Menuju konten utama
Kampanye COVID-19

Cara Agar Liburan Natal 2021-Tahun Baru 2022 Produktif & Terkendali

Berkaca dari pengalaman libur panjang 2 tahun terakhir, terlihat bahwa kelalaian prokes atau kurang terkendalinya mobilitas bisa memicu lonjakan kasus.

Cara Agar Liburan Natal 2021-Tahun Baru 2022 Produktif & Terkendali
Sejumlah wisatawan berada di kompleks Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Magelang, Jateng, Rabu (28/10/2020). ANTARA FOTO/Anis Efizudin/aww.

tirto.id - Liburan Natal 2021 dan tahun baru 2022 (Nataru) sudah di depan mata. Agar tetap produktif dan terkendali dari penyebaran virus corona saat masa libur Nataru, masyarakat dapat menerapkan 5 panduan yang dibagikan oleh Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19, belum lama ini.

Liburan Nataru wajib diantisipasi oleh siapa pun baik pemerintah, pemda, maupun seluruh lapisan masyarakat. Berkaca dari pengalaman libur panjang selama 2 tahun terakhir, terlihat bahwa kelalaian prokes atau kurang terkendalinya mobilitas dapat memicu lonjakan kasus.

Dari hasil analisis Satgas COVID-19, ada 3 kali periode libur panjang di tahun 2020 dan 2021 penyebab kenaikan kasus. Di antaranya, libur Idul Fitri 2020, libur Kolektif Maulid Nabi dan Natal 2020, serta libur Idul Fitri 2021.

Infografik BNPB Cegah Lonjakan Kasus di Awal Tahun 16 Nov

Infografik BNPB Cegah Lonjakan Kasus di Awal Tahun. tirto.id/Fuad

Untuk itu terdapat 5 hal yang perlu dilakukan demi mencegah lonjakan kasus di awal tahun 2022, atau selepas liburan Natal 2021 dan tahun baru 2022, tetapi membuat masyarakat tetap produktif, yaitu sebagai berikut:

1. Jalankan protokol kesehatan 3M secara komprehensif dan konsisten

Tidak terpisah-pisah dalam memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Ketiganya harus terintegrasi, mengingat satu dan upaya lainnya saling mengisi celah penularan COVID-19. Prokes harus diterapkan di mana pun dan kapan pun selama rangkaian kegiatan dan perjalanan.

2. Segerakan vaksinasi COVID-19 sebagai tanggung jawab dalam melindungi masyarakat yang rentan

Dengan segera divaksin, orang-orang yang tidak bisa divaksin, misalnya, anak kurang dari 12 tahun maupun orang dengan komplikasi kesehatan tertentu, dapat terlindungi karena menjamin lingkaran interaksi mereka dengan orang yang peluang tertularnya lebih rendah.

3. Inisiatif melakukan testing atau pengobatan COVID-19 jika merasakan gejala COVID-19

Jika merasakan gejala mirip COVID-19 harap masyarakat segera melakukan testing COVID-19 di fasilitas kesehatan terdekat. Hal ini bertujuan mencegah penularan, dengan terdeteksi lebih cepat dan meningkatkan angka kesembuhan karena ditindaklanjuti lebih cepat pula.

4. Analisis risiko penularan sebelum berkegiatan

Misalnya, jika memperhatikan sirkulasi udara dan durasi kegiatan, masyarakat dihimbau memilih kegiatan di luar ruang dengan durasi yang lebih singkat. Masyarakat juga perlu mempertimbangkan urgensi untuk bepergian khususnya bagi mereka yang sedang merasa tidak dalam keadaan fit.

5. Ikuti perkembangan kebijakan yang berlaku dan mematuhinya

Masyarakat diminta adaptif dengan penerapan gas rem yang ada dan terus mengikuti perkembangan kasus maupun kebijakan yang ada. Untuk itu dibutuhkan kedisiplinan yang tinggi agar kebijakan dapat memberikan dampak yang signifikan dalam pengendalian COVID-19.

“Saya ingin mengajak kita semua untuk menjadikan momen libur panjang sebagai tantangan kolektif, tantangan Indonesia untuk segera terbebas dari pandemi COVID-19. Melalui segala persiapan dan kerja keras untuk menerapkannya, maka kita bersama dapat mencegah lonjakan kasus atau gelombang kasus baru lainnya,” kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito, dalam keterangan pers di Jakarta, Selasa, 9 November 2021.

Banner BNPB Info Lengkap Seputar Covid19

Banner BNPB. tirto.id/Fuad

Baca juga artikel terkait KAMPANYE COVID-19 atau tulisan lainnya dari Ibnu Azis

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Ibnu Azis
Editor: Yantina Debora