tirto.id - Menangis saat Anda sedang bersedih, tentu merupakan hal yang wajar. Tetapi, saat bahagia sekali pun, kerap kali kita juga menitikan air mata. Melansir dari Psychology Today, pada dasarnya perasaan emosi negatif yang kuat dapat memicu ekspresi positif atau sebaliknya.
Dengan kata lain, perasaan senang, gembira, atau bahagia yang begitu kuat, dapat memicu timbulnya tangisan yang identik dengan ekspresi kesedihan.
Film, menjadi salah satu media yang membuat penontonnya kadang ikut terbawa secara emosi, dan akhirnya hanyut dalam suasana sedih atau bahagia. Pada akhirnya, dengan melihat akhir yang bahagia atau sedih dalam sebuah film, tak jarang seseorang akan menangis dibuatnya.
Dilansir dari laman Whats On Netflix, berikut ini adalah daftar film di Netflix dengan ending bahagia atau sedih, yang dapat menguras air mata penontonnya.
To All the Boys I’ve Loved Before (2018)
Disutradari oleh Susan Johnson, dengan menempatkan Lana Condor sebagai tokoh utama, film bergenre romantis ini mengisahkan tentang kehidupan percintaan masa remaja.
Seperti kebanyakan remaja lainnya, Lara Jean (Lana Condor) memiliki beberapa perasaan naksir pada beberapa pria. Setiap kali dia diam-diam naksir, ia menulis surat kepada pria itu dan menyimpannya dalam sebuah kotak di lemarinya. Bencana melanda ketika seseorang membocorkan surat Lara ke para penerimanya.
Shawshank Redemption (1994)
Kendati secara teknis disebut gagal di box office, sinema garapan Frank Darabont ini menjadi film dengan peringat teratas dalam Internet Movie Database (IMDb), situs yang biasa memberikan ulasan serta nilai pada film.
Andy Dufresne (Tim Robbins), sang tokoh utama, menghadapi kekejaman dan ketidakadilan yang mengerikan selama penahanannya di Penjara Shawshank. Namun, dia juga punya beberapa teman yang luar biasa dan dia tidak pernah kehilangan harapan, untuk keluar dari penjara tersebut.
Film ini juga dibintangi aktor kenamaan seperti Bob Gunton, Gil Bellows, serta aktor kawakan Morgan Freeman.
My Girl (1991)
Film klasik tahun 90-an yang dibintangi Anna Chlumsky dan Macaulay Culkin ini disebut sebagai film yang “membuat kantung air mata bocor”.
Film ini mengisahkan tentang hubungan yang khas antara Thomas (Macaulay), yang memiliki obsesi terhadap kematian, dengan seorang gadis bernama Vada Sultenfuss (Anna). Hubungan mereka dianggap biasa oleh sebagian orang, namun, sebenarnya tersimpan kisah mengharukan di balik semuanya.
The Pianist (2002)
Film biografi ini sangat menyayat hati, dengan mengeksplorasi kengerian dari tragedi Holocaust yang dilakukan oleh fasisme Nazi.
Kisah ini mengikuti Władysław Szpilman, seorang pianis Yahudi-Polandia yang diperankan oleh Adrian Brody. Dengan heroiknya, ketika perang meletus, sang pianis terjun dan berperan dalam banyak pemberontakan.
Di akhir hayatnya, ia akhirnya dipaksa bersembunyi, dengan piano sebagai satu-satunya teman.
The Theory of Everything (2014)
Film ini juga bergenre biografi, yang mengikuti kehidupan sang ilmuwan jenius, Stephen Hawking.
Setelah jatuh cinta dan memulai karir akademis yang menjanjikan di Universitas Cambridge, Stephen Hawking (Eddie Redmayne) menerima berita besar bahwa ia menderita penyakit neuron motorik. Dokter memperkirakan Stephen hanya memiliki dua tahun untuk hidup.
Terlepas dari semua diagnosa dokter, Jane Hawking (Felicity Jones) menyatakan bahwa dia akan tinggal bersama Stephen, dan kisahnya mengikuti detail intim pernikahan mereka, serta ketenaran dan kesuksesan Stephen yang meningkat setelahnya.
The Pursuit of Happines (2006)
Biografi yang mengharukan ini mengisahkan tentang pramuniaga tunawisma, Chris Gardner (Will Smith), yang berjuang memperbaiki diri dan membuat kehidupan yang lebih baik untuk putranya yang masih kecil.
Putranya, Gardner yang diperankan oleh Jaden Smith, menghadapi banyak masalah; dari hubungan percintaan, hukum, dan memiliki banyak musuh. Kisah perjuangan seorang ayah yang mengharukan ini, akan mampu membuat Anda berderai air mata.
Penulis: Ahmad Efendi
Editor: Agung DH