Menuju konten utama

Dharma: Anggaran 24,9 Juta USD untuk Bikin Pandemi di Indonesia

Dia menuding industri farmasi dan produsen vaksin saat ini tengah mendesain obat-obatan baru untuk menyambut pandemi baru tersebut.

Dharma: Anggaran 24,9 Juta USD untuk Bikin Pandemi di Indonesia
Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut 2 Dharma Pongrekun (kiri) dan Kun Wardana (kanan) menyampaikan visi misi pada debat ketiga pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta tahun 2024 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/11/2024). Debat terakhir tersebut mengangkat tema Lingkungan Perkotaan dan Perubahan Iklim yang dibagi atas enam subtema, yakni penanganan banjir, penataan permukiman, penurunan emisi dan polusi udara serta transisi energi terbarukan, pengelolaan sampah, ketersediaan air bersih, kota layak huni dan penataan ruang terbuka hijau. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/rwa.

tirto.id - Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 2, Dharma Pongrekun, mengungkapkan bakal ada pandemi baru di masa depan yang serupa dengan Covid-19.

Dia mengaku sudah melihat tanda-tanda akan adanya pandemi di Indonesia, bahkan dia menyebut demi menyiapkan situasi penuh penyakit itu, sejumlah pihak terutama industri farmasi dan kesehatan menghimpun dana hingga 24,9 juta USD.

"Tanda-tandanya sudah terlihat, dananya sudah turun, 24,9 juta USD, khusus untuk Indonesia," kata Dharma saat kampanye akbar di Lapangan Tabaci, Kalideres, Jakarta Barat, pada Sabtu (23/11/2024).

Dharma menegaskan bahwa pandemi adalah bentuk kehancuran Indonesia. Menurutnya, kedaulatan Indonesia menjadi hilang imbas pandemi Covid-19.

"Bayangkan efek kehancuran ekonomi dan akhirnya ancaman terhadap hilangnya kedaulatan bangsa bila hal itu kita biarkan terjadi," katanya.

Dia menuding industri farmasi dan produsen vaksin saat ini tengah mendesain obat-obatan baru untuk menyambut pandemi baru tersebut.

Menurut Dharma, imbas vaksin yang diciptakan dan tes PCR serta alat deteksi lainnya, membuat klinik dan industri farmasi meraup untung hingga triliunan.

Dalam agenda kampanye terakhirnya, Dharma mengingatkan kepada masyarakat bahwa hanya dirinya yang berbicara mengenai teori konspirasi di balik Covis-19 dan tak ada pemimpin daerah maupun negara yang memperbincangkannya di hadapan publik.

"Pertanyaan saya, apakah ada calon gubernur lain yang bertugas saat pandemi Covid-19 dulu? Saya berbicara untuk kepentingan Anda. Apakah ada di antara mereka yang membela hak-hak Anda? Ingat siapa saja gubernurnya," kata dia.

Ia menuding pemimpin dan kepala daerah di Jakarta sebelumnya hanya membuat kebijakan merugikan masyarakat dengan alasan pandemi Covis-19, seperti menyuruh untuk berdiam diri di rumah dan mengenakan masker yang menurutnya tak efektif.

"Mereka menyuruh Anda tinggal di rumah, menutup bisnis Anda, menutup mulut Anda dengan masker yang hanyalah kertas yang harus dibeli dengan uang yang saudara-saudara kumpulkan," kata dia.

Baca juga artikel terkait PILKADA 2024 atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - Politik
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Irfan Teguh Pribadi