tirto.id - Ratusan buruh yang tergabung dalam berbagai organisasi menggelar unjuk rasa damai di luar gedung DPRD Sumatera Utara, Kota Medan, Kamis (28/8/2025). Selain menyampaikan tuntutan perihal kenaikan upah 10,5 persen dan program perumahan murah, buruh juga menyinggung tingkah laku para menteri serta anggota DPR RI.
Di mata Aseh Simamora (56), buruh asal Kabupaten Deli Serdang, kelakuan sejumlah pejabat dan penyelenggara negara saat ini sudah keterlaluan dan terkesan amoral. Bukan hanya menelurkan kebijakan-kebijakan yang cenderung menderitakan rakyat kecil, mereka juga kerap mempertontonkan perilaku memalukan.
Misalnya, kata Aseh, asyik berjoget ria tatkala pajak semakin tinggi dan pemutusan hubungan kerja di mana-mana. Menurut Aseh, tingkah laku itu tidak mencerminkan wakil rakyat, melainkan pelawak.
“Jijik, jijik. Apalagi melihat Eko Patrio dan Uya Kuya, tidak cocok jadi DPR. Cocoknya lengserkan. Ahmad Sahroni juga. Cocok mereka melawak saja,” ujar Aseh.
Selain kelakuan anggota legislatif, Aseh juga mengkritik ucapan-ucapan sejumlah menteri dalam kabinet Presiden Prabowo Subianto. Mulai dari Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati hingga Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman. Masing-masing diketahui pernah melontarkan pernyataan kontroversial tentang gaji guru serta kenaikan harga beras.
“Tidak cocok kelakuan mereka,” ujarnya.
Bukan hanya Aseh, kecaman serupa juga disampaikan buruh lainnya, Erna Ningsih (53). Menurutnya, kelakuan sejumlah pejabat sama sekali tidak mencerminkan penderitaan rakyat kecil. Itulah alasan dia jauh-jauh datang ke gedung dewan selain mendesak hak-hak kaum pekerja.
“Sebenarnya kami datang kemari bukan karena masalah buruh saja, tapi karena pejabat ini tadi lah darah kami meledak-ledak. Kalau bisa hari ini juga dia diturunkan,” ujar Erna.

Meski sebelah kakinya tidak lagi utuh akibat kecelakaan beberapa tahun lalu, Dedi Heriawan (48) tetap bersemangat mengikuti aksi demo kali ini karena alasan tertentu. Dedi merupakan buruh disabilitas asal Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Kecelakaan lalu lintas yang dialaminya beberapa tahun lalu menyebabkan sebelah kakinya diamputasi.

Menurut Ketua Partai Buruh Sumatera Utara Willy Agus Utomo, demo ini merupakan bagian dari aksi unjuk rasa serentak serikat buruh di seluruh Indonesia. Selain tuntutan nasional seperti penghapusan sistem kerja outsourcing, mereka juga mendesak pemerintah daerah agar menaikkan Upah Minimum Provinsi dan Upah Minimum Kabupaten/Kota Tahun 2026 sebesar 10,5 persen serta merealisasikan program perumahan murah dan layak huni bagi buruh di Sumatera Utara.
“Kalau tuntutan kami tidak direalisasikan, maka kami akan demo setiap hari,” ujar Willy.
Aksi demo buruh di Kota Medan berlangsung selama sekitar dua jam dan berlangsung lancar. Aksi ini terlihat diawasi oleh puluhan personel aparat tanpa seragam.
Setelah menggelar orasi beberapa saat, perwakilan DPRD Sumatera Utara, Abdul Rahim Siregar, muncul menemui massa. Anggota Fraksi PKS Sumatera Utara ini berjanji akan menyampaikan berbagai aspirasi buruh.
“Saya mengapresiasi kawan-kawan buruh dan petani,” ujarnya.
Penulis: Nanda Fahriza Batubara
Editor: Siti Fatimah
Masuk tirto.id


































