tirto.id - Arababu adalah alat musik tradisional asal Ternate, Maluku Utara yang dimainkan dengan cara digesek.
Instrumen musik gesek merupakan kelompok alat musik dari golongan Chordophone, di mana sumber bunyi dari instrumen musik jenis ini berasal dari dawai atau senar.
Alat musik gesek biasanya akan menghasilkan suatu bunyi yang melodis jika terjadi gesekan antara dawai (senar) dan busurnya (bow), demikian seperti dikutip dari Modul Mata Kuliah Instrumen Gesek oleh Denada dkk dari Prodi Seni Karawitan Institut Seni Budaya Indonesia Aceh.
Jika dilihat, Arababu sekilas mirip seperti Rebab. Namun, jika diperhatikan lebih saksama ada perbedaan yang mendasar antara Rebab dan Arababu.
Jika Rebab biasanya memiliki dua atau tiga senar, lain halnya dengan Arababu yang hanya memiliki satu senar saja. Selain itu, ukuran fisik Arababu juga cenderung lebih kecil jika dibandingkan dengan Rebab.
Arababu berbentuk seperti busur dengan batang badan yang menjadi pegangan pemain terbuat dari bambu. Sementara tabung resonansi dari Arababu terbuat dari setengah tempurung kelapa.
Arababu memiliki dawai yang terbuat dari serat phon pisang Hote. Alat geseknya terbuat dari bamboo dan serat pohon pisang Hote, demikian disarikan dari laman Budaya Indonesia.
Sejarah Perkembangan Arababu
Sejumlah sumber sejarah mencatat bahwa Arababu pertama kali berkembang di Maluku dibawa oleh pedagang Arab sebelum abad ke-16, demikian sebagaimana ditulis laman Dinas Pariwisata Provinsi Maluku.
Alat musik tersebut berkembang pesat di tengah masyarakat Maluku, dan seiring berjalannya waktu, alat musik tersebut mengalami modifikasi hingga menjadi Arababu yang dikenal saat ini.
Alat musik tradisional Arababu kerap pula dijadikan alat pengiring musik tradisional yang dikolaborasikan dengan sejumlah alat musik asal Maluku lainnya seperti Gong, Tifa, atau Fuk-Fuk.
Kehadiran Arababu yang menghasilkan suara khas bernuansa Arab-Melayu menambah keunikan tersendiri untuk musik yang didendangkan.
Saat ini, untuk menghasilkan suara yang lebih keras, Arababu diberikan fitur pengeras suara. Ini dilakukan agar Arababu tetap bisa bersanding dengan sistem suara modern yang ada di masa kini.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dhita Koesno