tirto.id - Indonesia yang terdiri dari beragam budaya, etnis, bahasa, dan agama rentan mengalami gesekan. Apabila perbedaan ini tak disikapi dengan baik, konflik sosial rentan muncul. Berikut ini contoh-contoh konflik sosial di Indonesia dan penyebab terjadinya.
Secara bahasa, konflik berasal dari bahasa Inggris, yaitu "conflict". Artinya adalah pertikaian, perbedaan pendapat, perkelahian, hingga berkaitan dengan peperangan.
Susvi Tantoro dalam Sosiologi (2016) menuliskan bahwa konflik sosial berarti ketidaksepakatan tajam atau oposisi atas berbagai kepentingan, ide, gagasan, pendapat, dan sebagainya. Konflik adalah pertentangan yang ada kaitannya dengan aspek psikologis, tidak sekadar pertentangan fisik.
Ketidaksepakatan ini muncul apabila terdapat beberapa orang atau sejumlah kelompok yang berbeda kepentingan. Karena itu, konflik sosial dapat terjadi antarindividu, individu dengan kelompok, serta kelompok dengan kelompok.
Berdasarkan pengertian di atas, konflik sosial sebenarnya tidak melulu baku fisik atau pertentangan besar sampai menimbulkan pertumpahan darah. Pertengkaran suami dan istri juga bisa dikategorikan sebagai konflik sosial dalam taraf kecil.
Penyebab Konflik Sosial
Terdapat banyak faktor yang memunculkan konflik sosial. Berbagai faktor itu saling terkait sehingga konflik bisa hadir. Umumnya, konflik sosial adalah suatu gejala sosial yang lazim muncul di kehidupan bermasyarakat.
Berikut ini sejumlah penyebab terjadinya konflik sosial di masyarakat, sebagaimana dikutip dari laman Kemdikbud.
- Adanya perspektif atau pandangan berbeda tentang hidup dan masalahnya.
- Adanya latar belakang dan karakter yang unik dari masing-masing individu atau kelompok.
- Adanya perbedaan secara kodrati antara laki-laki dan perempuan, namun tak disikapi dengan baik sehingga muncul konflik.
- Adanya cara hidup yang berbeda dari individu dan manusia diciptakan dengan banyak perbedaan
Contoh-contoh Konflik Sosial di Indonesia
Berikut ini sejumlah contoh konflik sosial yang pernah terjadi di Indonesia.
1. Pemberontakan PKI Madiun 1948
Pada 18 September 1948, Partai Komunis Indonesia (PKI) melakukan pemberontakan di Madiun. Hal ini dikarenakan sejumlah pentolan PKI tidak puas dengan pemerintahan pusat. Rencananya, Madiun dijadikan kubu pertahanan dan titik tolak untuk menguasai seluruh RI.
Peristiwa Madiun 1948 memakan banyak korban jiwa, termasuk Gubernur Jawa Timur RM Suryo, dokter pro-kemerdekaan Moewardi, serta beberapa petugas polisi dan tokoh agama.
2. Peristiwa Gerakan 30 September PKI 1965
Peristiwa Gerakan 30 September PKI 1965 atau G30S PKI merupakan kasus sejarah kelam bangsa Indonesia.
Kup PKI 1965 ini menewaskan 7 petinggi Angkatan Darat (AD), yaitu Letnan Jenderal Ahmad Yani, Mayor Jenderal S.Parman, Mayor Jenderal Soeprapto, Mayor Jenderal MT. Haryono, Brigadir Jenderal D.I Panjaitan, Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo, dan Letnan Satu Pierre Andreas Tendean.
Yang lebih kelam lagi adalah peristiwa pasca G30S PKI 1965. Sekitar 500 ribu hingga 1 juta jiwa terduga afiliasi PKI melayang dipersekusi massa dan tentara. Bahkan, Sarwo Edhi yang mengomandoi pembunuhan melalui RPKAD menyebut ada 3 juta korban.
3. Peristiwa Kudatuli atau Kerusuhan 27 Juli 1996
Peristiwa Kudatuli atau Kerusuhan 27 Juli 1996 adalah kasus penyerbuan kantor Partai Demokrasi Indonesia (PDI) di Jakarta Pusat yang menewaskan lima orang, mengakibatkan 149 orang luka-luka, 136 ditahan, dan 23 orang hilang.
Penyebab kasus Kudatuli adalah dualisme kepemimpinan di tubuh PDI. Massa pendukung Soerjadi, bersama dengan aparat, menyerbu kantor DPP PDI di Jalan Diponegoro 58, Jakarta Pusat yang saat itu dikuasai pendukung Megawati.
4. Perang Sampit dan Madura 2001
Konflik sosial antara etnis Dayak dan Madura pada akhir 2000 hingga Februari 2001 menelan korban 500 orang Madura, serta lebih dari 100.000 dari mereka mengungsi keluar Sampit.
5. Konflik Partai Demokrat KLB Deli Serdang
Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang adalah momen kooptasi sekelompok politikus dengan mengesahkan kepemimpinan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
Konflik sosial ini terjadi karena ketidakpuasan sekelompok politikus atas kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Kubu KLB Deli Serdang bermaksud menggagalkan kepemimpinan AHY sekaligus mendapatkan legitimasi kepemimpinan Moeldoko. Salah satu tujuan kooptasi ini adalah memuluskan jalan menuju Pemilu 2024.
Editor: Addi M Idhom