Menuju konten utama

Cara Bangun Komunikasi Anak Berkebutuhan Khusus dengan Seni

Pendekatan seni menitikberatkan stimulasi sensor berbasis kreatif dalam seni seperti audio, visual dan kinetis.

Cara Bangun Komunikasi Anak Berkebutuhan Khusus dengan Seni
Pengunjung melihat karya seni siswa-siswa binaan Art Therapy Center (ATC) Widyatama, Lembaga pendidikan kesenian di bandung yang fokus mendidik anak-anak berkebutuhan khusus di jakarta, selasa(28/08/2018). Antaranews/ Lia Wanadriani Santosa

tirto.id - Dr. Anne Nurfarina dari jurusan seni rupa Institut Teknologi Bandung (ITB) menemukan metode berbasis seni atau Sensasi untuk berkomunikasi dengan anak-anak yang berkebutuhan khusus.

Pendekatan ini menitikberatkan stimulasi sensor berbasis kreatif dalam seni seperti audio, visual dan kinetis.

"Dalam bentuk visual misalnya, objek-objeknya real, sehingga ketika respon komunikas terbangun, kami masukkan konsep pembelajaran namanya stimulus bentukan. Semua manusia punya stimulus natural dan masing-masing berlainan. Itu yang dijadikan pintu masuk dan disebut metode Sensasi," ujar dia di Jakarta, Selasa (28/8/2018) sebagaimana dilansir Antara.

Metode tersebut kemudian dijadikan dasar sistem belajar di Art Therapy Center (ATC) Widyatama, lembaga pendidikan kesenian di Bandung yang fokus mendidik anak-anak berkebutuhan khusus.

"Dari awal masuk, kami sudah menerapkan itu. Kalau stimulus natural sudah dapat, maka kita buat stimulus bentukan yakni pembelajaran misalnya dia kekurangan kosakata, harus ada treatment khusus per orang," papar Anne yang merupakan direktur ATC itu.

Oleh karena itu, penting untuk tahu sejak dini apa yang menjadi kesukaan atau sesuatu yang membuat mereka tertarik.

"Maksimal empat kali pertemuan, mereka sudah bisa melakukan tatap mata (eye contact). Tolak ukur kami itu yang autis karena mereka yang paling sulit berkomunikasi. Kalau kita tahu apa ketertarikan mereka, mereka akan mudah merespon," papar Anne.

Ia menambahkan, "seni bisa lebih efektif membangun respon komunikasi sehingga dengan begitu bisa menjadi pintu masuk yang men-trigger anak-anak berkomunikasi, bersosialisasi mandiri. Selama mereka bisa merespon komunikasi maka kognitifnya bisa dibangun perlahan."

Selain itu Anne juga mewadahi potensi anak-anak berkebutuhan khusus di dunia seni. Ia bekerjasama dengan berbagai pihak termasuk penyanyi Andien menyelenggarakan pameran seni bertajuk "Warna-Warna" yang berlokasi di Dia.Lo.Gue Art Space, Kemang, Jakarta Selatan.

Pameran ini menghadirkan 62 karya dari 14 anak berkebutuhan khusus dan terbagi dalam tiga kategori yakni karya murni penciptaan (orisinil), karya yang menggunakan referensi foto sebagai objek kekaryaaan dan karya remake, cycling, inspiring dan duplicating.

Berbagai karya anak berkebutuhan khusus diantaranya lukisan, hiasan gantung dan berbagai karya seni. Ada juga merchandise karya siswa-siswa ATC Widyatama seperti sweatshirt, enamel, mini notebook, tote bag dan lainnya yang bisa dibeli di lokasi pameran atau Bukalapak.

Andien yang berkesempatan mengunjungi siswa-siswa binaan ATC di Bandung beberapa lalu mengagumi karya seni mereka. Dia bahkan berpikir ingin menggunakan salah satu karya mereka menjadi sampul depan CD albumnya atau bahkan busana mereknya.

Pameran "Warna-Warna" berlangsung mulai Selasa hingga 9 September mendatang.

Baca juga artikel terkait PARENTING

tirto.id - Gaya hidup
Sumber: antara
Penulis: Sarah Rahma Agustin
Editor: Yulaika Ramadhani