tirto.id - Milenial merupakan generasi dengan tantangan konsumerisme yang besar. Semakin banyak alasan bagi milenial untuk menghabiskan uang meskipun untuk hal-hal sepele.
Seringkali, nasihat-nasihat keuangan dari orangtua sudah tidak lagi relevan untuk kehidupan milenial zaman sekarang. Perbedaan zaman yang cukup signifikan membuat nasihat-nasihat tersebut tidak sesuai dengan keadaan milenial sekarang.
Misalnya milenial banyak yang memilih hidup merantau di perkotaan. Kehidupan di kota yang serba individualis dan beritme cepat membuat pengeluaran menjadi lebih banyak, yang berarti lebih sedikit menabung.
Lantas bagaimana cara hemat pengeluaran bagi kaum milenial agar memiliki tabungan untuk masa depannya?
1. Cari teman kos atau pulang ke rumah.
Membagi biaya sewa dan berbagai perlengkapan rumah tentu akan sangat menghemat uang bulanan. Terlebih lagi jika memang memungkinkan untuk pulang ke rumah, maka itu adalah pilihan terbaik.
2. Pilih kartu kredit dengan bunga rendah.
Kartu kredit apabila digunakan dengan tepat memberi banyak manfaat dan keuntungan. Namun, tidak jarang terjadi sebaliknya. Tagihan kartu kredit menjadi momok tiap bulannya. Memilih kartu kredit dengan bunga rendah, tanpa banyak biaya tambahan dan pelayanan pelangan gratis menjadi opsi terbaik.
Selain itu, penggunaannya juga perlu diperhatikan. Apabila pembayaran debit memungkinkan, akan lebih baik menggunakan debit.
3. Skip the Starbucks.
Sebenarnya, tak hanya Starbucks namun ini berlaku bagi semua konsumsi yang sekiranya dapat dengan mudah dibuat sendiri. Untuk kopi, bisa diakali dengan membeli mesin pembuat kopi dan mulai mebuat racikan kopi sendiri, yang tentunya diperlukan sedikit belajar skill dan bangun lebih pagi.
Namun, jika perubahan signifikan sulit dilakukan, pilihan lainnya adalah dengan membeli produk lebih murah namun dengan kualitas tidak jauh berbeda.
4. Tabung
Sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit. Peribahasa ini nampaknya masih relevan untuk milenial agar menyimpan uang. Caranya dimulai dengan memotong pengeluaran secara signifikan mulai dari memilih tv antenna daripada tv kabel premium, menyalakan listrik seperlunya, mandi di gym daripada di rumah, dan hal-hal sepele lainnya yang secara tidak sadar ikut menguras kantong.
Potongan dari biaya-biaya itu bisa dialokasikan untuk menabung. Konsistensi adalah kuncinya. Dengan sedikit usaha menahan diri, tips ini bukan mustahil untuk dilakukan.
5. Manfaatkan promo dari aplikasi transportasi online
Tidak jarang aplikasi online memberikan promo kepada pelanggannya. Menggunakan lebih dari 1 aplikasi juga dapat menghemat pengeluaran karena biasanya promo dari setiap aplikasi datang bergantian. Dengan begitu, pengeluaran akan bias lebih dihemat.
6. Mengolah makanan sendiri
Penelitian Bloomberg menyatakan bahwa generasi milenial lebih banyak menghabiskan uang untuk makan di luar daripada membeli sembako.
Makan di luar memang saat ini lebih mudah dan juga biasanya sebagai sarana bersosialisasi. Namun aktivitas ini menjadi salah satu penyumbang pengeluaran terbesar.
7. Jangan “menghidupi” konten
Banyak anak muda saat ini membeli suatu barang, atau pergi ke suatu tempat yang memakan banyak biaya untuk tujuan memenuhi konten di media sosial mereka.
Memang benar, media social salah satu fungsinya adalah untuk mengekspresikan diri, namun tetap sesuaikan dengan budget dan jangan terpaku untuk menjadi sama seperti orang lain. Terkadang kesederhanaan dengan bumbu kreatifitas dapat menjadi menarik dan mampu mengekspresikan diri kita yang sebenarnya.
8. Kenali kebiasaan dan tetapkan pengeluaran serta daftar biayanya
Mengenali kebiasan berbelanja dan kebutuhan bisa dimulai dengan cara menuliskan kembali pengeluaran bulan lalu dan memikirkan kembali mana yang perlu dipertahankan dan mana yang perlu dipangkas atau bahkan dihindari.
Kemudian, tetapkan biaya untuk masing-masing kebutuhan, misalkan untuk transportasi, kebutuhan harian, perawatan rumah, biaya sewa rumah dan lain-lain.
9. Cari pekerjaan freelance yang sesuai hobi
Media online banyak menerima tulisan-tulisan dan konten-konten seperti gambar, karikatur, dan karya sastra dari kontributor. Media konvensional pun masih banyak menerima karya lepas dari kontributor.
Pendapatan dari freelance bisa untuk menambah kebutuhan sehari-hari serta bisa ditabung sebagiannya.
Editor: Yantina Debora