuk berdiam diri di rumah dan mengenakan masker yang menurutnya tak efektif.
"Mereka menyuruh Anda tinggal di rumah, menutup bisnis Anda, menutup mulut Anda dengan masker yang hanyalah kertas yang harus dibeli dengan uang yang saudara-saudara kumpulkan," kata dia.
Penulis: Irfan Amin
Editor: Irfan Teguh Pribadi