Menuju konten utama

Buwas Siap Tiru Kebijakan Duterte

Kepala BNN Komjen Budi Waseso mengaku siap menembak mati para pengedar narkoba di Indonesia.

Buwas Siap Tiru Kebijakan Duterte
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Budi Waseso (kiri) menunjukkan sejumlah barang bukti narkotika jenis sabu beserta tersangka di kantor BNN Pusat, Cawang, Jakarta Timur, Rabu (4/5). Tirto/andrey gramico

tirto.id - Kepala Badan Narkotika Nasional Komjen Pol Budi Waseso (Buwas) menyatakan kesiapannya untuk mengikuti jejak presiden Filipina, Rodrigo Duterte, untuk menembak mati para pengedar narkoba.

Jenderal yang akrab disapa Buwas ini menyatakan, pihaknya sudah menyiapkan pasukan khusus untuk menjalankan rencana ini. "Kami tinggal menunggu senjata standar yang kami pesan dan akan datang pada November," tegasnya saat ditemui dalam acara 'Ngopi Bareng Buwas-Pimred Media' di Surabaya, Jawa Timur, Rabu malam, (26/10/2016).

Buwas juga menjelaskan, untuk melengkapi operasi tersebut, jajarannya sudah menyiapkan sekitar 50 ekor anjing pelacak (K-9) khusus narkoba.

"Lima puluh ekor k-nine itu sudah kami latih dalam enam bulan dan daya endus dan lacaknya sudah teruji, bahkan saya sendiri yang berangkat ke Belanda atas perintah Presiden untuk belajar khusus teknik menciptakan k-nine itu," paparnya.

Pasukan K-9 bentukan BNN tersebut rencannya akan ditambah dengan anjing-anjing pelacak lokal. "Untuk itu, BNN sudah bekerja sama dengan komunitas pencinta anjing. Jadi, kami serius memerangi narkoba karena pengguna narkoba di Indonesia sudah mencapai 5,9 juta,l orang," imbuhnya.

Buwas menolak jika tindakannya nanti akan dianggap melanggar HAM. Ia berdalih, tindakan keras tersebut sudah ada dasar hukumnya.

"Pernyataan Presiden bahwa Indonesia berstatus darurat narkoba itu sudah di atas UU, bahkan Presiden menyatakan perang pada narkona. Selain itu juga ada Perkap (Peraturan Kapolri). Tindakan mereka yang merusak jutaan generasi muda itu justru lebih melanggar HAM," tandas Buwas.

Ia juga berdalih bahwa tindakan tersebut akan dilakukan dengan prosedur yang berlaku dan bisa dipertanggung jawabkan.

"Kami tidak ngawur, karena tindakan tegas itu juga terukur, sebab akan kami lakukan pada pengedar yang kami sudah punya data pelanggaran hukumnya. Kalau sudah begini masih direhabilitasi justru kita yang kalah, karena mereka pasti cari mangsa lagi," katanya dalam acara yang juga dirangkai dengan pertemuan BNN/BNNP dan Reserse Narkoba se-Indonesia dan dihadiri oleh Kapolda Jatim Irjen Pol Anton Setiadji, Wagub Jatim H Saifullah Yusuf, Kasdam V/Brawijaya, Kasarmatim, Kasgartap, dan Ketua PWI Jatim Akhmad Munir itu.

Dalam kesempatan yang sama, Kapolda Jatim Irjen Pol Anton Setiadji mengakui kendala paling berat dalam penegakan hukum untuk kasus narkoba adalah melawan 'musuh' dari dalam. Untuk itu, ia pun sepakat bila aparat yang terlibat peredaran narkoba juga ditembak mati.

"Kalau musuh di luar itu gampang mengatasi, tapi kalau 'musuh' itu ada di dalam itulah yang paling sulit, karena setiap tindakan kita bisa bocor kepada musuh di luar, sehingga penegakan hukum pun bisa berantakan (gagal). Mereka juga layak ditembak mati, karena merusak citra Polri," katanya.

Dalam kesempatan itu, Ketua PWI Jatim Akhmad Munir menilai Komjen Buwas dalam penegakan hukum di Tanah Air merupakan sosok yang memiliki daya kejut. "Bagi wartawan, tentu hal itu sangat layak untuk diberitakan, apalagi untuk pemberantasan narkoba yang patut mendapat dukungan media," katanya.

Baca juga artikel terkait NARKOBA atau tulisan lainnya dari Putu Agung Nara Indra

tirto.id - Hukum
Reporter: Putu Agung Nara Indra
Penulis: Putu Agung Nara Indra
Editor: Putu Agung Nara Indra