tirto.id - Seorang jurnalis Sulawesion.com Demas Laira, ditemukan meninggal di Jalan Poros Mamuju-Palu, Desa Tobinta Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Kamis dini hari. Di tubuh Demas ditemukan sejumlah luka tusukan, diduga Demas tewas karena dibunuh.
Menurut pemimpin redaksi Sulawesion.com Supardi Bado, Demas baru bergabung pada 1 Agustus 2020 lalu. Namun Demas memang kerap menulis berita yang kritis terhadap pembangunan di Sulawesi Barat.
"Dia sudah mengirimkan sekitar 8 berita dan beberapa berita di antaranya itu memang tulisannya mengkritisi pembangunan di daerahnya," kata Supardi kepada reporter Tirto, Jumat (21/8/2020).
Kendati begitu, Supardi masih enggan menyimpulkan bahwa Demas dibunuh karena berita. Ia berharap polisi serius menangani dugaan ini
"Kami berharapnya aparat kepolisian agar dapat menyeriusi ini. Yang kami khawatirkan dia dibunuh karena pemberitaan," kata dia.
Setidaknya ada dua berita yang ditulis Demas berkaitan dengan pembangunan. Salah satunya berjudul "Jalan di Desa Palongaan dan Batuparigi Dibiarkan Rusak Parah, Kepala Desa: Ini Jalan Kabupaten". Dalam berita itu, Demas merangkum keluhan warga tentang jalan penghubung Desa Palongaan dan Desa Batuparigi yang telah rusak bertahun-tahun tapi tak kunjung diperbaiki Pemerintah Daerah Mamuju Tengah.
Ada juga berita berjudul "Bantah Pengerjaan Proyek Tidak Sesuai, Kepala Desa Buana Siap Diperiksa Inspektor". Isinya mengkritisi proyek pelebaran jalan dan normalisasi saluran parit di Desa Buana Sakti, Kecamatan Tommi, Kabupaten Mamuju yang menggunakan Dana Desa Tahun 2020. Diduga, anggaran yang digunakan tidak sesuai RAB (Rencana Anggaran Biaya).
Berbagai pemberitaan Demas, memicu munculnya desakan untuk memecat Kepala Desa Buana Sakti Saipul Muarif. Dalam salah satu wawancara Demas, dengan nada meninggi Saipul Muarif mengaku terganggu dengan kehadiran awak media.
Jenazah Demas sudah selesai diautopsi dan kini sedang disemayamkan di rumah duka untuk dimakamkan esok hari. Sedangkan Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Mamuju Tengah Inspektur Polisi Satu Agung Setyo Negoro, hingga kini masih mendalami kasus dugaan pembunuhan itu.
"Di lokasi penemuan jasad wartawan tersebut juga ditemukan motor milik korban: kartu identitas serta sepatu sebelah kanan yang belum kami tahu pemiliknya," kata Agung Setyo Negoro.
Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Sulawesi Barat, meminta pihak kepolisian agar transparan dalam mengungkap kematian jurnalis di Mamuju Tengah tersebut.
"Kami mendesak Polres Mamuju Tengah agar segera mengungkap penyebab kematian wartawan yang diduga menjadi korban pembunuhan dan segera menyampaikan secara transparan motif pembunuhan tersebut," kata Wakil Ketua Bidang Pembelaan Wartawan PWI Sulbar Mursalim Majid, kemarin.
Penulis: Mohammad Bernie
Editor: Dieqy Hasbi Widhana