tirto.id - Direktur Center of Law and Economic Studies (Celios), Bhima Yudhistira menilai, target pemerintah untuk menurunkan kemiskinan ekstrem hingga nol persen sulit tercapai pada 2024. Karena masih banyak lini pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
"Kemiskinan ekstrem sulit ditekan karena masalah kerak kemiskinan bersifat struktural seperti akses pendidikan, kesehatan," kata Bhima kepada Tirto, Senin (14/8/2023).
Bhima menuturkan siklus ekonomi baru melalui proses pemulihan dari pandemi. Dia juga menilai lapangan kerja saat ini belum optimal.
"Jadi PR pemerintah cukup banyak, anggaran terbatas," ujarnya
Sementara itu, dia menuturkan untuk upaya mengentaskan kemiskinan pemerintah perlu melakukan pendataan. Langkah tersebut perlu dilakukan untuk membantu menekan angka kemiskinan.
Namun, dalam pelaksanaanya pendataan ini perlu diperbaiki sehingga masyarakat yang ada di kerak kemiskinan bisa terbantu program pemerintah.
"Tapi kembali lagi, sebaik apapun program bansos dan berjilid-jilid kalau penyimpangan di lapangan cukup marak maka program akan jadi tidak efektif. Cuma dijadikan proyek rutin saja, apalagi jelang pemilu, bansos kerap dijadikan sebagai money politic untuk beli suara masyarakat miskin," pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, menyiapkan strategi menghapus kemiskinan ekstrem di Indonesia. Salah satunya program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) yang turut berkontribusi dalam mengurangi ketimpangan ekonomi nasional.
"Salah satu cara menjembatani supaya ketimpangan ekonomi tidak semakin 'menganga' ya melalui program Pahlawan Ekonomi Nusantara," ucap Muhadjir dikutip melalui keterangannya, Senin (14/8/2023).
Muhadjir menuturkan, program pengentasan kemiskinan ekstrem perlu difokuskan pada program pemberdayaan seperti PENA. Program ini mengedepankan pelatihan keterampilan dan dukungan finansial yang lebih baik.
"Jadi kalau ini bergerak menjadi pengusaha maju, yang mikro menjadi kecil, yang kecil menjadi menengah, yang menengah menjadi besar, itu lah nanti maka ekonomi Indonesia semakin merata dan akan dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia," terangnya.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin