tirto.id - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) meneliti senyawa aktif turunan minyak serei sebagai kandidat bahan baku obat antikanker.
Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Bahan Obat dan Obat Tradisional BRIN Galuh Widiyarti mengatakan serei mengandung senyawa sitronelol dan geraniol yang mempunyai beberapa aktivitas sebagai antibakteri, antijamur, antiparasit, dan sitotoksik terhadap beberapa sel kanker.
"Penelitian itu diharapkan dapat meningkatkan kemandirian Indonesia dalam menghasilkan bahan baku obat yang berasal dari tanaman obat untuk mendukung pengembangan industri farmasi Indonesia dan membuka peluang kerja sama dengan industri atsiri dan farmasi," Kata Galuh dikutip dari Antara, Jumat (26/5/2023).
BRIN melakukan riset dengan membuat turunan senyawa ester, yaitu ester sitronelol dan geraniol. Kedua senyawa itu selanjutnya dilakukan docking terhadap Pim1 kinase dengan MVD dan docking 6frb dengan AutoDock 4.2.
Apabila rerank skor docking lebih rendah dari senyawa ester sitronelol dan geraniol maka akan disintesis lebih lanjut.
Hasil sintesis tersebut menghasilkan esterifikasi sitronelol dan geraniol dengan memanfaatkan kandungan asam karboksilat yang terkandung dalam minyak sawit. Lalu dilakukan pemurnian, diidentifikasi, uji toksisitas menggunakan BSLT serta uji sitotoksisitas secara in vitro terhadap sel kanker MCF7 (alamar blue) dan sel vero (MTT).
Beberapa hasil dari penelitian itu ester sitronelol dan geraniol hasil sintesis sitotoksik terhadap sel kanker murine leukimia P388. Senyawa ester alifatik (ester sitronelol baru) mempunyai potensi sebagai senyawa antikanker serta analisis sifat ADME dan drug likeness berpotensi sebagai kandidat obat.
Kajian in siliko menggunakan program AutoDock 4.2 menunjukkan bahwa ester (CIB dan GIB) berpotensi sebagai antimikroba.
Hasil uji in vitro menunjukkan bahwa kedua senyawa ester tersebut lebih kuat aktivitas antimikroba dibandingkan senyawa asam. Kedua senyawa ester tersebut mempunyai potensi untuk dikembangkan lebih lanjut menjadi senyawa antibiotik.
Hasil kajian itu memberikan harapan baru untuk memperoleh bahan baku obat kandidat antikanker payudara dan antibiotik dari turunan minyak serei. Hal itu untuk membantu memecahkan masalah resistensi antibiotik.
"Kajian itu harus dikembangkan karena memerlukan banyak sekali penelitian untuk mendukung hasil kajian tersebut," kata Galuh.