tirto.id - Cina membatasi peliputan terkait bocoran dokumen-dokumen sebuah firma hukum dari Panama, Mossac Fonseca, yang mengekspos tindak penyelewengan keuangan beberapa tokoh kaya dan berkuasa di dunia, dengan memblokir beberapa istilah pencarian dan menghilangkan artikel-artikel tertentu dalam jaringan.
Konsorsium Internasional Jurnalis Investigatif (ICIJ), yang telah mempublikasikan beberapa informasi dari dokumen-dokumen yang disebut “Naskah Panama” atau "Panama Papers," mengatakan dokumen tersebut juga mengungkap perusahaan-perusahaan di negara bebas pajak (Panama), yang terkait dengan keluarga Presiden Cina Xi Jinping dan tokoh-tokoh pemimpin berpengaruh lain, baik mantan maupun yang masih menjabat, seperti dikutip kantor berita Antara, Selasa, (5/4/2016).
Bocoran dokumen tersebut menyebutkan adanya kekayaan yang disembunyikan, pencucian uang, penjualan narkoba maupun kejahatan-kejahatan lain. Hal itu bertolak belakang dengan pernyataan Xi Jinping yang menyebutkan bahwa ia bersumpah akan melawan para koruptor.
Pencarian dengan kata "Panama" di mesin pencari Cina memunculkan artikel-artikel di media Cina mengenai topik tersebut, namun banyak diantara tautan tersebut tidak bisa dibuka atau hanya membuka artikel soal tuduhan kepada bintang olahraga.
Pencarian untuk "Panama Papers" dalam bahasa Cina memunculkan sebuah peringatan bahwa hasil pencarian "kemungkinan tidak sesuai dengan hukum dan aturan yang relevan sehingga tidak bisa dibuka".
Pihak pengatur internet Cina belum memberikan komentar atas hal itu serta Pemerintah Cina juga belum memberikan tanggapan terbuka atas tudingan yang disebut dalam “Naskah Panama” tersebut.
Salah seorang yang disebut dalam dokumen tersebut adalah Li Xiaolin yang merupakan anak dari mantan Perdana Menteri Cina Li Peng.
Xiaolin adalah Wakil Presiden dari China Power Investment Corporation, sebuah perusahaan listrik milik negara, serta menjadi delegasi dalam Chinese People's Political Consultative Conference (CPPCC) , sebuah badan penasehat untuk legislatif Cina. (ANT)