tirto.id - Contoh alat musik tradisional yang digesek cukup banyak di Indonesia. Alat-alat tersebut menjadi bagian langsung dari berbagai kesenian musik tradisional di tanah air.
Seni musik tradisional memiliki karakteristik tertentu. Mengutip Modul Seni Budaya terbitan resmi Kemendikbudristek, musik tradisional adalah musik yang berakar pada tradisi masyarakat tertentu yang diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi.
Beberapa ciri-ciri musik tradisional antara lain adalah: punya struktur musik yang sederhana; ide musik ditulis tidak menggunakan partitur dan lebih sering dipelajari secara lisan; diwariskan turun-temurun dari generasi ke generasi; dan lirik lagunya menggunakan bahasa daerah asalnya.
Di Indonesia, ada banyak contoh seni musik tradisional. Misalnya, Karang Dodou dari Kalimantan Timur, Huda asal Minangkabau, Gambang Kromong dari Betawi, Karawitan di Jawa, dan lain-lain. Dalam pementasan musik-musik tradisional itu, ada beberapa alat musik khas daerah yang kerap digunakan, termasuk yang dimainkan dengan cara digesek.
Contoh Alat Musik Tradisional yang Digesek
Alat musik tradisional dapat dikategorikan berdasarkan cara memainkannya, yaitu alat musik yang dipukul, dipetik, digesek, ditiup, ditepuk, dan digoyang.
Alat musik tradisional yang digesek biasanya merupakan alat musik chordophone atau alat musik yang menggunakan senar. Ada juga yang bunyinya berasal dari getaran senar.
Dikutip dari modul terbitan Kemendikbudristek berjudul Keragaman Musik Tradisional (2017), alat musik tradisional yang digesek pada dasarnya terdiri dari 2 unsur pokok.
Pertama, tali yang digesek. Kedua, ruang resonansi untuk menggaungkan bunyi gesekan dengan alat geseknya.
Berikut adalah 3 contoh alat musik tradisional yang digesek beserta penjelasannya:
1. Rebab
Rebab merupakan salah satu alat musik gesek dari jazirah arab yang lantas diadopsi oleh pelaku seni tradisional di nusantara, salah satunya dari Jawa Barat atau Sunda. Seorang pemain rebab perlu memiliki tingkat konsentrasi tinggi dan rasa dalam pencarian nada. Proses pencarian nada pada alat musik ini dilakukan pada satu rentangan kawat kuningan yang tidak memiliki fret atau grip sama sekali, demikian menukil penjelasan dari artikel "Dasar-dasar Belajar Rebab Sunda" dalam Jurnal JPKS terbitan Untirta (Vol. 1, 2016).
Orang yang memainkan rebab disebut dengan juru rebab. Di Jawa Barat, rebab biasa digunakan dalam berbagai pertunjukan seni Sunda seperti Wayang Golek, Kiliningan, Ketuk Tilu, Tembang Sunda CIanjuran, Jaipongan, dan lain sebagainya.
2. Arababu
Arababu merupakan alat musik tradisional gesek yang berasal dari daerah Maluku. Alat musik ini sekilas terlihat mirip dengan Rebab. Bedanya adalah Rebab biasanya memiliki dua atau tiga senar, sementara Arababu hanya memiliki satu senar.
Arababu sendiri mulai berkembang di Maluku pada abad ke-16 setelah dibawa oleh para pedagang Arab. Alat musik ini berbentuk seperti busur dengan batang badan dari bambu yang jadi pegangan pemainnya.
Selain itu terdapat tabung resonansi yang terbuat dari setengah tempurung kelapa. Senar Arababu dibuat dari serat pohon pisang Hote. Adapun alat penggesek Arababu terbuat dari bambu dan serat pohon pisang Hote.
3. Tehyan
Tehyan merupakan alat musik tradisional gesek dari Betawi atau DKI Jakarta. Menurut laman Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, alat musik tehyan memiliki bentuk mirip dengan rangka manusia bagian badan hingga pinggul. Alat musik tehyan memiliki tangga nada diatonis.
Terdapat 2 jenis lain dari Tehyan, yaitu Sukong dan Kongahyan. Perbedaan di antara ketiganya bisa dilihat dari bentuk ukuran dan nada dasarnya.
Tehyan berukuran standar memiliki nada dasar A (ritme), Kongahyan berukuran paling kecil dan memiliki nada dasar D (melodi), serta Sukong berukuran paling besar dan memiliki nada dasar G (bass).
Penulis: Muhammad Iqbal Iskandar
Editor: Addi M Idhom