tirto.id - Charlie Watts, drumer band papan atas dunia The Rolling Stones meninggal dunia di usia yang ke-80 tahun. Ia meninggal di sebuah rumah sakit. Kabar itu disampaikan oleh humasnya, Bernard Doherty.
"Dia meninggal dengan tenang di rumah sakit London hari ini [Selasa] dikelilingi oleh keluarganya," demikian pernyataan dari humas Rolling Stones seperti dikutip BBC.
"Kami dengan hormat meminta agar privasi keluarga, anggota band, dan teman dekatnya dihormati di masa sulit ini."
Pernyataan itu mengatakan, Charlie Watts adalah "suami, ayah, dan kakek yang disayangi" dan "salah satu penabuh drum terhebat dari generasinya".
Sejumlah musikus langsung memberikan pernyataan belasungkawa atas kepergian Charlie Watts, seperti dua legenda The Beatles, Paul McCartney dan Ringo Starr, termasuk pula Elton John dan gitaris Queen Brian May.
Paul McCartney mengatakan Charlie Watts adalah "pria yang menyenangkan" dan "drummer yang fantastis [...] stabil seperti batu". Sementara Elton John memuji di Twitter: "Hari yang sangat menyedihkan. Charlie Watts adalah drummer terbaik. Pria paling bergaya, dan teman yang brilian."
Gitaris Queen Brian May menulis di Instagram: "Dia adalah pria terbaik yang pernah Anda temui. Dan pilar kekuatan untuk Rolling Stones - kepada siapa dia membawa sentuhan Jazz."
Biografi Charlie Watts dan Fakta-fakta Tentangnya
Charlie Watts adalah pemain drum yang kuat, namun tidak mencolok ketika bergabung bersama Rolling Stones selama lebih dari 50 tahun. Tetapi, pada tahun 2016, namanya pernah bertengger di peringkat 12 dalam daftar 100 drumer terhebat sepanjang masa versi majalah Rolling Stone.
New York Times menuliskan, Charles Robert Watts lahir di London pada 2 Juni 1941. Ia mulai berkenalan dengan musik jazz ketika berusia 12 tahun dan menjadi penggemar berat Miles Davis, Duke Ellington dan Charles Mingus.
Pada tahun 1960-an, ia bekerja sebagai seniman grafis untuk biro iklan London. Di malam harinya, ia bermain drum dengan berbagai kelompok musik. Ketika Rolling Stones terbentuk, mereka belum punya seorang drumer yang baik.
Namun, saat nama Watts menjadi salah satu pilihan, mereka tidak mampu membayarnya karena ia sudah mendapatkan gaji tetap dari berbagai pertunjukkan. Pengakuan itu datang dari sang gitaris Keith Richards. "Kami membuat diri kami kelaparan untuk membayarnya! [...] Secara harfiah. Kami pergi mengutil untuk mendapatkan Charlie Watts.”
Pada awal tahun 1963, ketika mereka bisa menjamin lima pound seminggu, Watts bergabung dengan band bersama Richards, Jagger, gitaris Brian Jones, bassis Bill Wyman dan pianis Ian Stewart.
Watts akhirnya menjadi anggota tetap Stones sejak Januari 1963, bersama dengan Mick Jagger, Keith Richards dan Brian Jones dalam kelompok pemula. Watts membantu mereka menjadi—setara bahkan menyaingi kebesaran The Beatles—salah satu band yang membawa rock 'n' roll ke masa di tahun 60an.
Ketika Rolling Stones menampilkan citra nakal untuk membuat perbedaan dengan The Beatles, Watts kebanyakan menghindari seks dan obat-obatan. Dia diam-diam menikahi Shirley Ann Shepherd, seorang siswa sekolah seni dan pematung, pada tahun 1964.
Dalam setiap tur Rolling Stones, dia akan kembali ke kamar hotelnya sendirian, setiap malam dan dia membuat sketsa. “Saya telah menggambar setiap tempat tidur yang pernah saya tempati dalam tur sejak 1967,” katanya kepada majalah Rolling Stone pada 1996.
Namun, ketika berusia 40-an, ia kecanduan amfetamin dan heroin serta hampir saja menghancurkan pernikahannya. Tapi dia berhenti setelah pingsan di studio rekaman dan pergelangan kakinya patah ketika dia jatuh dari tangga.
BBC menuliskan, gaya permainan Watts yang dipengaruhi jazz membuat lagu-lagu Stones menjadi angkuh, mendorong dan menarik pada alurnya, menciptakan ruang untuk aksen mesum Jagger. Di dalam dan di luar panggung, dia pendiam dan pendiam - berpegang teguh pada bayang-bayang dan membiarkan anggota band lainnya menyedot pusat perhatian.
"Saya sebenarnya tidak pernah tertarik pada semua hal itu dan masih belum tertarik," katanya kepada San Diego Tribune pada 1991 . "Saya tidak tahu apa itu showbiz dan saya tidak pernah menonton MTV. Ada orang yang hanya bermain alat musik, dan saya senang mengetahui bahwa saya salah satunya."
Editor: Iswara N Raditya