Menuju konten utama

Cerita di Balik Aksi Walk Out Ahok Saat Pleno KPU

Ahok cabut dari acara Pleno KPU. Ia menuding KPU tidak profesional karena acara mundur tanpa pemberitahuan. KPU berdalih ada miskomunikasi. Apa sebenarnya yang terjadi?

Cerita di Balik Aksi Walk Out Ahok Saat Pleno KPU
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kedua kanan) bergandengan tangan dengan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua Basuki Tjahaja Purnama (tengah) dan Djarot Saiful Hidayat (kedua kiri), Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto (kanan) dan Ketua Tim Pemenangan Ahok-Djarot Prasetyo Edi (kiri) usai konferensi pers di Kebagusan, Jakarta, Rabu (15/2). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A./aww/17.

tirto.id - Pilkada DKI Jakarta putaran 2 baru akan dimulai, tetapi situasi sudah mulai memanas. Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terlihat meninggalkan rapat pleno Pilkada DKI yang diselenggarakan KPU. Ia memilih cabut karena acara tidak segera dimulai. Ahok menuding KPU tidak profesional. KPU sendiri berdalih terjadi miskomunikasi. Mana yang benar?

Sabtu (15/4), KPU DKI menyelenggarakan Penetapan Peserta Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2017 Putaran II sekaligus Launching Pilkada Putaran II. Acara berlangsung di Hotel Borobudur, Jakarta. Dua pasangan yang lolos yakni Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Syaiful Hidayat (Badja) dan Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga Salahudin Uno (Anis-Sandiaga) diundang.

Dalam undangan tertulis acara akan dimulai pada pukul 19.30 WIB. Namun, hingga 19.30 WIB, acara belum terlihat dimulai. Sekitar pukul 19.50 WIB, Ahok-Djarot terlihat meninggalkan venue yang berada di Ruang Flores, Hotel Borobudur. Ahok, sapaan Basuki, langsung meninggalkan venue setelah duduk dan bersalaman dengan sejumlah pejabat di dalam ruang Flores bersama pasangannya dan para tim sukses.

Dalam pantauan Tirto, hingga pukul 18.40 WIB, suasana di depan ruang pleno terlihat lengang. Wartawan sudah berdatangan sejak pukul 17.00 WIB. ini dikarenakan dalam undangan yang disampaikan, wartawan diminta datang pukul 17.00 WIB untuk registrasi, mengambil ID Card.

Gladi bersih baru dilakukan panitia sekitar pukul 19.00 WIB. Sejumlah panitia dari KPU DKI Jakarta sudah berdiri di depan meja registrasi. Beberapa ada yang keluar-masuk ruang Flores, Hotel Borobudur selaku tempat dilaksanakannya acara pleno dan penetapan Pilkada DKI Jakarta putaran kedua. Padahal sesuai undangan, acara dijadwalkan berlangsung pukul 19.30 WIB.

Kedatangan Ahok tidak terpantau wartawan. Dari 4 paslon, hanya Djarot, Anies, dan Sandiaga yang terpantau melewati pintu utama ruang Flores. Djarot masuk sekitar pukul 18.50 WIB sambil mengenakan kemeja kotak-kotak, corak yang sama seperti yang dikenakan pendukungnya. Tak ketinggalan, sejumlah anggota tim sukses ikut menemani Djarot masuk ke dalam ruang Flores.

Tidak lama, Sekjen DPP PDIP Hasto Kristianto terlihat di depan ruang Flores, Hotel Borobudur, Jakarta. Hasto yang mengenakan pakaian kemeja hitam dengan bordiran logo PDIP itu sempat diwawancarai oleh awak media sekitar pukul 19.00 WIB. Wawancara antara awak media dengan Hasto tidak berlangsung lama, hanya sekitar 10 menit. Politikus PDIP itu langsung memutuskan untuk memasuki pintu masuk yang dilewati Djarot.

Tidak lama berselang, sekitar pukul 19.15 WIB, paslon nomor urut 3 Anies-Sandiaga terlihat di lobi ruang Flores. Awak media pun langsung berlari mengejar pasangan yang berhasil mengantongi 39 persen lebih suara dalam Pilkada DKI Jakarta putaran pertama. Dalam wawancara tersebut, Anies Baswedan selaku calon gubernur menanggapi pertanyaan awak media tentang harapan Pilkada DKI Jakarta putaran kedua.

Wawancara tak berlangsung lama. Sekitar 4 menit pasangan yang diusung Partai Gerindra dan PKS itu melaksanakan tanya jawab dengan awak media. Keduanya pun akhirnya memasuki ruang VIP pada pukul 19.20 WIB. Saat itu, Anies dan Sandi ditemani Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta M. Taufik dan sejumlah tim sukses. Di saat bersamaan, belum ada informasi kepastian acara langsung dimulai. Setelah wawancara dengan Anies-Sandi, tidak ada lagi anggota tim sukses maupun pasangan calon yang terlihat oleh reporter Tirto dari depan pintu venue.

Marah Akibat Molor

Hingga pukul 19.30 WIB, tanda-tanda acara akan dimulai belum ada. Pada sekitar pukul 19.50 WIB, pasangan petahana Ahok-Djarot datang dari lantai dua dan memasuki ruangan. Awak media yang bersiap di luar ruangan langsung menyerbu. Terlihat Ahok-Djarot dan tim sukses bersalaman dengan sejumlah pejabat KPU DKI Jakarta dan juga sempat duduk bersama dan berfoto. Kemudian, timses Ahok-Djarot sempat menanyakan kapan acara akan dimulai. Panitia pun menjawab: "Sabar, sebentar lagi". Ahok-Djarot akhirnya memilih meninggalkan ruangan.

Saat hendak meninggalkan venue, sejumlah pendukung Anies-Sandi menyoraki pasangan nomor urut 2 itu. Mereka mengucapkan, “huu… oke oce, oke oce.”

Ahok-Djarot terus berlalu meninggalkan ruangan diikuti oleh para Awak media. Ditemani oleh tim sukses, keduanya menuju ruang Sumba, Hotel Borobudur. Saat dikonfirmasi, Ahok mengaku kepergiannya tersebut dikarenakan masih ada acara lain.

"Kalau jamnya pas, kita bisa kawinan dulu. Pak Panda Nababan kan nikahin anak. Ini enggak jelas jamnya berapa," kata Ahok singkat sebelum menuju ruang konferensi pers.

Saat tiba di ruang Sumba, terlihat ruangan yang menjadi bagian Hotel Borobudur itu memang sudah dipersiapkan untuk konferensi pers usai acara pleno. Terlihat sebuah poster besar bertuliskan #Badja2menang sudah terpasang di ruang tersebut. Sekitar dua puluh bangku dipersiapkan di depan mimbar dan sekiar 50 bangku untuk para peserta.

Saat memasuki ruang Sumba, Djarot terlihat menenangkan emosi pasangannya hingga Ahok nampak tenang. Dalam konferensi pers yang berlangsung pukul 20.00 lebih, Djarot menyatakan permohonan maaf atas adanya ketidaknyamanan yang terjadi sebelum pelaksanaan pengumuman rapat pleno. Politikus PDIP itu menuturkan, mereka menghargai undangan KPU DKI Jakarta dengan datang tepat waktu.

"Tetapi, setelah kami tunggu hampir satu jam belum ada tanda dimulai," ujar Djarot.

Sementara Ahok meminta kepada penyelenggara pemilu untuk bertindak adil dalam melakukan kegiatan. Ia mencontohkan, acara harus tetap diberlakukan sesuai aturan.

"Ketika aturan itu dimulai jam 19.00 WIB, paling lambat 19.15 WIB itu harus sudah dimulai‎, ada atau tidak lengkap pasangan," kata Djarot.

Setelah itu, pasangan nomor urut 2 langsung meninggalkan ruang Sumba. Keduanya langsung menuju pintu keluar dan meninggalkan Hotel Borobudur, Jakarta.

Acara Tetap Berlanjut

Usai konferensi pers Ahok-Djarot, tidak lama acara pleno pun baru mulai digelar sekitar pukul 20.15 WIB. Acara dimulai dengan lagu-lagu dan tari jaipongan. Pada pukul 20.25 WIB, Sekretaris KPU DKI Jakarta Martin Nurhusin selaku ketua pelaksana memberikan sambutan acara pleno. Setelah itu, Ketua KPU DKI Jakarta Sumarno memberikan sambutan. Dalam sambutan, Sumarno membahas tentang sejumlah capaian, kekurangan pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta, hingga apresiasi terhadap sikap Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 1 Agus Harimurti Yudhoyono yang mengaku kalah dalam Pilkada DKI Jakarta putaran pertama lalu. Tidak lama, panitia memaparkan SK penetapan pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta DKI Jakarta putaran kedua.

Ruang Flores bergemuruh oleh para pendukung masing-masing calon. Pendukung nomor 3 ramai meneriakan OK OC, salah satu program andalan Anies-Sandiaga. Sementara pendukung paslon nomor 2 membalas dengan teriakan "huuuu".

Usai menyampaikan hasil pleno dan sambutan, Sumarno pun langsung dimintai keterangan oleh awak media sekitar pukul 21.10 WIB. Sumarno yang mengenakan pakaian batik itu mengkonfirmasi mengenai kisah perginya Ahok-Djarot dari venue pleno.

“Tadi saya datang, saya nanya apakah sudah hadir semua? Katanya ternyata belum. Jadi tidak benar tadi dianggap bahwa kita menunggu pasangan nomor urut 3. Pasangan nomor urut 3 juga sudah hadir,” kata Sumarno di ruang Flores, Hotel Borobudur, Jakarta, Sabtu (4/3/2017).

Ia mengungkapkan, Ahok-Djarot berada di ruangan lain. Ruangan tersebut juga bukan ruangan yang disediakan KPU DKI Jakarta. Alhasil, Sumarno mengklaim KPU DKI Jakarta tidak mengetahui keberadaan Ahok.

“Nggak ngerti kalau sudah menunggu. Kalau memang tadi seandainya sudah tahu, karena memang yang tiga sudah hadir, kita bisa mulai lebih awal,” ujar Sumarno.

Sumarno menduga, pernyataan tidak profesional karena acara belum dimulai hingga pukul 20.00 WIB. Padahal, dirinya mengklaim, KPU DKI Jakarta menunggu kehadiran mantan Bupati Belitung Timur itu untuk memasuki Ruang Flores. Ia menegaskan, KPU DKI Jakarta sudah siap melaksanakan acara sejak siang.

Dalam pertemuan sebelum keluar, Sumarno bercerita, dirinya menunggu sejak lama di ruangan sebelum Ahok-Djarot datang. Dirinya mengaku hanya melihat Anies-Sandi di venue. Tidak lama, Ahok datang dan bertanya tentang acara.

“Tiba-tiba beliau masuk dan menyatakan kenapa kok nggak dimulai? Saya sudah menunggu sejak lama,” kata Sumarno menirukan Ahok.

“Rupanya kita menunggu di tempat lain. Kita kan nggak tahu,” lanjut Sumarno.

Sumarno menegaskan, KPU DKI Jakarta sudah menyiapkan ruang tunggu khusus untuk para pasangan calon. Selain itu, mereka juga sudah menyiapkan makan malam sehingga bisa makan malam bersama. Hal itu dilakukan seperti pelaksanaan debat beberapa waktu lalu.

Menurut Sumarno, hal ini tidak perlu dibesar-besarkan dan saling salah-menyalahkan. Ia berpendapat, kejadian Ahok-Djarot berawal dari miskomunikasi antara paslon dengan pihak penyelenggara pleno. Dirinya pun memaklumi dan menerima kesalahan tersebut.

Menurut dia, acara hanya molor 30 menit dari undangan yakni pukul 19.30. Meski demikian, ia mengakui kesalahan panitia yang seharusnya memiliki Informasi lebih terkait kedatangan paslon.

“Kalau KPU kan biasa disalahkan, nggak apa-apa. Aku rapopo,” kata Sumarno seraya langsung memulai kembali proses acara.

Acara pun langsung berlanjut pada proses penyerahan nomor urut. Kemudian, KPU DKI Jakarta mengajak pasangan Ahok-Djarot yang diwakili oleh Sekretaris Tim Pemenangan TB Ace Hasan Shadzily dan tim sukses serta pasangan Anies-Sandi untuk berfoto dan menekan tombol tanda dimulainya kampanye Pilkada DKI Jakarta putaran kedua.

Dampak Akibat Walkout

Acara pleno pun selesai pukul 21.20 WIB. Meskipun selesai menjelang pukul 21.30 WIB, pendukung dan para petinggi partai yang hadir dalam acara pleno putaran kedua sudah meninggalkan venue pukul 21.00 WIB.

Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta M. Taufik yang meninggalkan venue pukul 21.10 angkat bicara mengenai perginya Ahok dari venue. Menurut pria yang juga Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta itu, Ahok sebaiknya menunggu.

“Ya pantes nggak pantes lah. Ya saya kira mestinya nunggu kan engak papa,” kata Taufik usai pleno.

Sementara itu, Anies-Sandi sempat angkat bicara masalah keluarnya Ahok-Djarot dari venue. Anies menilai keluarnya Ahok-Djarot tidak menjadi perhatian bagi mereka. Mereka tidak ingin berkomentar lebih jauh tentang sikap Ahok-Djarot. Ia mengklaim, dirinya dan Sandi akan berfokusnya untuk mengikuti proses ini dengan baik. Ia juga ingin agar manfaat bagi warga Jakarta yang optimal,

“Jadi enggak ada komentar khusus soal itu,” kata Anies.

Pada pukul 21.25 WIB, tim sukses nomor urut 2 Ahok-Djarot melakukan konferensi pers di Ruang Sumba. Dalam konferensi pers, tim sukses nomor urut 2 sempat menyinggung masalah sikap Ahok. Mereka mengklaim kalau pasangan mereka tidak emosional. Di saat yang sama, mereka justru menuding KPU DKI Jakarta tidak professional.

Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan, langkah walkout yang dilakukan pasangan nomor urut 2 Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Syaiful Hidayat bukan sebagai sikap emosional. Hasto mengklaim langkah pasangan yang mereka usung adalah bentuk sikap pasangan yang tegas, profesional, dan berpihak kepada rakyat.

"Itu (sikap walkout) yang ditunjukkan dengan sikap pak Basuki pak Djarot sehingga ini menjadi otokritik bagi penyelenggara KPU untuk lebih profesional," tegas Hasto usai rapat pleno di ruang Sumba.

Hasto menilai, KPU adalah penyelenggara pemilu yang berperan sebagai hakim dan wasit. Ia menilai, wasit harus mampu bersikap jujur, adil, serta mampu melaksanakan Pilkada dengan prinsip bebas dan rahasia. Kegiatan ini sebagai bentuk komitmen pasangan nomor urut 2 untuk bersikap disiplin.

"Sehingga narasi kepemimpinan yang berdisiplin tadi yang kami berikan apresiasi pada pak Basuki dan pak Djarot," kata Hasto.

Sekretaris Tim Pemenangan Ahok-Djarot Tb Ace Hasan Shadzily Ace mengklaim, Ahok sudah datang sebelum pukul 19.00 WIB.

"Beliau kalau dibilang jam 7 (malam), ya beliau akan datang jam 7 dan pada saat tadi ke bawah untuk memastikan kapan acara ini dimulai, panitia tidak menjawab secara tegas, sementara pak Ahok kan banyak agenda-agenda lain," kata Ace di Hotel Borobudur, Jakarta.

Ace mengatakan, undangan yang diberikan KPU DKI Jakarta menyatakan registrasi dimulai jam setengah 20.00 WIB sementara registrasi pukul 18.00 WIB. Ia mengklaim, Ahok tidak ditemani Liaison officer (LO) saat turun dari mobil. Setelah melihat waktu yang tidak jelas, lanjut Ace, Ahok pun memutuskan untuk menyerahkan pleno kepada tim sukses setelah melihat adanya ketidakjelasan waktu pelaksanaan acara. Mantan Bupati Belitung Timur itu pun memutuskan meninggalkan venue untuk menghadiri acara pernikahan anak politikus PDIP Panda Nababan. Ia pun menjelaskan, Djarot juga mempunyai agenda lain.

"Beliau (Djarot) juga ada pengajian. Kalau enggak salah pengajian ke daerah Jakarta Pusat. Jadi memang tidak ada kekawatiran," ujar Ace.

Politikus Partai Golkar ini menegaskan, tidak ada aturan maupun substansi yang menyatakan kisah walk out melanggar hukum. Oleh sebab itu, tidak ada masalah apabila acara rapat pleno dihadiri oleh tim sukses saja.

"Jadi sebetulnya secara substansi maupun secara hukum, tidak ada kewajiban dari pasangan calon untuk hadir. Pak Ahok tentu akan lebih memilih memenuhi undangan yang lain yang juga penting," kata Ace.

Baca juga artikel terkait AHOK-DJAROT atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Politik
Reporter: Andrian Pratama Taher & Chusnul Chotimah
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti