Menuju konten utama

Cara Merayakan Imlek 2022 di Berbagai Negara dan Tradisinya

Cara merayakan Imlek di berbagai negara, makanan khas, dan tradisinya.

Cara Merayakan Imlek 2022 di Berbagai Negara dan Tradisinya
Pengurus vihara menata lilin yang dipesan warga keturunan Tionghoa di Vihara Dharma Bhakti, Banda Aceh, Aceh, Kamis (27/1/2022).. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra.

tirto.id - Imlek tahun ini jatuh pada tanggal 1 Februari 2022. Tradisi imlek di setiap negara berbeda-beda. Imlek atau tahun baru Cina ini menjadi momen spesial yang dirayakan dengan sukacita. Terutama untuk beberapa negara yang dihuni mayoritas orang Tionghoa.

Dilansir dari laman Insider, beberapa negara merayakan imlek dengan parade, doa, dan pertunjukan lentera dan kembang api yang meriah. Berikut ini merupakan beberapa negara yang merayakan tradisi imlek dengan tradisi tertentu.

1. Cina

Mengutip dari laman Elite Traveler, Tahun Baru Imlek merupakan salah satu hari libur terbesar di negara Cina. Ada hari libur umum selama tujuh hari selama tahun baru imlek (pada tahun 2021, ini adalah 11-17 Februari), tetapi perayaan tersebut dapat berlangsung hingga 16 hari, yang berpuncak pada Festival Lentera Tahunan.

Masyarakat Cina biasanya merayakan imlek dengan makan malam keluarga saat malam tahun baru, upacara minum the tahun baru imlek, membersihkan rumah, memberikan angpao, barongsai, dan mengunjungi pasar atau pameran kuil.

2. Vietnam

Tradisi imlek di Vietnam adalah berkumpul dengan keluarga, memberi hormat kepada leluhur dan mengadakan banyak pesta yang diwarnai dengan berbagai makanan tradisional.

Dua menu yang tak pernah absen dalam perayaan imlek masyarakat Vietna, yakni mam ngu u (nampan lima buah) dan banh chung (kue persegi yang terbuat dari ketan yang diisi dengan kacang dan daging babi).

Perayaan imlek di Vietnam biasa disebut dengan Trt, atau Tet Nguyen an dan menjadi salah satu festival paling suci di negara itu karena sekaligus menandai datangnya musim semi.

Perayaan sering kali berfokus pada harapan keberuntungan dan menantikan awal yang baru; ini dilambangkan dengan bunga, tanaman, dan pohon persik, yang dapat ditemukan di pasar, toko, dan rumah.

3. Korea Selatan

Imlek di Korea Selatan dikenal dengan seollal dan biasanya berlangsung dua atau tiga hari. Selama seollal, masyarakat Korea sering mengenakan pakaian tradisional yang dikenal sebagai hanbok, bermain permainan tradisional dan saling menghibur dengan cerita rakyat kuno. Bertemu dengan keluarga dan teman-teman, melakukan ritual leluhur dan pesta juga biasa dilakukan selama liburan.

Menariknya, Korea Selatan memiliki festival kedua: Jeongwol Daeboreum, sebuah festival untuk merayakan bulan purnama pertama dari kalender lunar. Fokus utama festival ini adalah ritual Daljip, yakni membuat dan menyalakan api unggun besar dengan harapan membawa keberuntungan di tahun mendatang.

4. Malaysia

Negara Malaysia menjadi salah satu negara yang merayakan imlek karena memiliki masyarakat etnis Tionghoa. Acara budaya paling penting bagi etnis Tionghoa Malaysia berlangsung pada hari kesembilan tahun baru imlek: Pai Thnee Kong (di Penang) atau Thnee Kong Sei (di Hokkien).

Mereka biasa merayakan dengan membuat persembahan - mulai dari buah-buahan dan bunga hingga babi panggang - kepada Kaisar Giok untuk merayakan ulang tahunnya.

Sementara itu, di Hokkien ribuan orang mengunjungi altar Kaisar Giok, yang secara khusus dibangun di Dermaga Chew untuk acara tersebut. Di tempat lain, mereka yang merayakan ulang tahun Kaisar Giok akan membangun altar di rumah mereka, mengelilinginya dengan persembahan.

5. Filipina

Negara Filipina merayakan tahun baru imlek dengan pertunjukan kembang api, menonton tarian naga atau singa, memasak makanan tradisional, dan angpao. Begitu pula dengan negara Kamboja dan Singapura yang memiliki tradisi sama seperti Filipina.

Mengutip dari laman Insider, masyarakat Filipina biasa melakukan aktivitas berdoa di kuil. Rata-rata etnis Tionghoa yang menyebar di banyak negara akan melaksanakan tradisi berdoa, tarian singa, dan angpao.

Baca juga artikel terkait IMLEK 2022 atau tulisan lainnya dari Nurul Azizah

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Nurul Azizah
Penulis: Nurul Azizah
Editor: Dipna Videlia Putsanra