tirto.id - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mencatat, terjadi sembilan kali guguran lava pijar dari puncak Gunung Merapi hari ini (19/1/2019) sejak pukul 00.00-06.00 WIB.
Menurut BPPTKG, guguran lava yang terjadi sembilan kali tersebut, berdurasi sekitar 14 hingga 36 detik.
"Jumlah guguran 9 (berdasarkan data seismik). Durasi: 14-36 detik," tulis akun resmi BPPTKG, Sabtu (19/1/2019).
Namun, jarak luncur tidak teramati karena kondisi cuaca di Gunung Merapi yang berkabut.
Sementara berdasarkan pengamatan BPPTKG dari Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Kaliurang pada Sabtu pagi, cuaca gunung teraktif di Indonesia itu dilaporkan berkabut.
"Via PGM. Kaliurang visual #merapi berkabut, cuaca mendung, suhu udara 21,4 derajat Celcius, kelembaban 89 persen RH, pressure (tekanan udara) mencapai 916,4 hpa, angin tenang," terang BPPTKG.
BPPTKG selama mengamati gunung api itu pada Jumat (18/1/2019) kemarin dari pukul 00.00 hingga 24.00 WIB, mencatat 28 kali gempa guguran dengan amplitudo 3 sampai 55 milimeter yang berlangsung selama 11,3 sampai 88,5 detik.
Sedangkan gempa frekuensi rendah tercatat satu kali dengan amplitudo 3 milimeter yang berlangsung selama 15,2 detik.
Berdasarkan analisis morfologi kubah lava Gunung Merapi yang terakhir dirilis BPPTKG, volumenya mencapai 439.000 meter kubik (m3) dengan laju pertumbuhan mencapai 3.400 meter kubik per hari atau lebih kecil dari pekan sebelumnya.
Data aktivitas vulkanik mencatat, kubah lava masih stabil dengan laju pertumbuhan yang masih rendah, rata-rata kurang dari 20.000 meter kubik per hari.
Status Gunung Merapi hingga saat ini masih berada di Level II atau Waspada. BPPTKG merekomendasikan untuk sementara agar tidak melakukan kegiatan pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian yang berkaitan dengan upaya mitigasi bencana.
Selain itu, warga juga diimbau tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Penulis: Dewi Adhitya S. Koesno
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno