tirto.id - Menteri Kesehatan (Menkes), Nila Djuwita F. Moeloek, menilai perlunya penambahan sekitar 42.000 tenaga kesehatan untuk disebar ke masing-masing daerah terpencil se-Indonesia.
"Tenaga kesehatan itu seperti dokter, perawat, sanitasi lingkungan, ahli gizi yang sangat minim untuk daerah pelosok, karena banyak lulusan kesehatan yang belum tertarik mengabdi ke daerah terpencil," ujarnya dalam kunjungan kerja di Kuta, Rabu (13/4/2016).
Menkes yang saat itu membuka lokakarya dan rapat kerja nasional Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI), menjelaskan bahwa mereka yang mau ke daerah terpencil akan langsung diangkat menjadi pengawai negeri sipil (PNS).
"Itu untuk menggugah minat tenaga kesehatan guna mengabdi ke daerah pelosok dan puskesmas. Yang jelas, jumlah petugas kesehatan lingkungan masih sangat kurang dibandingkan dengan profesi kedokteran," ujarnya.
Ke depannya Nila, akan mencoba menjaring lulusan dari sekolah perguruan tinggi di Indonesia untuk ikut menjadi petugas sanitarian sukarela di daerah pelosok.
Untuk itu Nila meminta kepada HAKLI untuk mendata petugas kesehatannya agar ikut mengisi kekosongan petugas sanitarian (Kesling) didaerah pedalaman.
Pihaknya juga meminta kepada Ikatan Dokter Indonesia, Persatuan Perawat Indonesia, Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia dan perhimpunan kesehatan lainnya untuk mendata kebutuhan tenaga kesehatan yang diperlukan di daerahnya.
"Upaya ini dilakukan, agar serapan tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada mayarakat dapat berjalan optimal. Kita akan petakan dulu jumlah keseluruhan tenaga kesehatan ini sehingga dapat diketahui berapa kebutuhannya," katanya. (ANT)